Dewa Obat Tak Tertandingi

Kekuatanku Lebih Rendah Darinya



Kekuatanku Lebih Rendah Darinya

0

Tiga hari kemudian, di kaki gunung Puncak Sembilan Surga. Banyak sekali murid yang berkumpul di sana. Bahkan saking padatnya, air pun mungkin tidak dapat lewat.

0

Kejadian seorang petarung menantang dirinya untuk melewati Jalan Sembilan Surga jarang terjadi. Oleh karena, para murid yang berkumpul ini tidak melewatkan kesempatan untuk menyaksikan kejadian langka ini. Seluruh area Perguruan Dan Wu terlihat seperti kota mati yang ditinggalkan penghuninya.

Jika bukan karena kejadian sebelumnya yang menimpa Ye Yuan, tidak akan mungkin ada kejadian besar seperti ini, seorang murid di Tingkat Keenam Energi Murni Qi yang menantang untuk melewati Jalan Sembilan Surga. Bahkan hanya dengan mendengar tingkatan kekuatannya, orang-orang akan malas untuk menonton.

Insiden yang menyeret nama Ye Yuan sebelumnya telah menjadi topik perdebatan di kalangan para penghuni Perguruan Dan Wu, jadi setiap orang sudah mengetahui niatan Ye Yuan. Sekarang, mereka semua tahu bahwa kehebatan Ye Yuan sudah melewati daya imajinasi mereka. Hari ini, mereka berharap akan ada keajaiban yang diciptakan oleh Ye Yuan.

Meskipun mereka semua sebenarnya tidak percaya bahwa Ye Yuan akan berhasil, mereka masih sedikit mengantisipasinya.

Di sisi lain gunung Puncak Sembilan Surga, ada sebuah paviliun yang berdiri. Ini adalah tempat yang ideal untuk menyaksikan Jalan Sembilan Surga.

Beberapa orang duduk mengitari meja bundar di paviliun itu. Ada Su Yubai dan yang lainnya. Sementara itu, di luar paviliun banyak guru dan juga para murid berbakat yang mendapat Gelar Kehormatan baik dalam ilmu bela diri dan juga ilmu pengobatan di sana. Status mereka jelas berbeda dengan para murid kebanyakan.

Long Tang, Zuo Bugui, Su Yishan dan yang lainnya secara bersamaan juga ada di sana.

"Hei. Long Tang. Kenapa kita tidak bernegosiasi sedikit? Bagaimana kalau kamu mengembalikan Inti Cula Tajam kepadaku? waktu itu aku hanya sekedar bercanda, jangan dianggap serius."

Zuo Bugui tidak henti-hentinya mengganggu Long Tang. Dia masih menginginkan Long Tang untuk mengembalikan Inti Cula Tajam yang hilang dari genggamannya sewaktu taruhan beberapa waktu yang lalu.

Long Tang tidak memperdulikan Zuo Bugui. Dia menutup matanya beristirahat seraya menunggu kedatangan Ye Yuan.

"Hei, kenapa tindakanmu sangat tidak masuk akal? Kamu kan sudah kuat; untuk apa kamu masih perlu Inti Cula Tajam? Lebih baik kamu mengembalikannya padaku."

"Oh.. Long, ayo katakan sesuatu!"

"Ye Yuan sudah tiba!"

Kelopak mata Long Tang tampak berkedut, tapi dia dengan cepat kembali tenang.

"Berhenti berpura-pura. Kita tidak membicarakan ini lagi. Bagaimana kalau kita bicara tentang Ye Yuan saja? Apa menurutmu dia memiliki kesempatan untuk berhasil?"

"Tidak tahu."

Zuo Bugui terkejut mendengar jawaban Long Tang yang mengatakan 'tidak tahu' bukannya 'tidak berhasil'.

Meskipun sebelumnya Zuo Bugui dan Long Tang suka berbeda pendapat, Long Tang terbukti lebih benar. Saat ini, Zuo sama sekali tidak punya firasat baik tentang Ye Yuan.

