Dewa Obat Tak Tertandingi

Bertemu Orang Bodoh!



Bertemu Orang Bodoh!

0 Bau bubuk mesiu sebagai penggambaran permusuhan langsung tercium begitu mulutnya terbuka. Ekspresi wajah Ye Yuan langsung berubah. Yang Hao sepertinya datang ke sini untuk mencari masalah. Ye Yuan memang sudah sejak awal tidak menyukai sikap tinggi dan sok berkuasa Yang Hao. Dia bersikap sopan karena ada di depan Jiang Yunhe. Jika tidak, maka dia tidak akan memperdulikan Yang Hao.     
0

 Orang-orang yang disebut berbakat bagi Ye Yuan hanya merupakan orang-orang yang berakal dangkal.     

 "Jadi Kakak Yang tahu kalau kekuatan dirimu memang masih biasa saja. Sepertinya kau pintar menakar diri. Aku tadi khawatir jika Kakak Yang sedikit terbuai karena begitu banyak dipuji oleh banyak orang."     

 Karena Yang Hao tidak memberi rasa hormat pada Ye Yuan maka Ye Yuan merasa tidak perlu untuk bersikap sopan di hadapannya.     

 "Huh! Orang yang disebut sebagai manusia berbakat di Seribu Tahun ini hanya mendapatkan pujian dari orang-orang di Negeri Qin saja. Ada banyak sekali orang dengan kemampuan yang sama di Aliran Awan Tenang. Hal seperti ini memang hanya digembar-gemborkan oleh orang-orang di luar Aliran."     

 Mendapati Ye Yuan mengejeknya, Yang Hao tidak langsung terprovokasi. Dia justru ikut melayangkan serangan-serangan kepada Ye Yuan.     

 Ye Yuan mengangkat bahunya.     

 "Aku tidak peduli menjadi orang ke berapa di Seribu Tahun. Hanya orang-orang dengan kekuatan sedang saja yang menganggap hal ini penting."     

 Ye Yuan mengatakan dengan lantang kata 'kekuatan sedang'. Yang Hao menjadi sakit hati dengan ejekan-ejekan tanpa henti yang dilancarkan Ye Yuan. Tadi, dia hanya mengeluarkan kalimat sarkas pada Ye Yuan. Dia tidak menyangka kalau Ye Yuan akan terus-terusan menyerang kelemahannya.     

 "Adik Ye Yuan dari tadi selalu menggunakan kata 'kekuatan sedang'. Apa kau mau bertarung dengan orang yang memiliki 'kekuatan sedang' sepertiku ini? Aku juga ingin tahu orang yang dipanggil paling berbakat dalam Seribu Tahun ini seperti apa."     

 Yang Hao berlagak seperti ini karena dia sangat yakin Ye Yuan tidak akan berani menanggapi tantangannya.     

 Yang Hao memiliki kekuatan di Tingkat Kedelapan Penggabungan Jiwa. Selain itu dia juga memiliki kemampuan meracik obat di tingkat Tabib Besar tingkat tinggi. Kedua hal ini sangat berbeda jauh dengan kekuatan Ye Yuan. Jika Ye Yuan berani menantangnya maka dia bukanlah orang berbakat namun benar-benar bodoh.     

 Ye Yuan hendak membalas perkataan Yang Hao namun berhenti karena dari samping Jiang Yunhe menengahi.     

 "Jangan bertindak kasar, Ye Yuan! Utusan Yao Qian adalah Tetua tertinggi dari Balai Obat. Perjalananya datang ke sini bertujuan untuk membawamu dan Long Tang ke aliran."     

 Selesai berbicara, Jiang Yunhe menoleh pada Yao Qian.     

 "Ye Yuan masih muda jadi dia senang bersikap agresive. Aku harap, Utusan Yao Qian tidak mengambil hati apa yang sudah dikatakannya."     

 Begitu mendapat teguran dari Jiang Yunhe, Ye Yuan langsung diam. Dia tahu maksud Jiang Yunhe bertindak seperti itu. Perjalanan menuju aliran Awan Tenang bisa dillakukan lewat kedua orang yang ada di hadapannya sekarang. Mereka tidak bisa dipanasi hatinya.     

 Yao Qian tidak menunjukkan ekspresi wajah yang terlihat sama dari sebelumnya. Dia hanya menjawab dengan sekenanya.     

