Dewa Obat Tak Tertandingi

Aku Ingin Membunuh Seseorang



Aku Ingin Membunuh Seseorang

0

Lu menggunakan sisa tenaganya untuk melawan, namun sia-sia. Sekarang energi murninya sudah terkuras. Untuk bunuh diri saja, dia tidak mampu. Lu menjadi semakin ketakutan karena dia semakin lemah. Jika sampai orang seperti Zhang Heng ini mengotori tubuhnya, dia lebih baik mati.

0

Plak!

Zhang Heng menampar wajah Lu dan meludah. "

"Gadis sialan! Kamu masih tidak mau menyerah dalam kondisi seperti ini? Kamu memang minta dipukul."

Lu kesakitan karena tamparan Zhang Heng. Salah satu pipinya bengkak. Gadis ini hanya tergolek tak bergerak seolah dia sudah menyerah dengan nasib yang menimpanya.

Melihat kondisi Lu, Zhang Heng menyeringai.

"Itu lebih baik. Jangan cemas. Setelah hari ini kamu tidak akan bisa meninggalkan kakak senior Zhang Heng. Hahaha!"

Setelah selesai mengutarakan kalimatnya, Zhang Heng mencodongkan tubuhnya untuk melakukan perbuatan keji terhadap Lu. Bersamaan dengan ini, bulu kuduk Zhang Heng berdiri. Dia merasakan ada bahaya yang sedang mengancamnya. Insting Zhang Heng memintanya untuk langsung melompat dari badan Lu. Sebuah panah es terbang melewati depan wajahnya.

Untungnya Zhang Heng bisa melompat dengan cepat. Jika tidak panah es itu pasti sudah menembus tenggorokannya.

Zhang Heng minggir. Keringat dingin bercucuran dari tubuhnya. Dia tidak menyangka jika Lu yang sudah tidak memiliki kekuatan untuk melawannya, dapat menyerangnya dengan kekuatan seperti itu.

Amarah Zhang Heng langsung meledak. Lu hampir saja membunuhnya.

Lu kesulitan untuk bangun. Sekarang aura tubuhnya sudah berubah 360 derajat. Semua bagian badannya menyebarkan hawa dingin yang bisa membekukan udara di sekitarnya.

Lapisan es putih membungkus rambutnya. Wajah Lu berubah menjadi pucat putih.

Zhang Heng melihat perubahan diri Lu. Diat ertawa terbahak-bahak seraya berkata, "Oh.. ternyata kamu punya Sembilan Jalur Energi Mutlak Yin! Berani-beraninya kamu mendapatkan energi murni mu dengan hal itu. Kamu benar-benar tidak takut mati. Sekarang, racun beku sudah keluar dari tubuhmu. Aku ingin lihat berapa lama kamu bisa bertahan."

Sekarang, matahari bersinar dengan terang tapi Lu merasa sekujur tubuhnya seperti berada di sebuah Rumah es. Rasa dingin yang membekukan tubuhnya menembus tulang-tulangnya.

Sembilan Jalur Energi Mutlak Yin merupakan bagian puncak dari Jiwa Es Ilusi Surga, Pengembali Ajian Es Menjadi Debu. Ajian ini merupakan ajian terlarang. Ketika Ye Yuan mengajarkan ajian ini pada Lu, dia sudah memberitahu untuk tidak menggunakannya kecuali dia memang tidak punya pilihan lain. Ini karena ajian memicu keluarnya Sembilan Jalur Energi Mutlak Yin , yang dapat menarik energi beku Qi dari langit dan bumi ke dalam tubuh Lu sehingga dia untuk sementara waktu memiliki kekuatan yang hebat.

Kata "Kembali Menjadi Abu" berarti setelah ajian ini digunakan yang asalnya abu akan menjadi abu dan yang asalnya debu pun kembali menjadi debu. Ini adalah ajian yang bisa membinasakan lawannya.

Saat ini, kekuatan Lu terus naik menuju Tingkat Keempat, kemudian Kelima dan berhenti di Tingkat Keenam Energi Murni Qi.

Waktu yang Lu gunakan untuk mendapatkan ajian Jiwa Es Ilusi Surga terlalu pendek. Meski kekuatannya meningkat dengan tajam, penguasaannya tidak terlalu mencengangkan.

Seandainya Raja Dewa Jiwa Salju yang mengeksekusi Ajian Pengembali Es Menjadi Debu, meskipun kekuatannya hanya di Tingkat Pertama, dia akan mampu untuk mencapai energi Murni Qi Tingkat sempurna.

Meskipun Zhang Heng terkejut dengan perubahan kekuatan Lu, dia tidak terlalu menganggapnya serius. Tingkat Keenam masih terlalu rendah dibandingkan kekuatannya. Namun, tidak dipungkiri kalau sekarang tubuhnya lebam setelah Lu hampir saja membunuhnya. Dia sangat malu. Panah es juga sudah membuat nafsunya hilang. Sekarang yang dia inginkan adalah mengirim Lu ke negeri akhirat.

Zhang Heng tidak akan langsung membunuh Lu karena jika pihak perguruan tahu maka dia akan dihukum. Lu sudah menggunakan ajian Sembilan Jalur Energi Mutlak Yin. Dia hanya tinggal menunggu kematian gadis itu.

"Mati kau bedebah!" Lu mengenggam udara dengan satu tangannya. Sebuah panah es terbentuk sekali lagi. Dia mengarahkannya pada Zhang Heng. Pemuda itu tertawa karena dia bisa menghindari serangan Lu dengan mudahnya.