Jalan Sembilan Surga? Bahkan Long Tang pun tidak berani mencobanya.

Meskipun Long Tang cukup percaya diri dengan kemampuannya, dia sadar dia tidak mencapai posisi yang sangat 'menakutkan' seperti Mo Yuntian setelah dia menganalisa dirinya sendiri. Waktu itu, Mo Yuntian bahkan hampir mati sebelum memasuki Jalan Sembilan Surga. Dirinya tidak akan bisa melewati jalan itu.

"Maksudmu, Ye Yuan mungkin berhasil? Bagaimana mungkin?"

"Bukankah kamu juga mengatakan bahwa dia tidak mungkin bisa membunuh Lin Tiancheng sebelumnya? Dan kamu juga lihat hasilnya kan?"

"Oh.. Jalan Sembilan Surga dan Lin Tiancheng jelas berbeda kan? Bahkan jika kita mengumpulkan seratus orang macam Lin Tiancheng, mereka tidak akan mampu melewatinya."

"Seratus Lin Tiancheng juga tidak sepadan dengan satu Ye Yuan!"

"...."

Zuo Bugui tidak membalas karena apa yang dikatakan Long Tang memang benar. Dia menemukan bahwa Long Tang yang biasanya angkuh ternyata mengakui keunggulan Ye Yuan.

Long Tang adalah orang yang menjadi contoh bagi pada murid di Perguruan Dan Wu. Dia selalu menganggap rendah orang lain termasuk Zuo Bugoi. Sekarang, manusia bernama Long Tang ini menurunkan pandangannya sejajar terhadap Ye Yuan. Ini sulit dipercaya.

"Long, ini seperti bukan kamu!" Zuo Bugui berkata sungguh-sungguh seperti seekor musang yang berduka atas kematian seekor kelinci.

Long Tang tidak terlalu memperhatikan Zuo dan hanya menjawab dengan nada datar. "Apakah kamu lupa kalimat yang selalu didengungkan di perguruan? Murid berbakat ditakdirkan untuk dikalahkan."

Long Tang benar-benar merenungi kalimat itu dan dengan pelan dia melanjutkan. "Aku.... kekuatanku lebih rendah darinya."

"Meski aku tidak mau mengakuinya tapi apa yang kamu ucapkan ini benar." Zuo Bugoi juga menghela napas panjang.

"Tapi, dia tidak akan punya kesempatan untuk mengungguli kita. Dia tidak akan berhasil melewati Jalan Sembilan Surga!" Zuo BugOi menambahkan.

"......"

Kali ini, Long Tang tidak membalas. Sejujurnya, dia juga tidak memiliki banyak kepercayaan diri akan kans Ye Yuan berhasil melewati jalan itu. Tingkat bertahan hidup di sana adalah kosong.

Angka kosong ini susah untuk dipatahkan karena bebannya seolah seberat gunung besar. Mungkinkah Ye Yuan bisa melewatinya?

"Huh! Ye Yuan ini sok jagoan. Dia membuat banyak orang menunggunya!" Su Yubai menjadi tidak sabar dan akhirnya menggerutu.

"Benar. Si bajingan ini benar-benar tak tahu aturan. Dia pantas dihukum mati!" Seorang tetua menyetujui kalimat Su Yubai. Sepertinya dia sudah bergabung menjadi antek Su Yubai.

Di sisi lain, Hu Changsheng tersenyum. "Jalan Sembilan Surga bukanlah lelucon. Ye Yuan perlu mempersiapkan dirinya dengan baik."

"Apa yang mau disiapkan? Jangan katakan kalau dia, yang masih berada di Tingkat Energi Murni Qi, itu berpikir akan bisa melewatinya? Dia pasti mati. Dia sudah membuat banyak orang menunggu. Benar-benar keterlaluan!" Tetua itu terlihat sangat tidak senang. Jelas kalau dia sudah muak menunggu.

