Dewa Obat Tak Tertandingi

Perasaan Tidak Enak



Perasaan Tidak Enak

0"Bagaimana? Apakah Tuan Muda hidup lagi?"      
0

"Tidak. Aku tidak melihat tanda-tanda kehidupan! Anak ini sepertinya sedang berlagak untuk mempermainkan kita kan?"      

"Ah! Tuan Muda adalah orang baik dan kekuatannya pun tinggi. Dia adalah pilihan yang tepat untuk menjadi calon Kepala Suku selanjutnya. Meski aku tahu ini tidak mungkin tapi aku masih berharap kalau dia bisa membuatnya hidup lagi. Sepertinya....."     

"Kau benar! Langit pun sepertinya cemburu dengan orang macam Tuan Muda! Sayang sekali dia harus mati muda seperti ini."      

Para anggota Keluarga Li sedang serius berdiskusi. Sementara sebagian besar orang yang hadir di balai ingin menyaksikan bagaimana Ye Yuan bisa membawa Li Yang hidup kembali. Li Yang adalah orang baik yang memiliki hubungan baik dengan orang-orang di suku Awan Jingkrak.      

Orang tua yang beradu argumen dengan Ye Yuan sebelumnya bernama Guru Dao Yuan. Diam-diam tadi dia ternyata tegang mendapati Ye Yuan yang bersikap penuh percaya diri dengan kemampuannya akan membawa Li Yang kembali hidup. Dia menjadi ketakutan, khawatir kalau apa yang dikatakan Ye Yuan itu benar adanya. Sekarang, ketika dia melihat Ye Yuan ternyata tidak bisa membuktikan perkataannya, dia semakin membenci Ye Yuan.      

Ketika wakil kepala suku melihat apa yang dilakukan Ye Yuan tidak berhasil, dia hanya tersenyum kecut.      

"Hei kau anak muda! Apa yang sekarang akan kau katakan? Li Yang sudah meninggal dan sekarang kau justru menodai jasadnya. Apa yang kau lakukan ini merupakan sebuah kejahatan yang mengerikan."      

Kepala suku kini melihat Ye Yuan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dadanya gemetar menahan amarah yang sudah sangat bergejolak di dirinya.      

"Hei kau! Matilah kau!" kepala suku menggertakkan giginya dengan mengeluarkan kata-katanya satu per satu dengan pelan.      

Amarahnya kini sudah sampai ubun-ubun. Dia menyaksikan bagaimana jasad anaknya dipermainkan oleh Ye Yuan. Siapa pun pasti akan marah mendapati kejadian semacam ini.      

Kepala suku berjalan ke arah Ye Yuan dengan aura yang meningkat begitu langkahnya mendekat ke Ye Yuan.      

Raut wajah Lan Feng juga menjadi semakin muram begitu dia melihat sikap kepala suku. Bukanlah hal yang mudah bagi Lan Feng untuk menghadapi seorang petarung di tingkat kesembilan Transformasi Bahari. Meski begitu, dia tidak bisa membiarkan Ye Yuan meninggal begitu saja.      

Ye Yuan menepuk tangan Lan Feng. Wajahnya terlihat kelelahan. Dia tenang saja menghadapi kemarahan kepala suku seolah orang kuat itu tidak sedang menghadap ke arahnya. Kepala suku menjadi semakin marah mendapati Ye Yuan terlihat begitu santai. Tubuh kepala suku langsung menghilang. Pukulan telapak tangannya sudah tiba di hadapan Ye Yuan.      

"Uhuk! Uhuk!"     

Tepat pada saat itu, terdengar suara batuk-batuk dari dalam peti mati. Kepala suku langsung menggigil ketakutan dan menghentikan pukulannya padahal jarak antara tangannya dan tubuh Ye Yuan tinggal tiga inci.      

Ye Yuan tetap bersikap tenang dan berkata dengan santainya kepada kepala suku.      

"Li Yang sudah bangun. Bukankah kau ingin menyapanya?"      

Si kepala suku diam kaku. Dia tidak hanya sadar dengan apa yang sedang terjadi tetapi juga mengabaikan Ye Yuan dan langsung pergi menuju peti mati Li Yang. Air mata kepala suku mengalir dengan deras. Li Yang.. ternyata memang hidup kembali. Anak muda itu kesulitan untuk membuka mata. Wajah buram yang ada di hadapannya perlahan terlihat jelas.      

"A-Ayah?" Li Yuang memanggil orang tua di hadapannya dengan suara lemah.      

"Li... Li Yang.. anakku! Kau benar-benar bangun, nak! Ayah pikir ayah tidak akan pernah bertemu denganmu lagi."      

Kepala suku merasa seluruh dunia yang tadinya hancur kini telah utuh kembali. Rasanya takjub mendapati anaknya sudah kembali lagi ke sisinya.      

Di sisi lain, Li Hong terlihat begitu kelelahan ketika mendapati Ye Yuan baik-baiks aja. Ketika tadi dia melihat pukulan tangan kepala suku diarahkan pada Ye Yuan. Li Hong merasa bahwa hidupnya pun harus diakhiri saat ini juga. Li Yang telah mati karenanya dan kini apakah Tuan Muda Ji juga harus mati karenanya? Ketika mendapati dirinya dalam keadaan seperti ini Li Hong merasa tidak ada gunanya dia hidup di dunia ini.      

Ketika kepala suku menghampiri peti mati anaknya, Li Hong mendekati Ye Yuan.      

