Dewa Obat Tak Tertandingi

Kamu Tidak Punya Hati Sebagai Orang Besar



Kamu Tidak Punya Hati Sebagai Orang Besar

0

"Lelucon macam apa ini? Di Perguruan Dan Wu tidak ada orang yang berani mengoceh tentang membunuh orang. Aku rasa kamu sudah mengusik kekuatan seseorang!"

0

Semua orang menganggap sikap angkuh Ye Yuan sebuah lelucon. Jika ada orang yang memang ingin bertarung dengan murid lain biasanya akan mengajukan bertarung di Pertarungan Maut. Tidak ada orang yang pernah gembar-gembor ingin membunuh orang seperti yang Ye Yuan lakukan saat ini. Mereka melihat Ye Yuan sengaja bertingkah seperti ini untuk mengancam.

Ye Yuan memamerkan caranya membetulkan posisi pedangnya. Dia berkata dengan nada dingin. "Kalau kalian berpikir seperti itu. Jadi menurutku aku tidak perlu banyak bicara lagi. Aku hanya perlu memukul para anjing yang menggonggong ini supaya tidak menggigit si pemiliknya."

Selesai mengatakan kalimatnya, Ye Yuan tidak ragu lagi mengayunkan pedangnya ke arah para murid ini berkumpul.

Jurus Pedang Kosong Bunga Jatuh Yang Berguguran digunakan oleh Ye Yuan dan orang-orang yang ada di hadapannya ini terlihat seperti gambar-gambar yang silih berganti melewatinya.

Semua murid yang bertugas sebagai pengurus urusan murid lain di Departemen Urusan Umum adalah para petarung yang kekuatannya di Tingkat Kesembilan. Selain para murid di Tingkat Surga dan Penggabungan Jiwa seperti Lin Tiancheng, di Perguruan Dan Wu, mereka adalah para petarung yang tidak terkalahkan.

Sayang, saat ini mereka menemukan kenyataan yang menyedihkan. Bukannya menang, mereka bahkan belum sempat menyentuh ujung lengan baju Ye Yuan.

Tubuh Ye Yuan bergerak dengan lincahnya seperti mahkota bunga yang berjatuhan. Tidak terlacak. Menghadapi para pengurus murid bukanlah perkara yang mudah. Mereka memiliki kekuatan yang tiga tingkat lebih tinggi dari Ye Yuan.

Ye Yuan sebenarnya dapat mengeluarkan kekuatanya yang paling cukup ganas untuk melumpuhkan mereka, namun saat ini dia merasa belum saatnya untuk menunjukkan kekuatan dirinya yang sebenarnya.

Di Perguruan Dan Wu, selain Feng Ruoqing tidak ada yang tahu jika Ye Yuan bisa mengeluarkan Jurus Telapak Tangan Berlapis Gelombang Delapan.

Lin Tiancheng yang sekarang setengah berada di Tingkat Penggabungan Jiwa dan merasa unggul karena memiliki tingkat kekuatan yang cukup jauh dari Ye Yuan akan tahu jati diri Ye Yuan jika dia mengerahkan seluruh kemampuannya dalam bertarung melawan para pengurus. Oleh karena itu, Ye Yuan memutuskan untuk menggunakan jurus pedangnya yang dia rasa mampu untuk melumpuhkan lawan-lawannya dan pada saat bersamaan juga tidak terlalu menguras tenaganya dalam bertarung.

Ye Yuan yang sekarang sedang dibakar api amarah, ternyata masih bisa berpikir jernih. Semua akan sia-sia jika dirinya yang sudah hidup dua kali masih tidak memiliki kelihaian dalam berpikir.

Jurus Pedang Kosong Bunga Jatuh Yang Beterbangan diciptakan oleh Ye Yuan dulunya untuk mengikuti pergerakan bunga yang berguguran dari pohon. Jurus itu menitik beratkan pada pergerakan yang selaras dengan tiupan angin sehingga tidak menguras banyak energi si petarung.

