Dewa Obat Tak Tertandingi

Strategi Balapan Kuda



Strategi Balapan Kuda

0Tong Wenchang berniat untuk mempermalukan Ye Yuan dengan menarik baju pemuda itu sekuat tenaga. Namun, pandangannya tiba-tiba menjadi samar. Ye Yuan menghilang tanpa jejak.      
0

Tong Wenchang menjadi waspada begitu dia merasakan ada bahaya datang dari belakang. Dia menoleh namun tidak ada siapapun dibelakangnya. Anehnya, bahaya itu terus terasa. Tong Wengchan menoleh lagi, namun tidak mendapati seseorang di belakangnya.      

Semua orang menatapnya sambil ingin menertawai namun mereka menahan diri untuk tidak tertawa. Tong Wenchang terlihat seperti ketakutan pada bayangannya sendiri.      

Gerakan Ye Yuan terlihat seperti gerakan hantu dan jin, sama sekali tidak terlihat seperti gerakan seorang petarung di tingkat Formasi Kristal.      

Di sisi lain, selain sebagai seorang tabib, Tong Wenchang juga merupakan petarung dengan tingkat kekuatan Transformasi Bahari. Hanya saja, dia bahkan tidak berhasil menyentuh tubuh Ye Yuan.      

"Apa kau sedang mencariku?" Dalam waktu sekejap, Ye Yuan muncul lagi di hadapan Tong Wenchang.      

Tong Wenchang merasa dia sedang dipermalukan oleh Ye Yuan. Tidak ada seorang pun yang berani untuk mempermainkannya di seantero ibukota.      

"Bagus! Sungguh bagus! Kau sudah berhasil membuatku marah. Aku akan membuat Keluarga Xiao mati mengerikan! Siapa tahu suatu saat nanti mereka akan berbalik berterima kasih kepadamu karena sudah bertarung atas nama mereka atau justru semakin membencimu karena sudah membuat mereka kehilangan harapan!" Tong Wenchang tertawa sinis sambil terus berbicara pada Ye Yuan.      

"Haha! Kau membual lagi soal kemenangan. Tidak ada gunanya omong besar di sini!" Ye Yuan sama sekali tidak peduli.      

Tong Wenchang hanya bisa mengendus lalu memerintahkan seluruh rombongan Keluarga Tong, termasuk Du Cheng di dalamnya untuk masuk ke dalam bangunan Perkumpulan.      

Ye Yuan tidak menoleh tapi dia merasakan ada sepasang mata yang menatapnya. Ketika dia memutuskan untuk menoleh, dia mendapati Xiao Ruyan sedang melihatnya dengan tatapan tidak suka.      

"Oh.. jadi kau ini bisa bergerak dengan begitu cepatnya? Apa kau waktu itu sengaja menutupinya dariku?" tanya Xiao Ruyan.      

Ye Yuan hanya tertawa hambar. "Aku sudah katakan kalau waktu itu aku hanya bercanda. Kenapa kau begitu serius menanggapinya?"      

"Kau masih bisa tertawa? Apa kau tidak sadar kalau apa yang kau lakukan tadi itu sudah membuat marah Tong Wenchang? Dia pasti akan mengerahkan seluruh kekuatannya dalam pertandingan nanti. Kalau seperti ini kesempatan kita memang akan semakin tipis!" Xiao Ruyan menggerutu.      

"Ruyan, di saat seperti ini hendaknya kita harus bisa bersatu. Bagaimana bisa kau bertanya seperti itu pada Adik Ji? Adik Ji datang ke keluarga kita di saat situasi sedang buruk-buruknya. Dia sudah cukup menunjukkan ketulusannya untuk membantu keluarga kita. Seandainya memang kita kalah hari ini, kita sepatutnya tetap memperlakukan Adik Ji dengan baik!" Xiao Rufeng dengan cepat menghentikan dan menatap tajam Xiao Ruyan.      

"Maaf karena aku kurang bisa bersikap bijak, Kakak Ji," kata Xiao Ruyan, meminta maaf pada Ye Yuan.      

