Dewa Obat Tak Tertandingi

Kharisma Cahaya Putih



Kharisma Cahaya Putih

0Ye Yuan terkejut dengan atmosfer megah di ibukota. Dilihat dari jauh, tempat ini seperti seekor binatang raksasa yang hidup sendirian dan mengeluarkan aura kekuatan yang membuat orang memujanya. Ini adalah kota suci bagi para semua petarung yang hidup di Dunia Badai Ganas. Kota ini tidak saja menjadi sebuah ibukota tetapi juga tempat kediaman Kaisar Angin. Banyak sekali sosok hebat dari Alam Tanpa Ikatan yang ada di sini.      
0

Meski Ye Yuan tidak terlalu kagum dan menghormati Kaisar Angin, dia harus mengakui bahwa di hadapan manusia tersebut dia tidak ada apa-apanya. Ketika dirinya sampai di pintu gerbang ibukota, Ye Yuan menemukan ada sesuatu yang aneh.      

Ada begitu banyak petarung yang sedang antri. Panjangnya hingga bermil-mil jauhnya. Dengan penglihatannya yang tajam, Ye Yuan bisa melihat bahwa ada beberapa orang yang sedang memeriksa di pintu masuk gerbang.      

Ye Yuan memutuskan untuk ikut mengantri. Dia bertanya pada seorang petarung dengan suara pelan,"Kakak, aku baru kali pertama datang ke kota ini. apakah memang selalu ada pemeriksaan ketat seperti ini? Kalau mereka tetap memeriksa maka kita tidak akan bisa memasuki kota meski malam telah tiba."      

Orang yang ditanyai Ye Yuan juga terlihat tidak dalam keadaan senang.      

"Uh! Aku juga tidak tahu. Dulu, tidak seperti ini. Apa kau tidak tahu berapa jumlah orang yang lalu lalang dari dan ke ibukota? Kalau mereka selalu memeriksa seperti ini, bukankah mereka sendiri yang akan kelelahan? Entah apa yang terjadi sehingga mereka sampai memperketat pemeriksaan. Ada yang mengatakan kalau ada mata-mata dari dunia lain yang sedang berkeliaran. Bukankah itu omong kosong saja? Kalau terus seperti ini, orang seperti kita yang sering masuk keluar ibukota akan kehilangan banyak waktu."      

Si petarung itu mengeluh. Ketika Ye Yuan mendengar kata mata-mata dari dunia lain dia menjadi cemas. Apakah dia yang dimaksud? Atau mungkin... Suku Keluarga Lan?      

Hanya Suku Klan Lan yang tahu kalau Ye Yuan sudah masuk ke Dunia Badai Ganas. Wajar sekali kalau mereka sudah memberitahu pihak ibukota.      

Seperti berita tentang kematian Lan Bao juga sudah mereka dengar. Jika tidak, mungkin saat ini tidak ada pemeriksaan besar-besaran seperti ini di gerbang ibukota.      

Karena pihak ibukota sudah tahu tentang dirinya, akan sangat sia-sia jika Ye Yuan tetap ikut mengantri.      

Ye Yuan tidak akan melakukan hal tolol seperti ini. Dia menggerutu, "Antriannya panjang sekali. Aku tidak akan bisa masuk ibukota meski aku menunggu sampai besok. Lupakan! Padahal tujuanku datang ke ibukota adalah untuk memperkaya pengalamanku. Aku tidak akan sudi untuk buang-buang waktu seperti ini."      

Selesai berbicara, Ye Yuan berbalik arah dan meninggalkan barisan panjang antrian.      

Karena memang antriannya sangat panjang, banyak juga orang yang mengeluh dan akhirnya keluar dari jalur antrian. Jadi apa yang dilakukan Ye Yuan tidak menarik perhatian banyak orang.      

Ye Yuan dengan santainya berjalan menjauh dari ibukota namun kepalanya kesakitan memikirkan cara lain untuk ke sana lagi. Pemeriksaannya begitu ketat. Tidak mungkin dirinya masuk tempat Kaisar Angin.      

Ye Yuan tidak pintar menyamar. Jika dia mampu merubah dirinya menjadi orang lain maka Suku Klan Lan pun tidak akan bisa mengetahui siapa dirinya.      

Saat ini, dia hanya sedikit merubah penampilannya. Orang-orang yang memiliki penglihatan tajam akan dengan mudah mengenalinya.      

Tepat pada saat Ye Yuan sedang berpikir, sebuah kereta kuda mendekat. Ini adalah rombongan putri dari sebuah keluarga besar yang sedang kembali dari perjalanannya. Melihat pemandangan tersebut, tercetuslah sebuah ide dalam kepala Ye Yuan. Dia mencari tempat sepi kemudian melepaskan Cahaya Putih. Binatang itu lebih suka dilepas keluar. Setiap dia menghirup udara di luaran, dia selalu berjingkrak senang.      

Kali ini Ye Yuan tidak memiliki banyak waktu untuk bermain-main dengan macan kecil ini. Dia berkata pada Cahaya Putih sambil tetap memegangnya, "Cahaya Putih, sekarang waktunya kau menunjukkan karismamu! Aku nanti akan masuk Artefak Ruang. Bawa aku naik kereta kuda itu. Carilah cara untuk membuat si nona dalam kereta itu mau membawamu ke dalam ibukota, paham?"      

Cahaya Putih memang tidak bisa berbicara namun dia sangat pintar. Dia paham apa yang dikatakan Ye Yuan dan menganggukkan kepala tanpa mengerti.      

