Dewa Obat Tak Tertandingi

Mengaku Salah



Mengaku Salah

0Siang dan malam para komandan pasukan Penjaga Angin Kencang berkumpul di balai utama. Ekspresi wajah mereka terlihat tegang.      
0

"Jin, apa menurutmu orang-orang dari Perkumpulan Tabib ini sudah gila? Mereka menolak kristal energi murni kualitas tinggi. Bukankah ini menunjukkan kalau mereka sudah tidak mau lagi beramah tamah dengan kita?" tanya seorang komandan kecewa.      

Raut wajah Jin Huanzhen juga tidak berbeda jauh dengan komandan ini.      

"Jin, kau juga merupakan yang paling tua dan berpengalaman di sini. Pikirkan sebuah cara! Sebentar lagi kita akan berangkat. Kalau kita tidak memiliki bekal pil-pil obat, apa yang akan kita gunakan untuk bertarung melawan para petarung dari Dunia Tanpa Akhir?" kata komandan yang lainnya lagi.      

"Apa menurutmu mereka ini tidak suka karena kita terlalu sedikit memberikan kristal energi murninya? Apa mereka menggunakan kesempatan ini untuk meminta lebih?"      

Jin Huanzhen masih jengkel. Dia mengibaskan tangannya.      

"Baik, baik! jangan berisik lagi. Besok pagi, aku akan pergi ke tempat Yang Xiu. Aku merasa apa yang terjadi ini bukanlah masalah sederhana. Kalian semua, tolong tenang dulu. Kalian bisa kembali dan beristirahat dulu. Tunggu sampai aku mendapat berita besok."     

Dua hari setelahnya, pagi-pagi Jin Huanzhen langsung menemui Yang Xiu di kediamannya.      

"Tetua Yang, kita ini sudah bekerja sama lama sekali. Kau juga tahu kalau pil obat tersebut menjadi mati dan hidupnya saudara-saudara kita. Kau tidak tinggal diam begitu saja!" Jin Huanzhen berkata dengan seringai di wajahnya.      

"Aiya. Kenapa kau datang lagi? Bukankah aku sudah katakan kalau aku ini sibuk. Aku sungguh tidak memiliki waktu untuk membantumu membuat pil obat!" Yang Xiu pun membalas kalimat Jin Huanzhen dengan seringai di wajahnya.      

Jin Huanzhen menarik lengan baju Yang Xiu dan kemudian langsung berlutut di hadapannya.      

"Jin Huanzhen, apa yang kau lakukan?" kata Yang Xiu, terkejut.      

"Kakak Yang, aku, Jin Huanzhen, membuang harga diriku hari ini! Jika aku tidak bisa mendapatkan pil obat dan Yang Mulia Kaisar Angin tahu tentang hal ini maka aku-lah yang akan menanggung akibatnya. Kakak, tidak mungkin kan kau akan membiarkanku mati begitu saja" Jin Huanzhen berkata dengan tangisan di wajahnya.      

Yang Xiu mendesah panjang.      

"Jin Huanzhen, bukannya aku tidak mau membantumu. Aku memang tidak bisa."      

Hati Jin Huanzhen mulai kembali sedikit tenang. Dengan masih sesenggukan dia bertanya, "Kakak Yang, apakah aku telah menyinggung perasaanmu? Katakan saja kalau aku memang telah menyinggungmu. Kau tidak bisa mengabaikanku dengan cara begini."     

Alis Yang Xiu menegang lagi. Dia menghela nafas panjang.      

"Jin Huanzhen, aku kira aku tidak perlu meragukan persahabatan kita. Kau tahu sendiri tentang hal itu. Tapi kali ini, aku memang tidak bisa membantumu. Aku akan menjelaskan. Tapi aku harap kau tidak menyebarkannya kalau aku yang bercerita."     

Hati Jin Huanzhen kembali senang. "Katakan Saja. Aku bersumpah kalau aku sampai membocorkan apa yang Kakak Yang akan ceritakan maka aku akan mati mengenaskan tersambar petir."     

Yang Xiu mengangguk.      

"Sebenarnya... ini...."     

Yang Xiu merentangkan tangannya kemudian menunjuk ke arah langit dengan satu jarinya. Ekspresi wajah Jin Huanzhen langsung berubah. Meski Yang Xiu tidak mengatakannya tapi dia sudah tahu apa yang dia maksud.      

Siapa lagi yang memiliki posisi lebih tinggi dari Yang Xiu? Jawabannya adalah Penguasa Bintang.      

Kalau memang sudah seperti ini berarti masalahnya memang sudah besar. Meski kekuatan dari Penguasa Bintang tidaklah sekuat Kaisar Angin namun status keduanya hampir sama.      

"Ini.... Ini... alasan apa kira-kira yang dipakai oleh Yang Mulia Penguasa Bintang hingga beliau sampai mengeluarkan perintah seperti ini?" Jin Huanzhen bertanya lagi. Kali ini nada suaranya terdengar terkejut.      

Yang Xiu mendesah.      

"Mungkin telah ada seseorang yang sangat menyinggungnya hingga dia sampai membuat perintah seperti ini. Baiklah, hanya ini yang bisa kusampaikan. Aku tidak bisa berkata lebih banyak lagi. Kalau sampai Yang Mulai Penguasa Bintang tahu maka tidak akan ada orang yang bisa selamat darinya."     

Jin Huanzhen sepertinya ingat suatu kejadian yang mengerikan. Kali ini wajahnya terlihat berubah menjadi takut.      

"Ah? Ada kejadian seperti itu? Orang tua itu kelihatan sangat menyenangkan, Namun kalau dia sudah marah perangainya menjadi begitu menakutkan". Ye Yuan agak terkejut.      