Ye Yuan mengibaskan tangannya.      

"Haha! Kakak Xiao terlalu baik. Awalnya aku memutuskan untuk ikut Keluarga Xiao karena memang sedang mencari tempat tinggal. Aku tidak berpikir sejauh itu. Karena aku sudah ikut keluarga Xiao maka aku rasa aku sudah tidak bisa setengah-setengah lagi."      

Meski Ye Yuan tahu kalau tindakan Xiao Rufeng kali ini tidak sungguh-sungguh, Ye Yuan sama sekali tidak keberatan.      

Bisa dikatakan bahwa Xiao Rufeng lebih berduka dari Xiao Ruyan. Akan tetapi dia menggunakan kesempatan untuk bergantung pada Ye Yuan dengan lihainya. Hal seperti tidak mudah dilakukan bagi orang yang sangat ambisius dan gigih seperti dirinya.      

Xiao Ruyan memonyongkan bibirnya tanda tidak setuju dengan perkataan kakaknya namun tidak ada kalimat yang terdengar dari mulutnya.      

Setelah kejadian ini, Keluarga Xiao pun ikut masuk ke dalam.      

Markas utama Perkumpulan Pil Agung sangat luas sekali. Ketika rombongan Ye Yuan sampai di balai utama, tempat itu sudah penuh dengan tamu orang-orang penting.      

Ye Yuan duduk kemudian melihat beberapa orang menatap tajam ke arahnya. Perasaan Ye Yuan menjadi tidak nyaman.      

Kalian ini lah yang mencari masalah. Kenapa aku merasa seperti aku berhutang padamu? Ada apa ini?      

Orang-orang itu sepertinya adalah tabib muda keluarga Tong. Dilihat dari penampakan mereka, jelas terlihat kalau mereka jauh lebih kuat dari pada Keluarga Xiao.      

Ye Yuan menggunakan inderanya untuk mengukur kekuatan orang-orang. Ada banyak orang yang memiliki status Tabib Agung tingkat tinggi di sini.      

Sementara di sisi Keluarga Xiao, selain Xiao bersaudara, hampir tidak ada tabib yang berstatus Tabib Agung. Dari sini jelas terlihat kalau mereka ini tidak setara. Itulah kenapa keluarga Xiao beberapa bulan belakangan ini mencari tenaga tambahan seorang Tabib Pembantu macam Ye Yuan untuk membantu mereka.      

Perhatian Ye Yuan masih tertuju pada Du Cheng. Alasan kenapa Ye Yuan memutuskan untuk pergi ke tanah asing ribuan mil jauhnya dari Dunia Tanpa Akhir, memasuki lingkaran musuh adalah untuk menyelamatkan teman-temannya. Sekarang ketika Ye Yuan mendapati kondisi mereka yang berada di antara garis hidup dan mati, hati Ye Yuan bergejolak.      

Sekarang ini, seluruh area balai utama menjadi tenang. Ada rombongan orang penting yang datang. Ye Yuan sama sekali tidak kenal seorang pun di sana. Yang dia tahu hanya satu orang. Dan orang itu adalah Xiao Changfeng. Dia sedang mengantarkan seorang tua yang terlihat tidak sabaran.      

Sama seperti kebanyakan sosok-sosok hebat Tabib Raja, Xiao Changfeng terlihat bersikap merendahkan semua orang yang dia lihat. Hal ini membuat Ye Yuan tak henti-hentinya mendesah panjang. Ketika posisi sebuah keluarga sedang turun, meski memang ada seorang sosok hebat dalam keluarga itu, mereka tetap saja tidak ada artinya.      

Dalam dunia pertarungan, masalah yang ada biasanya diciptakan oleh sosok-sosok hebat yang memiliki posisi atas. Tidak ada yang berbelas kasih untuk melihat apa yang terjadi dengan kalangan bawah ketika masalah muncul.      

