Dewa Obat Tak Tertandingi

Seperti Mendapat Bantal Untuk Tidur Siang!



Seperti Mendapat Bantal Untuk Tidur Siang!

0 Ceng Yu berusaha untuk merangkak bangun dari tanah. Dia menggosok dadanya yang terasa sakit, menatap Ye Yuan dengan pandangan penuh dengan rasa benci dan marah.     
0

 Awalnya Ceng Yu merasa bahwa murid baru di tingkat kedua Penggabungan Jiwa itu sangat mudah untuk ditindas, tetapi dia tidak menyangka gagal melakukannya.     

 Kali ini, Ceng Yu benar-benar dipermalukan. Hal tersebut menurunkan kemampuannya akibat dari sikapnya yang tidak berhati-hati. Dia tidak tahu kalau Ye Yuan bisa bergerak dengan sangat cepat.     

 Jika Ye Yuan memiliki kekuatan di atas tingkat kedua penggabungan jiwa, Ceng Yu kini mungkin sudah terbujur sakit di atas ranjang.     

 Ceng Yu merasa apa yang dilakukannya barusan adalah tindakan ceroboh. Dia tidak menyangka Ye Yuan memiliki kecepatan gerakan yang luar biasa.     

 "Sialan! Kau sendiri yang mengatakan. Kakak, jangan berbaik hati lagi. Tunjukkan dia sambutan yang pantas."     

 Meski Ceng Yu merasa bahwa apa yang menimpanya tadi adalah karena dia tidak hati-hati, dia tidak berani lagi meremehkan Ye Yuan. Jadi, dia langsung memanggil yang lainnya untuk menyerang.     

 Ceng dan kelompoknya berjumlah lima orang. Bagi Ye Yuan, satu atau lima tidak ada bedanya.     

 "Jurus Sembilan Teknik Pedang!"     

 Sebuah suara lirih terdengar. Sembilan garis kekuatan menghilang setelah ada kilat. Suara-suara merintih terdengar di mana-mana. Lima orang kawanan Ceng Yu terkena serangan pada saat bersamaan.     

 Tentu saja yang paling menderita adalah Ceng Yu karena mendapat lima serangan secara bersamaan.     

 Meski dapat dikatakan serangan yang diberikan pada Ceng Yu tidak dapat membunuh namun saat ini keadaan Ceng Yu cukup babak belur. Wajahnya nampak kesakitan.     

 "Bisakah kau mulai sekarang, Kakak Ceng?" Ye Yuan bergerak dua langkah ke depan Ceng Yu bertanya.     

 Ceng Yu terkejut dengan apa yang dilakukan Ye Yuan. Dia langsung mundur dengan cepat menjawab.     

 "Bisa, bisa. Aku akan memberikanmu 200 poin sekarang juga. Jangan serang aku lagi."     

 Ceng Yu langsung mengeluarkan tanda pengenalnya dan memindahkan 200 poin ke tanda pengenal Ye Yuan. Dalam waktu sekejap, poin Ye Yuan bertambah menjadi 300.     

 Saat ini jika Ceng Yu masih berpikir bahwa Ye Yuan adalah murid baru yang terlihat seperti buah persik lembek, dia salah besar.     

 Bagaimana bisa dia menganggap Ye Yuan sebagai buah persimon lembek? Dia lebih pantas disebut sebagai lempengan logam.     

 Ceng Yu sepertinya membuat kesalahan karena telah menendang sebuah lempeng logam.     

 Ceng Yu benar-benar menyesal. Apa yang dia dengar sebelumnya adalah bahwa murid baru bernama Ye Yuan hanya memiliki kekuatan di tingkat kedua Penggabungan Jiwa. Dari sinilah dia langsung mengumpulkan kawanannya dengan niatan untuk mengambil poin dari Ye Yuan. Siapa sangka pada akhirnya bukannya mendapatkan poin, tetapi justru poinnya-lah yang diambil.     

 Benar-benar menyedihkan!     

Dua ratus poin telah hilang dari tanda pengenal Ceng Yu dan ini setara dengan pemakaian sebuah ruang untuk menebalkan kekuatan kanuragan.     