 "Ini urusan anak muda jadi biarkan mereka yang menyelesaikannya. Kita, orang tua, tidak perlu ikut campur lagi."     

 Status Yao Qiao di aliran sudah jauh lebih tinggi dari pada Jiang Yunhe. Oleh karena itu, dia tidak banyak bicara. Karena sudah mendengar perkataan Yao Qian, tidak banyak hal yang ingin dikatakan Jiang Yunhe. Hanya saja, dia merasa sedikit tidak senang.     

 Dia tahu betul kenapa Yao Qian sedang mengincar Ye Yuan. Tapi dia tidak menyangka bahwa Yao Qian menunjukkan niatnya dengan jelas dengan langsung merendahkan Ye Yuan begitu dia datang.     

 Yao Qian adalah seorang tabib dari keluarga Ouyang. Dia memiliki hubungan yang baik dengan Ouyang Ming. Jiang Yunhe merasa ada yang aneh begitu dia datang ke Perguruan Dan Wu sebagai seorang utusan.     

 Jiang Yunhe merasa bahwa pertemuan antara kedatangan Yao Qian ke perguruan hanya kebetulan semata saja karena bau pertarungan mulai tercium begitu Ye Yuan masuk ke kediamannya.     

 Awalnya dia masih bersikap sopan, berharap bahwa Yao Qian ingin menunjukkan wajah manis. Tidak disangka kalimat Yao Qian ternyata membuatnya seperti ingin muntah.     

 Orang tua dan anak muda ini sudah bersikap terlalu jauh. Bagaimana bisa petarung di tingkat Kedelapan memprovokasi lawannya yang hanya berada di Tingkat Kedua. Perbuatan ini sungguh memalukan.     

 Meski, ini adalah kali pertama Jiang Yunhe bertemu langsung dengan Ye Yuan dia sudah cukup tahu tentangnya. Dia tahu betul bahwa Ye Yuan bukanlah murid yang patuh. Dengan sikapnya ini, dia pastinya sudah terprovokasi oleh tindakan Yao Qian dan Yang Hao.     

 Jiang Yunhe tahu bahwa Ye Yuan memiliki bakat yang begitu luar biasa tetapi jarak kekuatannya dengan Yang Hao itu jauh sekali. Meski kenaikan kekuatan Ye Yuan ke tingkat kedua Penggabungan Jiwa cukup mencengangkan, kondisinya saat ini dia masih bukan tandingan Yang Hao.     

 Jiang Yunhe memberikan tanda pada Ye Yuan dengan gerakan matanya, namun Ye Yuan tidak mengacuhkannya.     

 "Bagaimana, jagoan nomor satu dalam seribu tahun ini? apa kau berani bertanding?"     

 Yang Hao melihat Ye Yuan dengan wajah bangga pada dirinya begitu kalimatnya terlontar untuk mendesak Ye Yuan.     

 Bahkan bodhisatva (yang dianggap sosok suci) memiliki rasa marah sebesar 30% dari emosinya, apalagi Ye Yuan. Dia tidak tahu alasan kedua orang dari aliran ini sedang mengincar dirinya.     

 Bukan Ye Yuan namanya jika dia bisa diam dengan tantangan seperti ini.     

 "Jika aku tidak berani menerima tantangan dari petarung tingkat 2 seperti kalian, bagaimana mungkin aku bisa memiliki nama jagoan nomor satu di abad baru? Katakan saja, bertanding dalam hal apa?"     

 Ye Yuan langsung mengakui julukannya sebagai Jagoan Nomor Satu abad baru dan meladeni Yang Hao lagi.     

 Jiang Yunhe mendesah dalam hati. Bocah sialan ini benar-benar tidak bisa digertak.     

 Sudut bibir Yang Hao berkedut ketika dia mendengar kalimat Ye Yuan. Sikap Ye Yuan seperti sebuah tindakan pemilik pabrik kain yang langsung tergesa membuka pabrik begitu dia baru bisa memahami warna.     

 "Jika aku nanti mampu menginjakmu maka kita lihat apa kamu masih bisa bersikap sombong seperti ini!" kata Yang Hao dalam hati. Dia melirik ke arah lencana yang terpasang di dada Ye Yuan dan langsung menanggapi dengan nada sinis.     