Meski begitu, ada juga kelemahan dari jurus ini yakni kurangnya kekuatan menyerang. Untungnya, dalam pertarungannya sekarang, Ye Yuan tidak memerlukan banyak kekuatan untuk menyerang. Dia menggunakan gerakan elegan dan cepat untuk melukai badan lawan-lawannya. Dengan cara ini, kekuatan bertarung mereka akan menurun.

"Oh! Tanganku!"

"Oh! Kakiku!"

Jeritan kesakitan terus terdengar. Tanpa disadari, banyak tubuh dari pengurus yang terluka.

"Orang gila macam apa dia? Anak tingkat keenam namun dia sangat kuat!"

"Berhenti! Berhenti! Kita mengaku kalah!"

"Benar! Cepat berhenti! Kita menyerah!"

Salah satu dari mereka mulai bicara diikuti oleh ambruknya semangat yang lainnya. Setiap orang mulai menaruh tangannya di tanah sebagai tanda menyerah.

Setelah mencapai Tingkat Keenam, dapat dikatakan semua petarung di fase Energi Murni Qi bukanlah tandingan Ye Yuan.

Ye Yuan tidak akan menggila dengan membunuh semua orang ini. Melihat bahwa mereka punya niat untuk menyerah, Ye Yuan melempar pedangnya dan dengan tenang masuk ke dalam ruang paling dalam di bangunan Departemen Urusan Umum. Dia memegang tubuh seorang murid yang sedang bekerja di ruangan dalam dan memaksa untuk mengantarkannya ke tempat Lin Tiancheng.

Ye Yuan menendang pintu masuk dengan kakinya, tapi tidak menemukan sosok Lin Tiancheng karena ruangan sudah kosong.

Jendela belakang terlihat terbuka. Dapat disimpulkan jika Lin Tiancheng melarikan diri.

Ye Yuan tertawa sinis kemudian mengambil satu batang Dupa Pemandu Jiwa. Dia mencari meja dan mengambil satu buku untuk dibakar. Dupa Pemandu Jiwa berubah menjadi sekepul asap hijau dan bergerak tertiup angin.

Jiwa langit dari seorang petarung itu kuat dan biasanya mereka akan meninggalkan jejak di tempat yang pernah dia tempati. Dupa Pemandu Jiwa bisa membedakan aroma jiwa dan menggunakannya untuk melacak keberadaan si petarung.

Ketika seorang petarung kuat melarikan diri, mereka biasanya akan menutupi aroma dari jiwa mereka yang tidak bisa dilacak oleh Dupa Pemandu Jiwa. Di kehidupan sebelumnya, Ye Yuan sering menggunakan dupa ini untuk sekedar bersenang-senang.

Sepertinya Lin Tiancheng tidak tahu caranya untuk menyembunyikan aroma jiwanya. Jadi kemanapun dia bersembunyi tidak akan gunanya.

Kemampuan bertarung Ye Yuan membuat Lin Tiancheng heran. Pemuda itu mengalahkan semua murid Tingkat Ketujuh dan Kedelapan dengan mudahnya seperti memotong sayuran.

Meskipun Lin Tiancheng masih tidak percaya jika Ye Yuan dapat mengalahkannya, dia mengakui jika orang itu memiliki cukup kemampuan untuk menghadapinya.

Lin Tiancheng sebenarnya adalah tipe orang yang suka menindas yang lemah tetapi takut pada orang yang lebih kuat. Oleh karena itu, ketika melihat Ye Yuan mampu bertarung melawan hampir semua orang Departemen Urusan Umum, dia memutuskan untuk melarikan diri.

Ye Yuan sudah memporak-porandakan Departemen Urusan Umum. Jika para guru mengetahui tentang hal ini, Ye Yuan pasti akan dikeluarkan. Jika sudah seperti itu, Lin Tiancheng tidak harus bertarung melawannya.

Sekarang, Lin Tiancheng sedang menuju ke daerah di belakang gunung untuk mengadu kepada para guru.

"Dasar orang tidak punya otak! Memang kenapa kalau dia murid berbakat? Bukankah hidupnya cukup hancur karenaku, Lin Tiancheng?"

