Dewa Obat Tak Tertandingi

Memberi Nasehat



Memberi Nasehat

0Ye Yuan mengibaskan tangannya dan berkata dengan senyum di wajahnya, "Aku tidak akan bertengkar denganmu."      
0

Tanpa menunggu si kepala suku untuk bernapas lega, Ye Yuan berkata lagi, "Tapi....."     

Kepala suku menelan ludahnya dan dengan hati-hati melanjutkan kalimat Ye Yuan, "Tapi apa , anak muda?"      

Ye Yuan melihat ke arah Guru Dao Yuan dan Zhu San dengan sorot mata tidak ramah, "Aku ingin bertarung dengan dua orang ini."      

Ketika Guru Dao Yuan dan Tetua Zhu San mendengar pernyataan Ye Yuan, raut wajah mereka berubah.      

Kepala suku dengan cepat menjawab, "Anak muda, kami tadi tidak bisa melihat sesuatu yang hebat layaknya Gunung Tai! Bukankah orang hebat seperti kamu ini seharusnya memiliki kepalan hati untuk memaafkan? Guru Dao Yuan dan Tetua Zhu San melakukannya karena mereka memikirkan Li Yang. Itulah kenapa mereka melarangmu menyentuh Li Yang. Bagaimana kalau kami memberikan apa keinginanmu untuk menebus kesalahan kami. Selama Suku Awan Jingkrak bisa, kami akan mengabulkannya."      

Mata Ye Yuan berbinar sesaat. Dia tersenyum ke arah Guru Dan Yuan dan Tetua Zhu San.      

"Karena kedua tetua melakukan hal itu demi Li Yang maka sepertinya aku tidak pantas mencari masalah lagi. Baiklah. Aku anggap apa yang terjadi barusan tidak pernah ada."      

Mendengar kalimat Ye Yuan, kepala suku menjadi lega. Seandainya Ye Yuan masih bersikap picik, mempermasalahkan kalimat kedua tetua Suku Awan Jingkrak barusan maka kepala suku tidak tahu apa yang seharusnya dia lakukan.      

Kepala suku berhati-hati untuk tidak menyinggung perasaan Ye Yuan. Anaknya baru saja kembali hidup. Kalau sampai dia bermasalah dengan Ye Yuan maka kemungkinan dia akan kehilangan anaknya lagi. Kalau sudah seperti ini, dia sendiri tidak akan bisa bertahan lama hidup di dunia.      

"Baiklah kalau begitu! Karena Tuan Muda sudah kembali maka bubar! Cepat turunkan semua kain putih sutra pembawa sial ini!" Perintah kepala suku.      

Di sebuah ruang tidur, Li Yang terbaring lemah dan bahkan tidak kuat untuk berbicara. Ye Yuan berada di sampingnya memeriksa nadinya.      

Setelah cukup lama, Ye Yuan melepaskan tangannya dari nadi Li Yang dan kemudian berdiri. Kepala suku Li Teng mengikuti Ye Yuan dan bertanya, "Tuan Muda Ji, penyakit apa yang diderita Li Yang?"      

"Dia tidak sakit!" kata Ye Yuan.      

Li Teng terlihat sangat muram, "Aku tahu orang tua macam aku ini memang sudah membuat kesalahan padamu..."     

Ye Yuan mengeluarkan tangannya dan memotong kalimat lelaki tua itu, "Li Yang tidak sakit tetapi dia terkena racun."      

"Racun?"      

Dia terlihat terkejut mencerna informasi baru dari Ye Yuan. Dilihat dari kondisinya Li Yang memang sakit. Tidak ada tanda-tanda dia diracuni.      

"Kau tidak percaya?"      

"Dari mana datangnya racun itu Tuan Muda Ji? Tentu saja aku percaya dengan perkataanmu."      

"Namun jelas menunjukkan kalau kau tidak percaya."      

"........"     

Ye Yuan menjelaskan, "Racun yang saat ini ada di tubuhnya bernama Bubuk Penghilang Pikiran. Racun itu tidak berwarna juga tidak berasa. Bahkan alat artefak magis seperti Jurus Perak Hebat pun tidak bisa mendeteksi racun ini. Aku yakin kalian.. tidak memiliki artefak ini kan?"      

"Ini....." Li Teng hanya bisa menghela nafas panjang begitu dia mendengar kalimat Ye Yuan. Anaknya saat ini terkena racun yang bahkan tidak bisa dideteksi oleh artefak magis tingkat 3. Ini benar-benar racun yang tidak biasa.      

"Sebenarnya ketika aku mendengar percakapan Li Hong dan teman-temannya ketika menjelaskan tentang gejala yang muncul pada Li Yang, aku sudah curiga. Namun setelah aku tadi mendiagnosanya baru aku yakin. Bubuk Penghilang Ingatan memang tidak menunjukkan gejala yang terlihat begitu masuk ke dalam tubuh. Yang terlihat hanyalah, tingkah dari penderita terlihat agak aneh. Racun ini bisa menyebar dalam waktu satu bulan. Ini adalah racun yang sangat kuat," kata Ye Yuan.      

"Lalu.....apakah racun ini memiliki penawarnya?' Tanya Li Teng dengan tubuh gemetar.      

"Pastinya ada. Tapi... aku rasa aku tidak harus memberikannya padamu kan?" kata Ye Yuan dengan nada santai.      

Li Teng tertegun mendengar jawaban Ye Yuan. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak melepaskan amarahnya.      