"Tuan Muda Ji, apa kau tidak terluka?"      

Li Hong belum bisa bersikap tenang. Dia masih gelagapan ketika bertanya.      

Ye Yuan memberikan jawaban dengan senyuman dan membalas.      

"Lagian dia juga tidak memukulku. Aku baik-baik saja."      

Setelah mendapat jawaban dari Ye Yuan, Li Hong menjadi lebih tenang.      

"Bagus kalau begitu. Karena jika terjadi sesuatu pada Tuan, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Dan lagi, ajian magis apakah yang kau masukkan pada raga Tuan Muda sehingga dia bisa hidup kembali?"      

Ye Yuan tersenyum, "Apanya yang menghidupkan orang! Dia itu belum mati. Aku hanya membantunya untuk melancarkan jalur energi meridiannya yang tersumbat agar dia bisa bernafas kembali."      

"Ti.. Tidak mati? Apa maksud Tuan? Bahkan Guru Dao Yuan, kepala suku dan wakil kepala suku dan semua tetua mengkonfirmasi kalau Tuan Muda LI Yang sudah meninggal. Aku juga tidak merasakan energi vitalnya lagi? Bagaimana mungkin dia tidak mati?' Li Hong bertanya karena dia semakin bingung.      

Ye Yuan memonyongkan bibirnya.      

"Meski aku ceritakan padamu kau juga tidak akan paham. Manusia itu dilahirkan dengan energi murni qi. Kau tidak bisa menentukan orang masih hidup atau sudah mati hanya dengan nafasnya saja. Kau juga harus melihat energi murni Qi miliknya. Li Yang baru saja meninggal kemarin jadi energi murninya belum ditutup. Jika sebelumnya dia benar-benar meninggal dunia tidak akan ada yang bisa aku lakukan."     

Li Hong makin terlihat bingung. Dia sungguh tidak paham kalimat yang diucapkan Ye Yuan. Sampai usianya saat ini, dia belum pernah mendengar apa itu energi murni Qi. Yang dia tahu adalah energi vital yang sebenarnya tidak sama dengan energi murni. Apa yang dialami Li Hong sejujurnya bisa dikatakan normal. Karena Ye Yuan memang sedang menjelaskan tentang sesuatu yang tidak diketahui oleh manusia yang hidup di tingkatan dunia bawah.      

Hanya tabib yang benar-benar ahli dan juga memiliki tingkat kekuatan jiwa di Seni Mistis yang mampu melihat energi murni Qi. Bagi para tabib, hidup matinya seseorang tidak dilihat dari energi vital, detak jantung, nafas melainkan dari energi murni Qi.     

Sebelumnya ketika Ye Yuan memasuki balai, dia masih melihat sedikit energi murni Qi yang tertinggal di dalam tubuh Li Yang. Dia tahu bahwa pemuda ini masih bisa diselamatkan.      

Jurus jari yang tadi Ye Yuan gunakan adalah jurus Jari Emas Sangat Keras, sebuah jurus yang lebih tinggi dari pada Jurus Jari Hantu yang dulu pernah Wan Donghai tunjukkan padanya. Dulu Ye Yuan sering menggunakan jurus tersebut untuk menyelamatkan banyak orang. Kini Li Yang adalah salah satunya.      

Jurus jari ini sebenarnya memiliki sembilan tingkatan yang hampir sama dengan tingkatan kekuatan kanuragan. Ye Yuan yang saat ini berada di tingkat kedua Formasi Kristal menggunakan jurus jari tingkat 3 yang cukup menguras tenaganya.      

"Lalu.. apakah Li Yang akan sembuh?" tanpa memperhatikan kondisi Ye Yuan, Li Hong bertanya.      

Awalnya, Li Hong berpikir bahwa dia akan mendapatkan jawaban yang pasti. Tidak disangka Ye Yuan menggelengkan kepalanya.      

"Masih terlalu awal untuk mengatakan dia akan sembuh. Aku hanya membantu mengalirkan energi yang tertahan di jalur meridiannya. Itu pun hanya gejalanya saja. Akar penyakitnya belum diatasi. Beberapa hari ke depan dia akan mati juga."     

"Lalu... apa yang bisa kita lakukan?" Li Hong berseru.      

Ye Yuan menjawab dengan geram.      

"Apa yang bisa kita lakukan? Aku tidak ada hubungannya dengan urusan Li Yang. Aku melakukan hal ini karena orang-orang tua itu membuatku tidak enak jadi aku pun harus membalas perbuatan mereka."      

Kebetulan, kepala suku mendengar kalimat Ye Yuan. Dengan cepat dia membantu Li Yang untuk berdiri bangkit dari peti mati dan membawa anaknya itu menghadap membungkuk pada Ye Yuan.      

"Maafkan orang tua yang gegabah ini. Aku pantas mati, anak muda. Aku minta maaf atas perbuatanku. Aku harap kau bersedia memaafkanku."     

Ye Yuan hanya terlihat heran mendapati sikap orang tua itu.      

"Bukankah tadi kau bermaksud untuk membunuhku? Jikalau kau tidak mendengar suara batuk anakmu, mungkin saat ini aku pasti juga ikut mati, kan?"      

Wajah kepala suku menjadi merah malu. Meski begitu karena dia orang tua yang cukup berpengalaman tentang hidup, dengan cepat dia berkata, " Ini semua memang salah orang tua ini. Aku melakukannya karena sangat mengkhawatirkan kondisi anak lelakiku."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.