Karena ragu Cahaya Putih mungkin tidak akan menganggap serius perkataannya, akhirnya Ye Yuan mengulang perintahnya.      

"Hei Kau makhluk kecil! Hidupku bergantung pada dirimu. Kalau kau tidak berhasil maka nantinya aku tidak bisa membuat gula-gula untukmu."      

Ketika mendengar kalimat Ye Yuan, tubuh Cahaya Putih langsung gemetar. Gula-gula yang dimaksud oleh Ye Yuan adalah pil obat.      

Sejak makhluk itu mengikuti Ye Yuan, dia makan pil obat seperti layaknya gula-gula. Berapa pun pil obat yang Ye Yuan berikan padanya, dia akan tetap bisa menelannya. Hal itulah yang membuat tingkat kekuatan Cahaya Putih meningkat dengan sangat pesat. Saat ini dia sudah berada di tingkat akhir 2 dan sebentar lagi akan naik ke tingkat 3.      

Peningkatan kekuatan yang terjadi dengan Cahaya Putih sungguh luar biasa karena hampir tidak ada binatang iblis yang bisa melakukannya. Inilah yang membuat, ancaman dari Ye Yuan membuat Cahaya Putih langsung bersemangat tinggi.      

Melihat kereta kuda sudah datang mendekat ke arah ibukota, Ye Yuan langsung bergegas. Dia mengeluarkan mantranya dan secepat kilat tubuhnya langsung menghilang masuk ke dalam Artefak Ruang Jiwa.      

Cahaya Putih membawa Artefak Ruang yang sekecil debu bersamanya kemudian dia langsung berubah menjadi sebuah goresan cahaya yang bergerak cepat menuju kisi jendela kereta kuda.      

"Ahh!"      

Ada dua orang wanita muda yang sedang duduk di dalam kereta. Ketika mereka mendapati cahaya putih melesat ke dalam kereta, terdengar suara ketakutan.      

Namun begitu mereka mendapati bahwa cahaya putih yang melesat itu ternyata adalah seekor kucing kecil, mereka langsung meleleh.      

Tepat pada saat itu, tirai kereta dibuka oleh seorang pemuda tampan. Dia melongokkan kepalanya ke dalam bilik di mana dua gadis itu berada.     

"Lingxue, apa kau baik-baik saja?"      

Kali ini, Shangguan Lingxue sudah menyembunyikan Cahaya Putih di bawah roknya. Jadi si pemuda itu tidak bisa melihatnya.      

Ye Yuan masih merasa akan ada hal buruk yang mungkin terjadi. Jadi, dia masih mengamati keadaan yang ada di luar artefak dari dalam.      

Saat ini, Cahaya Putih di sembunyikan dalam rok Shangguan Lingxue. Ye Yuan mengamati keadaan sekitar dari dalam rok. Sungguh, kecantikan yang dia lihat terlalu berlebihan. Dia hampir saja mimisan mendapati dirinya dalam keadaan seperti ini.      

"Tidak ada apa-apa. Ada serangga yang masuk dan membuatku ketakutan. Kau tak usah khawatir. Qing sudah mengusirnya," Kata Shangguan Lingxue.      

"Oh begitu. Kalian, duduklah dengan benar. Kita akan memasuki ibukota," kata lelaki yang menyibak tirai.      

Shangguan Lingxue baru mengeluarkan Cahaya Putih keluar dari bawah roknya kali ini, Dia terlihat sangat senang.      

"Dari mana datangnya macan kecil putih ini? sungguh imut!" Lingxue mengusapkan wajahnya ke Cahaya Putih.      

Sebenarnya, Cahaya Putih ingin menghindar tetapi ketika dia mengingat kalimat Ye Yuan dia mencoba bertahan dan membalas perlakuan Shangguan Lingxue dengan mengusapkan wajahnya yang berbulu lembut.      

Kali ini, Cahaya Putih juga memberikan senyuman lebar sebisanya, binatang itu terlihat seperti seekor anak kucing. Dia terlihat sangat imut.      

Shangguan Lingxue langsung terpesona dengan Cahaya Putih dan memeluknya dengan erat, seolah tidak mau berpisah dengannya.      

Gadis itu menciumi Cahaya Putih, membelainya sehingga membuat Cahaya Putih hampir saja mengamuk. Dia tidak terima diperlakukan seperti seekor binatang piaraan padahal aslinya dia adalah seekor binatang iblis yang hebat. Bagaimana bisa seekor binatang iblis tingkat dewa bisa menghadapi perlakuan macam ini?      

Sebuah percakapan terdengar dari luar.      

"Ini adalah ijin perjalanan kami. Mohon cepat ijinkan kami masuk ibukota!" kata lelaki yang tadi membuka tirai.      

"Baik!" si penjaga berpikir sebentar kemudian membiarkan mereka masuk.      

Ketika kereta kuda sudah masuk ke ibukota, akhirnya Ye Yuan bisa bernapas lega.      

"Siapa namamu?"      

Cahaya Putih menyalak.      

"Kau mengikutiku sedari tadi kan?"      

Dengan menyalak, Cahaya Putih gemetar.      

"Lingxue, kita sudah sampai!"      

Kereta kuda berhenti. Terdengar teriakan seorang lelaki dari luar. Sangguang Lingxue masih sibuk dengan Cahaya Putih dan tidak fokus ketika ada suara dari luar.      

Namun, begitu dia lengah, Cahaya Putih langsung melesat keluar dari kisi jendela dan pergi.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.