Ketika tetua itu mengutarakan kalimatnya, tidak ada seorang pun yang membantah. Segala persiapan tidak akan ada artinya untuk Ye Yuan.

Orang –orang ini merasa bahwa Ye Yuan ingin mengakhiri hidup dengan caranya sendiri dari pada memilih dihukum mati. Meski begitu, hasilnya akan tetap sama. Mati.

Tidak ada yang percaya Ye Yuan bakal bisa bertahan hidup melalui jalan itu.

Murid-murid yang berkumpul di kaki gunung hanya mendengar tentang bagaimana mengerikannya Puncak Sembilan Surga. Sementara, para tetua dan guru melihat dengan mata mereka sendiri banyak murid yang jatuh ke jurang di puncak gunung itu selama bertahun-tahun.

Bahkan pada masa dulu ketika para guru ini masih menjadi murid, para murid paling berbakat yang menantang Jalan Sembilan Surga ini kesemuanya tidak ada yang berhasil. Kelima orang yang tertulis berhasil adalah para petarung yang namanya hanya bisa mereka kagumi sekarang.

Tidak ada seorang pun yang ragu Ye Yuan memiliki potensi untuk bisa melewati Jalan Sembilan Surga. Tapi itu hanya potensi. Kenyataannya, kekuatan kanuragan Ye Yuan masih berada di Tingkat Keenam. Dia bahkan belum melewati fase minor tingkatan Energi Murni Qi. Dia sangat tidak mungkin bisa berhasil.

Siapa di antara para murid berbakat dari Tingkat Energi Murni Qi yang menantang Jalan Sembilan Surga yang tidak termasuk murid berbakat? Tidak ada. Mereka semua bahkan berada di Tingkat Puncak Kesembilan. Namun, akhirnya semuanya mati.

Jadi, Ye Yuan tidak akan mampu berhasil melewatinya.

Keramaian mulai terdengar di kaki gunung. Ye Yuan akhirnya tiba.

Di belakang Ye Yuan, ada Feng Ruoqing, Feng Zhirou dan juga si muka hitam, Huyan Yong.

Semua orang menatap Feng Ruoqing dan Feng Zhirou dengan tatapan cemburu. Semua orang menginginkan berada di posisi Ye Yuan. Mati dengan di antar dua orang cantik seperti mereka adalah impian semua lelaki.

Ye Yuan tidak sengaja ingin membuat kegemparan dengan datang terlambat. Dia harus menyelesaikan urusan Lu terlebih dahulu. Pagi-pagi sekali, Ye Yuan mengalirkan energi murninya untuk membantu Lu menekan racun beku. Setelah selesai, dia meminta Feng Ruoqing mencari seseorang untuk menjaga Lu sebelum dia dapat menenangkan pikirannya dan kemudian berangkat menuju Puncak Sembilan Surga. Oleh karena itu, dia datang terlambat.

Di depan Ye Yuan, terhampar deretan batu hijau yang menuju ke Puncak Sembilan Surga melewati awan. Yang terlihat seperti jalan menuju alam baka, sebenarnya adalah tanah yang terlarang bagi para petarung.

"Benar-benar ciptaan yang bagus. Sepertinya aku tidak boleh meremehkan para ahli di dunia ini. Jalan Sembilan Surga ini bukanlah jalan biasa!" Ye Yuan memuji diam-diam.

Karena Ye Yuan sudah tiba, kerumunan murid ini memberikan jalan yang lebar untuk Ye Yuan lewat.

Di depan Jalan Sembilan Surga, sebuah papan batu berdiri. Diatasnya terdapat sebuah tulisan.

Seorang petarung menghentikan langkah Ye Yuan. "Sebelum memasuki Jalan Sembilan Surga, bersumpahlah terlebih dahulu dengan Sumpah Surga Dao sesuai dengan yang tertulis di atas papan batu."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.