Dewa Obat Tak Tertandingi

Xiao Changfeng



Xiao Changfeng

0"Dari mana datangnya macan putih ini? Sungguh menggemaskan! Sini, aku peluk!"      
0

"Lihat! Dia marah sepertinya. Bahkan dia terlihat begitu menggemaskan dalam keadaan marah seperti itu."      

"Hehe. Tuan, apakah itu macan putihmu? Bisakah kau meminjamkan padaku selama dua hari?"      

Dari kemarin, Cahaya Putih menjadi pusat perhatian di rumah keluarga Xiao. khususnya para gadis dan pembantu yang langsung menghampirinya. Ke mana pun Ye Yuan pergi, binatang kecil itu selalu saja menarik perhatian.      

Meski begitu, Cahaya Putih tidak suka diperhatikan oleh orang-orang. Jika ada yang mendekatinya dia langsung menjaga jarak dengan cara menunjukkan taringnya. Tapi apa yang dilakukannya semakin membuat para perempuan itu menjadi gemas padanya.      

Ye Yuan berkeliling rumah Keluarga Xiao dengan sebuah tujuan. Dia ingin mencari tahu tentang budak yang dibeli oleh keluarga ini. Namun, karena dia tidak bisa terang-terangan melakukan hal ini dia menggunakan Cahaya Putih sebagai pengalih perhatian sehingga dia dengan mudah mengobrol dengan para pembantu. Tak berapa lama, dia menemukan sedikit informasi yang menyebutkan bahwa Keluarga Xiao memang mendapatkan dua budak baru-baru ini. Ternyata budak-budak itu adalah pemberian dari Keluarga Huang dan Xue untuk memikat Xiao Ruyan.      

Sebagai keluarga tingkat kedua, Keluarga Xiao masih belum memiliki kemampuan untuk membeli budak langka dari dunia lain.      

Ye Yuan ingin memastikan lagi dengan bertanya tentang wajah dua budak itu namun karena keduanya langsung dibawa ke kediaman Xiao Ruyan maka tidak ada orang yang pernah melihatnya.      

Tempat tinggal perempuan terdapat di bagian dalam perumahan ini. Banyak sekali penjaga tangguh di sana. Dengan kekuatan Ye Yuan sangat tidak mungkin bagi dirinya untuk menyusup masuk.      

Dengan kondisi Ye Yuan saat ini, dia hanya bisa mendekati dua budak dari Dunia Tanpa Akhir karena mereka berada di kediaman Xiao Ruyan. Untuk yang lainnya, mereka kemungkinan dibeli oleh keluarga yang lebih kuat. Tidak mudah bagi Ye Yuan untuk mencari tentang mereka semua dalam waktu singkat.      

 Ye Yuan juga tidak terlalu terburu. Semenjak dia tahu kalau Mei Zhen dan yang lainya dibawa ke ibukota, dia tahu bahwa tidak akan mudah untuk menemukan mereka.      

"Aiya! Ji Qing, akhirnya aku menemukanmu!" Ye Yuan sedang berpikir keras ketika dia mendengar panggilan Pengurus Tong.      

Kediaman Keluarga Xiao memang sangat luas. Oleh karena itu tidak mudah untuk menemukan orang yang dicari.      

"Apakah ada sesuatu Pengurus Tong? Karena aku harus tinggal di sini jadi aku berkeliling supaya tahu tempat tinggalku ini," kata Ye Yuan tersenyum.      

Pengurus Tong membalas kalimat Ye Yuan dengan nada geram.     

"Saudara Ji, Perkumpulan Pil Agung tinggal dua hari lagi. Bukankah kau harus menyiapkan diri? Jadi aku rasa bukanlah hal yang bagus untuk dirimu jalan-jalan seperti ini."      

Ye Yuan membelalakkan matanya, "Apa yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Perkumpulan Pil Agung? Bukankah nantinya Keluarga Tong hanya mengirimkan anak-anak muda mereka? Kita tidak akan melawan orang-orang tua dari keluarga Tong kan?"      

Pengurus Tong menjadi marah begitu tahu Ye Yuan terlihat menyepelekan.      

"Ji Qing, sekarang ini kau adalah Tabib Pembantu di keluarga Xiao dan yang menentukan kelangsungan bisnis keluarga ini. Perkumpulan Pil Agung akan menentukan hidup dan matinya keluarga ini. Setidaknya dalam hal ini kau harus menunjukkan usahamu kan? Meski Keluarga Tong nanti hanya mengirimkan tabib muda mereka, kekuatan mereka sangat tangguh."      

"Seberapa hebat?" tanya Ye Yuan.      

Ye Yuan benar-benar tidak tahu menahu tentang kehebatan Keluarga Tong.      

"Keluarga Tong... Huh! Lupakan saja! Ikut aku. Ada orang yang ingin bertemu denganmu. Setelah kau bertemu dengannya nanti kau juga tahu sendiri."      

Ye Yuan mengikuti Pengurus Tong memasuki sebuah halaman rumah yang tenang dan terpencil dari yang lainnya. Mereka langsung memasuki sebuah ruangan.      

"Apakah kau Tong Suan? Apakah kau membawa Ji Qing ke sini?" terdengar suara berat bertanya dari dalam ruangan.      