 Poin yang tertinggal di tanda pengenal Ceng Yu tinggal 2000. Jika Ye Yuan berhasil membuatnya menyerahkan 200 poin tiap hari maka dalam 10 hari seluruh poin-nya akan habis.     

 Ceng Yu sudah berada dalam situasi di mana dia tidak bisa lari lagi dari apa yang dia takutkan. Setelah Ye Yuan selesai mengambil poin dari teman-teman Ceng Yu, dia langsung berbicara.     

 "Ke depannya, kalian harus melapor ke sini setiap hari. Ingat untuk membawa poin! Kalian masih bisa tidur di gudang kayu dengan menukar 100 poin saja. Kalian tidak datang maka tanggung sendiri akibatnya."     

 "Ha? Harus datang ke sini setiap hari?" Ceng Yu bertanya dengan wajah tak karuan.     

 "Apa? Apa aku perlu mengulangi perkataanku lagi?" Ye Yuan menatap Ceng Yu dengan seringai di wajahnya.     

 "Tidak, tidak perlu. Aku pasti akan datang. Ini..... ehm.. Adik Ye... apakah kami bisa pergi?' Ceng Yu bertanya dengan suara lemah.     

 "Tentu saja. Apa kalian memintaku untuk memberi makan juga?" Ye Yuan menjawab dengan santainya.     

 Ceng Yu dan kawanannya merasa lega karena beban berat yang mereka tanggung terasa sudah hilang. Mereka pun langsung merangkak pergi meninggalkan Ye Yuan.     

 Setelah itu, dengan tanpa membuat kegaduhan, Ye Yuan bersama dengan Lu pergi menuju kediamannya yang tidak terlalu besar.     

 Suara pintu ditutup terdengar cukup keras, semua orang terkejut.     

 "Dari mana datangnya murid baru itu? Apa dia sungguh masih berada di tingkat kedua Penggabungan Jiwa?"     

 "Tapi.. bukankah tidak masuk akal? Dari awal, gelombang energi yang dipancarkan dari tubuhnya menunjukkan kalau dia masih berada di tingkat kedua Penggabungan Jiwa!"     

 "Tapi... bukankah ini terlalu hebat! Bagaimana bisa tingkat kedua Penggabungan Jiwa mengalahkan Ceng Yu. Seandainya pun dia menggunakan kesempatan naik tingkat dengan bertarung, bukankah itu juga terlalu berlebihan?"     

 "Menurutku masih normal. Aku memang tidak pernah mendengar ada orang yang berhasil naik empat tingkat dengan bertarung di aliran! Tapi, situasi seperti ini terjadi di negeri luar aliran kan?"     

 "Dari yang aku lihat, murid baru itu terlalu ceroboh. Dia mengalahkan Ceng Yu dengan cara seperti itu dan bahkan mengambil poin darinya. Ceng Yu pasti tidak akan tinggal diam."     

 "Benar. Kakak Ceng Cheng sebentar lagi akan kembali ke Aliran. Kalau dia sudah ada di sini pasti akan ada pertarungan menarik yang bisa kita saksikan. Aku ingin lihat apakah murid baru Ye masih berani ketika berhadapan dengan Kakak Ceng Cheng."     

 Orang-orang sedang membicarakan Ye Yuan tanpa sadar bahwa Zhang Jiang sebenarnya sangat terkejut dengan apa yang telah Ye Yuan lakukan pada Ceng Yu.     

 Kalau Ye Yuan tidak menunjukkan rasa kasihan mungkin Ceng Yu sudah mati.     

 Di antara orang-orang yang berkumpul di sini, Zhang Jing adalah satu-satunya murid yang memiliki kekuatan dengan tingkat paling tinggi. Dia berada di level yang sama dengan Mo Yuntian. Mereka berdua menguasai seni Pedang Azure. Meski jika dibandingkan dengan Mo Yuntian penguasaaan ilmu pedang Zhang Jing tidak sehebat Mo Yuntian tapi di kalangan murid di sini masih bisa dikatakan sangat bagus.     