You Guang terlihat begitu menanti apa yang selanjutnya akan dikatakan oleh Ye Yuan.      

"Bukankah memang seharusnya begitu. Dulu ketika kakak senior belum masuk ke perguruan ini, tidak ada seorang pun di ibukota ini yang tahu. Atau mungkin memang tidak ada yang berani untuk mengatakannya. Guru memang orangnya sangat berwibawa. Dia langsung pergi ke istana dan berdiri di tengah-tengahnya, menantang Kaisar Angin. Pangeran ketiga bahkan sampai bunuh diri karenanya. Dari awal sampai akhir, Kaisar Angin begitu malu. Sebenarnya, waktu itu dia sudah menyerah."     

Ye Yuan menganggukkan kepala. Peristiwa itu sungguh memalukan. Wajar kalau Kaisar Angin tidak berani menampakkan wajahnya lagi di hadapan Penguasa Bintang.      

Kematian Pangeran Ketiga dipakai untuk meredakan amarah Penguasa Bintang dan menyelamatkan harga diri Kaisar Angin. Banyak orang yang menganggap bahwa peristiwa waktu itu memang harus diselesaikan dengan cara demikian.      

Waktu itu Shi Haoran belum bergabung dengan perguruan Penguasa Bintang. Namun sudah mempertimbangkan Shi Haoran untuk menjadi muridnya. Ketiga Shi Haoran memiliki masalah dengan Pangeran Ketiga, Penguasa Bintang langsung menuju ke istana dan memaksa Pangeran Ketiga untuk bunuh diri. Sejak saat itu, Penguasa Bintang terkenal sebagai orang yang melindungi para muridnya.      

Dua hari terakhir ini, Ye Yuan menjadi pemandu bagi para murid senior sehingga dia tampak tak memiliki banyak pekerjaan. Meski begitu, pekerjaan seperti ini juga tidak mungkin diselesaikan dalam sekali waktu.      

Di antara para murid senior itu, yang paling enggan menerima Ye Yuan adalah You Guang. Dia menantang Ye Yuan. Hasilnya sudah jelas. Dia kalah.      

Sejak saat ini tidak ada murid senior yang meragukan kalimat Penguasa Bintang.      

Beberapa murid senior juga terlihat mendatangi tempat Ye Yuan untuk meminta nasehat atas beberapa masalah. Tentu saja seperti biasa, Ye Yuan mampu memberikan kalimat terbaik sebagai penyelesaian.      

Setelahnya, para murid senior menjadi lebih yakin kalau apa yang dikatakan Penguasa Bintang memang benar adanya tentang Ye Yuan. Ye Yuan bahkan bisa memberikan penjelasan yang lebih dalam dan mudah untuk dipahami.     

Meski para murid memiliki kepribadian yang berbeda, mereka merupakan orang-orang yang jujur dan suka berterus terang. Mereka tidak cemburu pada Ye Yuan. Mereka bahkan menganggap Ye Yuan sebagai mentor dan teman yang ramah.      

Sepertinya para murid memang memiliki karakteristik sifat yang sama dengan leluhur mereka Li Daohang.      

Berbeda dengan keadaan Ye Yuan yang bahagia di Perguruan Penguasa Bintang, kondisi Pangeran Ketujuh justru berbanding terbalik, kacau.      

Beberapa hari ini, banyak masalah besar yang muncul di ibukota. Mereka sibuk mencari tahu alasan kenapa Penguasa Bintang menolak untuk membantu keluarga kerajaan.      

Meski banyak orang yang tidak tahu alasan jelasnya, tetapi mereka seperti sudah tahu apa duduk persoalannya.      

Awalnya, Pangeran Ketujuh tidak merasa apa yang dia lakukan pada Ye Yuan bukanlah suatu hal besar. Jika dia tidak berniat untuk membunuh Ye Yuan mungkin Shi Haoran juga tidak akan berbuat apa-apa pada dirinya.      

Waktu itu, sepertinya Pangeran Ketujuh itu lupa kalau masih ada Penguasa Bintang di Perguruan. Sosok yang jauh di atas Shi Haoran. Selain itu, Zhao Chenggan juga nampaknya lupa akan peristiwa yang pernah terjadi pada Pangeran Ketiga. Waktu itu, dia memang belum lahir.      

Meski memang dia sudah pernah mendengarnya namun dia tidak menganggapnya serius. Zhao Chenggan terkejut begitu tahu bahwa Perkumpulan Tabib menolak memberikan pil obat pada pasukan Penjaga Angin Kencang. Dia langsung ingat dengan cerita peristiwa tentang saudara tuanya ini.      

Sudah dua hari ini, Pangeran Ketujuh terlihat begitu cemas. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Zhao Chenggan pergi bertemu dengan Kaisar Angin untuk mengakui kesalahannya.      

Di dalam bangunan istana kediaman Kaisar Angin tidak nampak seorang pun. Zhao Chenggan berdiri di balai utama namun dia merasa ada begitu banyak mata yang saat ini seperti sedang menguasainya.      

"Zhao Chenggan, ingin bertemu dengan Baginda Kaisar!" Zhao Chenggan menahan rasa takutnya.      

"Ada apa ini?" Sebuah suara terdengar menggaung dari kejauhan seperti datang dari dunia lain.      

"Anakmu ini... ini.."      

Zhao Chenggan berlutut dan berkata dengan sangat cemas.      

"Aku pantas untuk mati Yang Mulia! Sikap Perkumpulan Tabib karena aku... Aku berharap Ayahanda akan memberikan aku hukuman!"      

Tidak ada jawaban. Hanya suara nafas Zhao Chenggan yang terdengar di seluruh balai utama istana ini.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.