"Benar! Aku bersama Ji Qing!" Jawab pengurus Tong dengan suara hormat.      

"Biarkan dia masuk sendiri."      

"Baik!"      

Selesai menjawab, Pengurus Tong membalikkan tubuh dan berkata pada Ye Yuan.      

"Kau masuk ke sana sendiri. Ingat, bersikaplah sopan."      

"Oh, begitu," Jawab Ye Yuan asal.      

Pengurus Tong terlihat kesal dengan jawaban singkat Ye Yuan tapi tidak bisa berbuat apa-apa lagi.      

Ye Yuan memasuki sebuah ruangan peracikan pil obat. Ada seorang lelaki paruh baya yang sedang bersila di atas sebuah dipan di tengah-tengah ruangan.      

Ketika Ye Yuan akan masuk ke dalam untuk memberi salam, dia diserang oleh sebuah kekuatan jiwa yang amat kuat. Mata Ye Yuan menunggu waspada namun dia tidak bergerak untuk menghindar. Dia membiarkan orang itu untuk menyerang sesukanya.      

Kekuatan jiwa yang dilancarkan oleh lelaki paruh baya itu memang terlihat sangat kuat akan tetapi ketika sudah mendekati Ye Yuan, serangannya menjadi melemah. Kekuatan jiwa itu menyelimuti Ye Yuan seolah sedang mencari sesuatu.      

Setelah beberapa saat kekuatan jiwa itu semakin hilang seperti air surut.      

"Anak muda, kau terlihat sangat tenang. Ketika kekuatan jiwaku menyerangmu kau bahkan tak bergeming!" Terdengar suara dalam dari lelaki paruh baya.      

Meskipun suara itu terdengar tenang, ada nada kekaguman di dalamnya. Dia sepertinya memang takjub karena Ye Yuan melebihi apa yang diperkirakannya.      

Ye Yuan tersenyum.      

"Karena aku tidak bisa menghindarinya maka untuk apa menunjukkan serangan yang tidak berguna? Sejak aku memasuki rumah ini, hidup matiku tergantung tuan."      

Si lelaki paruh baya itu tertawa.      

"Tidak salah lagi. Pahlawan itu banyaknya datang dari anak muda. Apa maksud dari perkataanmu itu menunjukkan bahwa kau bisa lolos seandainya ada di luaran sana?"      

Ye Yuan menjawab dengan nada biasa, "Mungkin tidak. "     

Lelaki paruh baya itu memiliki kekuatan di tingkat Bahari Jiwa. Dilihat dari kekuatannya, akan sangat sulit bagi orang yang memiliki kekuatan lebih rendah dari Bahari Jiwa untuk bisa lolos. Hanya saja, bagi Ye Yuan tidak ada yang namanya tidak mungkin.      

Jika dia mahir menggunakan apa yang ada di sekelilingnya maka kemungkinan besar dia akan bisa lolos. Hal ini bisa dilihat dari kejadian di Hutan Tanpa Akhir di mana Ye Yuan berhasil membunuh lelaki Tua Gagak Hitam yang waktu itu memiliki kekuatan di tingkat Transformasi Bahari sementara dirinya hanyalah petarung di tingkat Penggabungan Jiwa. Meski memang jika dibandingkan dengan keadaannya sekarang, kejadian waktu itu tidaklah sama.      

Kekuatan Petarung di tingkat Bahari Jiwa dan Formasi Kristal sangatlah jauh. Jadi, Ye Yuan bermain aman dengan mengatakan kalau dirinya pasti tidak akan bisa lolos jika mendapatkan serangan dari seorang petarung Bahari Jiwa.      

Ada perbedaan besar antara kekuatan tiga tingkat bawah dan tengah bagi para petarung. Petarung dari Tingkat Transformasi Bahari merupakan petarung tingkat bawah meski mereka katakanlah memiliki kekuatan yang besar. Di sisi lain, petarung tingkat Bahari Jiwa merupakan golongan dari tiga tingkat menengah.      

"Hehe. Tong Suan mengatakan padaku kalau kau ini memang hebat tapi sepertinya tidak tahu banyak hal. Apa yang dia katakan memang benar. Tapi.... tadi kau berhasil lolos dari maut," kata lelaki itu dengan suara tawa.     

Meski Ye Yuan tahu, dia masih bertanya karena bingung.      

"Apa maksudnya?"      

"Ada kabar dari jalur antara Dunia Badai Ganas dan Dunia Tanpa Akhir, kalau ada seorang anak muda yang mungkin sudah masuk ke ibukota. Tadi, aku menguji kekuatan jiwa dewamu. Jika berbeda dengan kekuatan orang di Dunia Badai Ganas maka aku pasti sudah membunuhmu tanpa ragu tadi!" Kata si lelaki itu enteng.      

Ye Yuan cukup tertegun dengan perkiraan lelaki itu yang tidak meleset. Dia bertanya, "Oh ternyata ada hal seperti itu? Apakah Tuan mencurigaiku sebagai orang Dunia Tanpa Akhir?"      

"Haha. Umurmu sama dengan yang diberitakan. Kau juga orang baru di ibukota ini. Aku hanya mengujimu untuk berhati-hati. Oh iya! Namaku Xiao Changfeng. Aku adalah Kepala Keluarga Xiao."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.