Panah es mungkin punya kekuatan yang mematikan, namun akan sia-sia jika Lu tidak bisa melemparkannya tepat ke lawannya. Sebelumnya Zhang Heng memang tidak siap jadi serangan yang dilancarkan Lu hampir dapat mengenainya. Sekarang, karena dia sudah lebih siap, Zhang tidak akan kalah lagi.

Lu bukanlah Ye Yuan. Kemampuan bertarungnya masih rendah dan dia juga belum bisa menggunakan kekuatannya yang tiba-tiba naik. Serangannya kali ini tentu tidak akan mampu untuk melukai Zhang Heng.

Lu sudah tidak peduli lagi. Sebelum dia melancarkan ajian Pengembali Es Menjadi Debu, dia sudah berkeinginan untuk mati. Lu percaya jika dia gagal membunuh Zhang Heng maka Ye Yuan-lah yang akan membalaskan dendamnya.

"Kamu berani macam-macam denganku dengan serangan seperti ini? Kamu benar-benar meremehkan kekuatan murid tingkat bumi!" Zhang Heng berkata dengan ekspresi wajah menghina.

"Huh! Ilusi Seribu Badai Es!"

Lu berteriak ketika dua tangannya begerak membentuk bulatan.

Dengan cepat, banyak sekali batu yang terbentuk di tangannya. Dia mengarahkan kedua tangannya kearah Zhang Heng, dan batu-batu itu pun terlepas menyerangnya.

Zhang Heng kaget. Dia tidak menyangka Lu akan terus memberikan serangan kepadanya.

Badai batu merupakan serangan yang cukup lebar jadi meski Zhang heng bergerak dengan cepat, tubuhnya masih terkena beberapa batu. Kali ini serangan Lu bisa dikatakan lebih lemah dibandingkan serangan panah es sebelumnya. Oleh karena itu, Zhang Heng sama sekali tidak terluka karena kekuatan pelindung tubuhnya yang lebih kuat.

"Huh! Jangan menyalahkanku jika kamu mengantarkan nyawamu sekarang. Cambuk Ular Bayangan!"

Zhang Heng dapat menggunakan jurus ini dengan baik. Cambuknya mengarah tepat ke tubuh Lu meski diarahkan dari sudut yang sulit.

Sekarang Lu sadar kalau Zhang Heng memang bukan tandingannya. Dia sudah pasrah akan mati. Lu sama sekali tidak bergerak untuk menghindari serangan cambuk Zhang Heng.

Seringai di wajah Lu membuat Zhang Heng kaget. Lu menggerakkan tangannya dengan cepat untuk membuat banyak sekali panah es. Lu tidak berniat untuk menyerah. Da berencana untuk mati bersama dengan Zhang Heng.

Zhang Heng tidak menyangka Lu tidak takut mati. Karena dia masih ingin hidup, dengan cepat dia menarik cambuknya untuk diputar menghantam serangan panah es lu. Seketika cambuk mengenai panah-panah es itu, semuanya runtuh berkeping-keping.

Zhang Heng memiliki kekuatan dan kemampuan bertarung jauh lebih tinggi dari pada Lu, jadi tidak mungkin bagi Lu untuk bertarung dengan pemuda itu langsung seperti ini.

Setelah Zhang Heng berhasil meluluh lantakkan panah es Lu, dia kembali melancarkan serangan cambuknya ke arah tubuh Lu. Gadis itu sudah kehilangan banyak tenaga untuk mengeluarkan panah-panah es. Sekarang dia sungguh tidak mampu bangkit lagi dan memutuskan untuk tidak melawan. Dia menutup matanya menunggu maut menjemput.

"Tuan Muda. Lu tidak bisa berada lagi di samping Tuan Muda jadi kamu harus bisa mengurusi dirimu sendiri." Air mata Lu mengucur dari kedua matanya, yang seketika berubah jadi es.

Zhang Heng sudah tahu kalau Lu tidak takut mati tapi dia tidak menyangka jika gadis itu menunggunya untuk mengakhiri hidupnya. Dia sama sekali tidak melawan.

Zhang Heng tidak lagi menahan serangannya. Jika dia mencambuk Lu lagi, gadis itu pasti akan mati. Serangan sudah terlanjur dilancarkan, Zhang Heng sudah tidak dapat berhenti. Ketika dia hendak memberikan satu cambukan lagi pada Lu, sebuah teriakan terdengar.

"Hiak!"

Sebuah serangan mengenai cambuk dan mematahkannya. Zhang Heng ketakutan. Meskipun cambuk Zhang Heng bukanlah cambuk artifak ajaib, serangan yang dia terima tadi berisi penuh dengan energi murni sehingga bisa saja merambat mengenai dirinya. Dia melihat cambuknya hancur.

"Siapa kamu? Sungguh tidak tahu malu berani melawanku!" Zhang Heng berteriak keras.

Seorang pemuda berbaju warna biru langit meluncur masuk dan berhenti di samping Lu. Dia sama sekali tidak melihat Zhang Heng. Dia langsung mengangkat tubuh Lu dan memberikan sebuah pil obat.

"Lu, Tuan Muda datang terlambat."

Lu dengan lemah membuka matanya dan melihat Ye Yuan ada di hadapannya. Matanya sedikit berbinar.

"Tidak usah bicara. Lihatlah. Tuan Muda mu ini akan menolongmu." Kalimat Ye Yuan semakin dingin ketika dia berbicara.

Ye Yuan mengangkat tubuh Lu dan mendudukan-nya di samping. Dia kemudian berdiri dan langsung berteriak. "Sekarang, aku benar-benar ingin membunuh orang. Siapapun yang menghentikanku, aku anggap sebagai musuhku. Aku tidak akan berhenti sampai kamu mati!"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.