Di sisi lain rombongan, terlihat seorang lelaki paruh baya seusia Xiao Changfeng yang merupakan kepala keluarga Tong bernama Tong Fangshuo. Anehnya, keduanya tertawa sambil berbicara, menunjukkan bahwa mereka dalam hubungan baik.      

Setelah mengobrol beberapa kalimat Tong Fangshuo dan Xiao Changfeng kembali ke kursi keluarganya masing-masing. Mereka duduk di tengah.      

Masih ada satu kursi kosong lagi tepat di tengah. Sepertinya ada orang penting yang belum datang. Xiao Changfeng duduk di samping Xiao Ruyan dan Ye Yuan. Sementara para tetua keluarga duduk di belakang.      

Tak berapa lama setelah duduk, Xiao Changfeng berbicara pada Ye Yuan.      

"Ji Qing, dalam pertandingan ini kau akan melawan Tong Wenchang. Sementara Xiao Rufeng dan Ruyan akan menghadapi Tong Wenshou dan Wenhui. Kau hanya harus melakukan yang terbaik untuk menghadapi Tong Wenchang. Menang atau kalah itu tidak penting. Kau paham?"      

Ye Yuan tahu dengan jelas kalau Xiao Changfeng belum percaya dengan kemampuan Ye Yuan. Dia menggunakan strategi bermain dua menang satu kalah.     

Meski begitu, Ye Yuan tidak keberatan mendapati rencana Xiao Changfeng karena pada dasarnya Ye Yuan juga tidak mau terlihat mencurigakan. Selain itu sangat tidak mungkin di saat pertaruhan hidup dan mati bisnisnya, Xiao Changfeng menggantungkan seluruh harapannya pada orang asing macam Ye Yuan. Xiao Ruyan dan Rufeng lebih diandalkan karena memang mereka adalah anak kandungnya.      

Awalnya, keluarga Xiao ingin cepat mendapatkan Tabib Pembantu karena kondisi Xiao Rufeng yang terbujur lemah sakit. Ini membuat Xiao Ruyan menjadi satu-satu tabib muda dari Keluarga Xiao yang ikut pertandingan. Setelah putrinya itu mampu meracik Pil Stimulasi Inti Sari Umbi Besar, dia percaya dengan kemampuan anak lelakinya.      

Meski memang Xiao Rufeng belum berada kondisi primanya namun seharusnya dia tidak terlalu kesulitan untuk mengalahkan Tong Wenshou.      

Ada tiga orang yang dikirim oleh Keluarga Tong dalam pertandingan kali ini. dalam hal kekuatan, Tong Wenhui merupakan lawan yang paling lemah. Dia akan menjadi rival Xiao Ruyan yang memungkinkah Xiao Ruyan bisa menang.      

Bisa dikatakan strategi yang dirancang oleh Xiao Changfeng akan memungkinakan mereka bisa menang.      

Di sisi lain, Ye Yuan tentu saja tidak berniat untuk dikalahkan oleh Tong Wenchang. Dia adalah reinkarnasi dari Tabib Kaisar. Seorang hampir Tabib Raja bukanlah lawan yang berarti baginya.      

Sebelumnya, apa yang terjadi antara dirinya dan Tong Wenchang bisa dikatakan hanya adu mulut saja. Ye Yuan tidak akan sepicik itu.      

Apapun itu, tetap saja Xiao Changfeng tidak mengharapkan Ye Yuan menang juga. Yang perlu dilakukanya adalah sedikit memperdaya lawannya dan itu sudah lebih dari cukup.      

Setelah berpikir sejauh ini, Ye Yuan semakin tidak menganggap serius pertandingan Perkumpulan Pil Agung. Perhatiannya kini tertuju sepenuhnya pada Du Cheng dan bagaimana dia bisa mendekati temannya itu.      

Ketika Xiao Changfeng menatapnya, Ye Yuan hanya menganggukkan kepala, menandakan kalau dia paham.      

Catatan kaki:      

*strategi dua menang, satu kalah dalam tiga pertandingan disebut juga dengan strategi balapan kuda Tian Ji.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.