 "Kekuatan kanuragan Adik Ye terlalu rendah. Jika kita bertarung dalam hal bela diri, aku khawatir aku tidak menang dengan menunjukkan kemampuanku yang sebenarnya. Karena Adik Ye Yuan juga seorang Tabib Besar, mari kita bertarung dalam hal ilmu pembuatan obat. Bagaimana pendapat Adik Ye?"     

 Ye Yuan tersenyum dengan senyum yang sangat lebar. Dia pernah bertemu dengan orang bodoh namun tidak pernah ada yang seperti Yang Hao. Dia mengabaikan keuntungan yang bakal dia dapat jika bertanding dalam bertarung dan malahan memilih mengadu kemampuan untuk bertarung. Sepertinya, Yang Hao memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam bidang ini.     

 Namun, Yang Hao tidak tahu kalau dirinya sedang bertanding dengan Tabib Kaisar. Dari mana datangnya keberanian untuk menantang Ye Yuan dalam ilmu pengobatan.     

 Huyan Yong belum mengatakan apa pun sejak dirinya masuk ke kediaman Jiang Yunhe. Dia tidak menunjukkan ekspresi berlebihan saat ini dan merasa senang karena sepertinya banyak bunga bermekaran di hatinya. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa dia berani datang ke Ye Yuan untuk bertarung dalam bidang ilmu pengobatan. Saat ini fokus Huyan Yong adalah memperhatikan ekspresi wajah terkejutnya Yang Hao.     

 Meski Huyan Yong tidak memiliki ilmu yang luas dalam bidang ilmu pengobatan, dia tahu bahwa Pil Formasi Kristal bukanlah pil tingkat Kedua biasa. Saking tidak biasanya, kemudian para tabib Besar kesulitan membuat pil ini.     

 Yang Hao memang akan berkompetisi melawan Ye Yuan dalam hal adu kemampuan meracik obat. Pemuda ini sepertinya mencari mati.     

 Entah kenapa ketika melihat senyum Ye Yuan, Yang Hao Langsung merasa frustrasi dengan dirinya.     

 "Apa? Apa Adik Ye Yuan tidak berani untuk bertarung? Kalau berani bertarung, maka lupakanlah. Meskipun nanti kau berhasil masuk Aliran Awan Tenang, di sana, kau ikut saja diriku."     

 "Eh? Idenya cukup bagus. Bagaimana kalau seperti ini. Siapa pun yang menang di antara kita nanti harus berjalan tunduk setiap kali berpapasan. Bagaimana?"     

 "Huh! Sikap ketidakpedulian itu bisa membuatku bahagia!" Yang Hao menjawab. Pemuda itu kini memiliki kepercayaan diri yang tinggi.     

 "Baik. Katakan lagi. Bertarung dalam bidang apa?" tanya Ye Yuan.     

 "Pengendalian terhadap api merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh setiap tabib. Selain itu, hal ini bisa dijadikan kriteria untuk mengukur keahlian seorang tabib. Kalau begitu, bagaimana kalau kita mengambil bahan-bahan yang diperlukan dan kemudian langsung bertarung dalam hal pengendalian api. Bagaimana pendapatmu, Adik Ye Yuan?"     

 Ketika dirinya masih berbicara, Yang Hao mengarahkan jarinya ke arah api yang menyala di bagian dalam tembok rumah.     

 Api yang Menyala merupakan jenis api Bumi. Karena api ini memiliki kemampuan yang menerangi dengan baik maka digunakan sebagai alat penerangan.     

 Murid Tabib belum diharuskan untuk menguasai keahlian untuk mengendalikan api karena kekuatannya yang memang belum sampai di situ. Namun, ketika dia sudah naik ke tingkat Tabib Besar, maka kemampuannya sudah diakui mencapai ambang pintu kekuatan yang tidak ringan. Dalam hal ini, kekuatan yang dibutuhkan untuk mengendalikan api juga sangat tinggi.     

 Yang Hao jelas melihat lencana Ye Yuan dan mendapati bahwa pemuda ini berada di Tingkat Tabib Besar rendah jadi membuat Yang Hao gigih untuk bertarung menghadapinya dalam hal pengendalian api. Dia berharap hal ini akan menyulitkan Ye Yuan.     

 Yang Hao tidak tahu bahwa Ye Yuan ternyata ahli dalam bidang pengendalian api. Selain itu dalam dirinya juga ada Api Suci Sandal Pembersih.....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.