 Apa yang Zhang Jing saksikan barusan adalah sebuah keahlian jari yang ditunjukkan oleh Ye Yuan. Meski begitu, Zhang Jing merasa ada yang tak asing dengan jurus tersebut. Jurus itu terlihat seperti Seni Pedang Azure. Meski begitu, kekuatan pedang tersebut sepertinya justru lebih kuat dari Seni Pedang Azure itu sendiri.     

 Kemungkinan dikarenakan Ye Yuan masih belum bisa sepenuhnya mengeluarkan kekuatan pedang tersebut karena kekuatan kanuragannya yang memang belum mencukupi. Meski begitu, ini sudah cukup digunakan untuk bertarung.     

 Seandainya tadi Ye Yuan memegang pedang sesungguhnya, dia akan dengan mudah menghabisi nyawa Ceng Yu.     

 Meski memang jurus jari bisa terlihat seperti jurus pedang betulan, ternyata masih ada beberapa kekurangan di dalamnya. Energi Qi dan ketajaman kekuatannya masih kurang dibandingkan dengan jenis pedang sesungguhnya. Hal ini mengakibatkan jurus jari memiliki serangan yang lebih lemah. Selain itu, Tingkat kekuatan kanuragan Ceng Yu lebih tinggi dari pada Ye Yuan sehingga Ye Yuan masih kesulitan untuk menghancurkan energi murni pelindung di tubuh Ceng Yu.     

 Itulah alasan kenapa Ye Yuan masih berkeluh kesah tentang kekuatannya yang masih rendah. Setelah melihat kejadian tersebut, Zhang Jing akhirnya mengetahui kenapa Mo Yuntian terlihat ragu menempatkan Ye Yuan. Ternyata Mo Yuntian bukan hanya ragu memilih antara Asrama Manusia atau Bumi untuk Ye Yuan melainkan dia ragu apakah dia harus menempatkan Ye Yuan di Asrama Bumi atau Surga. Hal tersebut dikarenakan kemampuan Ye Yuan tidak jauh berbeda dengan kemampuan para murid yang tinggal di Asrama Surga.     

 Atau... mungkin justru bisa lebih tinggi! Karena hampir tidak mungkin ditemukan murid di Asrama Surga yang dapat mengalahkan murid yang memiliki kekuatan empat tingkat lebih tinggi darinya.     

 Dengan kemampuan seperti ini, tidak lama lagi Ye Yuan akan bisa mengalahkan mereka yang ada di Asrama Surga dengan mudah.     

 Zhang Jing merasa hal yang tidak masuk akal baginya mulai bisa dia terima. Keraguan Mo Yuntian, sikap Long Tang yang acuh, dan ketenangan Nanfeng Ruoqing. Sebelumnya, dia merasa sikap kwan-kawan Ye Yuan terasa aneh.     

 Baru sekarang, Zhang Jing tahu bahwa sikap yang mereka tunjukkan di awal pertemuan itu karena mereka sudah paham kemampuan Ye Yuan.     

 Ye Yuan tidak terganggu dengan orang-orang yang terkesima dengan kemampuannya. Dia merasa sangat puas sekarang. Awalnya dia cukup cemas memikirkan bahwa mendapatkan poin itu pekerjaan yang sangat menyita waktu. Dia tidak menyangka ternyata ada orang yang ingin menyerahkan poin padanya seperti mengantarkan bantal untuk tidur siangnya. Dia mendapatkan 1000 poin di hari pertama masuk ke aliran. Ini berarti jumlah dari keseluruhan poin yang dia miliki sudah sebanyak 1100.     

 Bagi Ye Yuan, hal yang paling penting bagi dirinya saat ini adalah meningkatkan kekuatannya. Sudah satu bulan berlalu semenjak dia bertarung melawan Gagak Hitam. Selama kurun waktu satu bulan ini, dia banyak mengalami pengalaman hidup dan mati sehingga dia sudah menstabilkan kekuatannya cukup lama lewat peristiwa yang dialaminya.     

 Setelah beristirahat dan merapikan tempat tinggalnya, Ye Yuan bersiap untuk menuju ruang meditasi tingkat A untuk naik tingkat. Dia berencana untuk bisa langsung naik ke tingkat keempat Penggabungan Jiwa dalam sekali coba.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.