Li Teng tahu kalau Ye Yuan memang memiliki keahlian. Hanya saja, anak ini terlihat congkak. Meski memang tadinya dia meremehkan Ye Yuan, tapi Li Teng sendiri adalah petarung di tingkat kesembilan Transformasi Bahari. Sebuah posisi yang jauh di atas Ye Yuan. Sebenarnya, Li teng itu tidak tahan diperlakukan seperti itu oleh Ye Yuan. Kalau bukan demi Li Yang, dia pasti sudah akan meledak sedari tadi.      

Tidak disangka Ye Yuan sepertinya mampu membaca pikiran Li Teng yang tidak senang padanya.      

"Apa pun yang membuatmu kecewa saat ini, katakan saja. Jangan hanya disimpan dalam hati. Nanti, Anda malah akan jatuh sakit sebelum Li Yang sembuh. Nanti orang-orang itu yang akan senang."      

Li Hong sedari tadi ada di samping Ye Yuan, namun tidak berani membuka mulut. Namun, begitu mendengar kalimat terakhir Ye Yuan, dia akhirnya tidak tahan untuk ikut membantah.      

"Tuan Muda Ji, kau seharusnya harus bersikap sedikit lebih sopan."     

Ye Yuan melihat ke arah Li Hong dan berkata, "Kau masih berani bicara? Kau ini bodoh! Mengatakan apa yang kau inginkan lewat kematian. Apa kau tahu kalau kau mati maka kau akan masuk ke perangkap orang-orang. Jika kau mati, tidak akan ada orang yang mengasihimu. Mereka bahkan akan menginjak-injak mayatmu dan meludahinya."      

Li Hong adalah orang yang pintar mengambil sikap, dia diam saja tidak membalas perkataan Ye Yuan. Namun, kali ini justru Li Teng lah yang marah.      

"Kau! apa kau tidak tahu apa itu hal baik? Apa menurutmu dunia ini berhenti berputar kalau tidak ada dirimu? Aku berterima kasih karena kau telah menyelamatkan Li Yang tetapi apa kau ini tidak bersikap semena-mena?" kata Li Teng dengan suara keras karena marah.      

Ye Yuan hanya tertawa.      

"Lelaki Tua, nasehat itu memang terasa pahit seperti pil obat. Jika bukan karena Li Hong, aku tidak akan peduli dengan apa yang terjadi di sini. Tunggu saja nanti sampai kau dan anakmu celaka dan terbunuh oleh orang lain. Kalian bisa bersama kembali di dunia akhir nanti."      

Li Teng mendengus sambil berkata, "Kau terlalu membesar-besarkan masalah untuk menakuti orang."      

Di sisi lain, Li Hong sepertinya paham apa maksud dari kalimat Ye Yuan.      

"Tuan Muda Ji, apakah maksud dari perkataanmu itu....."     

Ye Yuan tertawa keras kemudian berkata, "Apa kau tidak merasa bahwa peristiwa ini terasa janggal?"      

"Ah? Apa maksudmu? Tidak, orang-orang di suku kami ini hidup rukun. Kepala suku dan wakilnya sudah bersahabat selama ratusan tahun. Kami yang masih muda pun saling rukun. Tuan Muda Ji, apakah Anda terlalu banyak berpikir tentang banyak hal?" Li Hong bertanya dengan suara yang semakin terdengar lelah.      

Ye Yuan pun menunjukkan wajah yang melelahkan.      

"Setia terhadap sukumu itu memang bagus tapi jangan bodoh seperti itu. Kenapa kau tidak bisa berpikir dengan teliti, kenapa Tuan Mudamu tiba-tiba terkena racun? Bagaimana bisa kau dikirim ke tempat berbahaya untuk mencari Ginseng Darah Ilusi Lembayung. Bukankah kepala sukumu ini terlihat lebih tua dibanding sebelum kau pergi? Selain itu, siapakah yang saat ini bertanggung jawab untuk mengatur banyak hal di Suku Awan Jingkrak. Pakai otakmu Li Hong! Mungkin dulu kepala sukumu ini memang memiliki hubungan yang baik antara dulunya tapi sekarang...."     

Ketika Ye Yuan selesai berbicara, Li Teng dan Li Hong berpikir keras. Li Hong kemudian berkata dengan lemah, "Jadi maksudmu Tetua Dao sengaja melakukan semua ini?"     

Ye Yuan tersenyum tipis lalu berkata, "Setidaknya kau tidak terlalu bodoh."     

"Tapi.. kami sudah memperhitungkan jalur untuk kembali. Apa dia juga tahu kalau aku ini akan kembali terlambat?"      

"Jawaban dari pertanyaanmu itu mudah sekali. Untuk mendapatkan Ginseng Darah Ilusi lembayung kau harus menghadapi Kalajengking Berekor Merah Tua. Dia tahu kalau di sana ada kalajengking raksasa itu dan mengirim kalian ke sana untuk menghadapinya. Apa kalian masih akan berpura-pura lagi?"      

Li Hong menghela nafas panjang.      

"Sekarang Suku Awan Jingkrak sedang berjaya dengan lahirnya banyak anak muda hebat. Jika Tuan Muda kami bisa naik ke tingkat Bahari Jiwa bukankah ini juga untuk kejayaan Suku Awan Jingkrak. Lalu kenapa mereka melakukan hal ini?"      

"Karena jika apa yang kau katakan itu terjadi mereka akan kehilangan kesempatan."      

Orang yang berbicara kali ini adalah Li Teng, yang sedari tadi diam saja.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.