Merasa senang dengan dirinya sendiri, Lin Tiancheng tidak menutupi senyumannya. Dia tidak tahu kalau ada kepulan asap hijau yang melayang di atas kepalanya. Asap itu menghilang. Sesaat setelahnya, senyuman yang ada di wajah Lin Tiancheng menghilang ketika matanya melihat seseorang di depan menghalangi jalannya. Orang itu lain tak lain adalah Ye Yuan.

"Bagaimana mungkin dia bisa ada di sini? Dari mana dia tahu aku ada di sini?" tanyanya dalam hati.

Ye Yuan berdiri di depan Lin Tiancheng tanpa sekalipun menutupi niatnya untuk menghabisi lelaki itu. Tanpa sadar, rasa takut ini meliputi Lin Tiancheng ketika matanya melihat ekspresi pemuda 15 tahun itu.

"Ye Yuan, jangan memaksaku! Apa kamu pikir aku takut padamu?" Lin Tiancheng membentak marah, mencoba untuk menutupi kesalahannya.

"Bukankah kamu yang memaksaku? Selamat. Kamu sudah berhasil untuk membuatku sangat marah. Balasan yang setimpal untuk ini adalah nyawamu!" Ye Yuan berkata pelan tanpa dengan ekspresi wajah datar.

"Hahaha! Kamu benar- benar tidak tahu betapa luasnya langit dan bumi ini! Apa kamu lupa tempat apa ini? Perguruan Dan Wu tidak akan membiarkan seorang murid membunuh murid lainnya. Orang yang melanggar peraturan ini akan dihukum mati! Apa kamu berniat untuk melanggar ini dengan kekuatanmu?" Lin Tiancheng kemudian tertawa terbahak-bahak.

Ye Yuan menggelengkan kepalanya kemudian menghela napas.

"Kamu tidak ada bedanya dengan orang yang ada di kebun tanaman obat. Menggunakan peraturan perguruan sebagai jimat untuk melindungi diri kalian! Karena peraturan inilah, kalian berani menyentuh orang-orangku, kan?"

Mendengar helaan napas panjang Ye Yuan, ketakutan itu merayap menjangkau dasar hati Lin Tiancheng. Firasat buruk ini tidak akan hilang.

"A-Apa yang telah kamu lakukan pada Zhang Heng?"

"Kamu belum tahu jawabannya?" Ye Yuan menjawab dengan nada tenang seolah dia telah melakukan sesuatu yang tidak pantas untuk disebutkan.

Lin Tiancheng berteriak nyaring karena kaget seperti seperti seekor kucing yang diinjak ekornya.

"Kamu benar-benar telah membunuh Zhang Heng? Kamu berani membunuh orang? Apa kamu gila? Kamu akan dihukum mati! Hahaha! Kamu akan mati Ye Yuan!"

Ye Yuan menghela napas lagi. "Kamu benar-benar manusia lemah yang hanya bisa bicara mengenai peraturan perguruan. Tidak heran kamu selalu gagal lulus Ujian Naik Tingkat Bumi. Kamu tidak memiliki nyali orang besar!"

Lin Tiancheng gemetar. Kata-kata Ye Yuan membuat traumanya muncul. Ye Yuan telah menunjukkan kelemahannya.

"Kamu menganggap dirimu itu mulia karena menjadi pemimpin Departemen Urusan Umum. Kenyataannya, posisi ini justru menunjukkan kelemahanmu! Berapa banyak murid yang bisa lulus Ujian Naik Tingkat Bumi dari departemen itu? Aku datang untuk membunuhmu tapi kamu justru membuat anak buahmu sebagai umpan. Dan sekarang kamu melarikan diri. Kamu bahkan tidak berani bertarung. Kamu ingin mengadu pada para guru kalau aku membuat kerusuhan di Departemen mu kan? kamu itu pengecut, Lin Tiancheng! Orang sepertimu tidak akan pernah menjadi orang besar!"

Kalimat Ye Yuan terdengar seperti palu yang bertubi-tubi menghantam semangat Lin Tiancheng, membuatnya kehabisan napas. 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.