Dewa Obat Tak Tertandingi

Guru Besar Panglima Perang



Guru Besar Panglima Perang

0

Ye Yuan menaiki anak tangga berikutnya dengan mudah seperti sedang berjalan-jalan di sekitar halaman rumah. Setelah mencapai Alam Hati Yang Setenang Air, Ye Yuan menganggap Jalan Sembilan Surga hanya berupa hitungan anak tangga. Langkahnya kuat dan tegas. Tahap kedua pun dia lalui dengan cepat.

0

Ekspresi wajah Su Yubai menjadi masam begitu dia mendapati kemajuan Ye Yuan. Dia sudah dua kali mengatakan bahwa Ye Yuan mati dan sama sekali tidak menyangka bahwa pemuda ini dapat hidup kembali. Tidak hanya bernyawa, Ye Yuan bahkan menjadi semakin kuat.

Su Yubai tidak dapat bergerak. Dia terdiam, masih berdiri, merasa canggung. Sebenarnya, Su Yubai masih ingin tinggal di dalam Paviliun. Dia ingin menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Ye Yuan tewas dalam Jalan Sembilan Surga. Dia tidak akan dapat tidur dengan pulas dan makan dengan lahap jika belum melihatnya.

Saat ini Su Yubai sudah terlanjur berada di luar Paviliun. Tidak mungkin jika dirinya kembali masuk ke dalam untuk duduk kembali dan berkomentar. Su Yubai tidak ingin kehilangan muka. Wajah lelaki tua itu sudah beberapa kali berubah. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengangkat lengan pakaiannya, pergi meninggalkan bangunan Paviliun.

Tetua yang lain sebenarnya masih ingin menyaksikan apakah Ye Yuan dapat berhasil melewati Jalan Sembilan Surga karena hal seperti ini dapat dikatakan peristiwa bersejarah di Perguruan Dan Wu. Tetapi karena mereka sudah melihat Su Yubai menginggalkan Paviliun, maka tidak mungkin mereka duduk kembali. Akhirnya, dengan terpaksa, rombongan tetua pun ikut pergi menyusul Su Yubai.

Sementara itu, di suatu tempat di dekat Paviliun, Zuo Bugui memperhatikan langkah tegap Ye Yuan. Dia tidak sengaja menelan ludahnya. Ye Yuan berhasil menembus tingkatan tinggi seperti itu dalam Jalan Sembilan Surga. Ini adalah yang sulit dia pahami.

Long Tang tiba-tiba membalikkan tubuhnya, kemudian beranjak pergi. Jelas saja membuat Zuo Bugui keheranan sehingga dia dengan cepat langsung bertanya.

"Long, kamu tidak mau menonton lagi?"

Long Tang tetap pergi meninggalkan Zuo Bugui tanpa sedikitpun memperlambat langkah kakinya. Dia melambaikan tangannya sambil membelakangi Zuo. "Semuanya sudah jelas. Tidak ada yang perlu dilihat lagi. Aku akan bersiap-siap. Selanjutnya, akulah yang akan ada di Jalan Sembilan Surga itu."

Selesai menjawab Zuo Bugui, Long Tang langsung pergi.

"Semuanya sudah jelas?" Zuo Bugui mengulang kalimat Long Tang kemudian bergumam pada dirinya sendiri.

"Dia begitu yakin jika Ye Yuan akan mampu menyelesaikan semua rintangan? Meskipun memang Ye Yuan berhasil mencapai Tingkat Kesembilan, tapi tetap saja dia masih di Tingkatan Energi Murni, belum pada tingkat Penggabungan Jiwa. Masih ada 333 anak tangga yang dianggap paling sukar. Apakah mungkin Ye Yuan yang masih berada di Tingkat energi Murni bisa lolos?"

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Zuo Bugui. Yang terdengar hanyalah, derap langkah tegap Long Tang.

Ketika Ye Yuan melangkah ke anak tangga ke 667, ilusi yang tampak di depan mata Ye Yuan menghilang dan berubah kembali menjadi pemandangan waktu kali pertama dia menginjakkan kaki ke Jalan Sembilan Surga, ada banyak anak tangga yang menuju ke surga.

Seorang tetua berjubah hijau tiba-tiba muncul di depan Ye Yuan. Dia terlihat seperti orang ahli yang wajahnya penuh dengan nilai-nilai kebajikan.

"Anak muda. Keberhasilanmu mencapai tempat ini menunjukkan bahwa kamu memiliki bakat yang tiada tandingannya. Meski begitu, tahap ketiga yang ada di Jalan Sembilan Surga ini adalah yang paling sulit. Apa kau siap?"

Orang tua itu membuka mulutnya untuk berbicara ketika dia melihat Ye Yuan. Ye Yuan tidak menyangka jika tetua ini punya kesadaran. Dia hanyalah wujud penampakan. Ye Yuan tidak terlalu terkejut mendengar kalimat-kalimatnya.

"Jalan Sembilan Surga meninggalkan banyak jejak yang mengandung nilai kedewaan. Apakah Jalan sembilan Surga ini dibuat oleh seorang murid senior dari Dan Wu?"

Tetua itu tampak langsung terkejut dengan pertanyaan Ye Yuan. "Kau bisa melihat penampakanku? Sungguh ajaib! Dilihat dari tubuhmu, kau baru berumur 15 atau 16 tahun. Di usia ini kau sudah punya pengetahuan yang banyak. Namun, Susunan Surga Sembilan Revolusi Keruh tidak dibuat olehku melainkan oleh nenek moyang pendiri Aliran Awan Tenang yang bernama You Wuya! Aku sudah hampir mengakhiri hidupku jadi kuputuskan untuk membagi kepulan rasa dewaku ke dalam Jalan Sembilan Dewa dan menjadi tuan rumah yang memandu tahap ketiga tantangan Sembilan Jalan Surga."

Lelaki tua berjubah hijau memelintir jenggotnya sambil tersenyum memamerkan wajahnya yang sedang mengagumi seseorang. Terlihat jelas dia sangat mengidolakan You Wuya.

Ye Yuan dengan cepat sadar tentang asal-usul Jalan Sembilan Surga yang ternyata dibangun oleh nenek moyang pendiri dari Aliran Awan Tenang. Dari ciptaannya ini terlihat bahwa sosok You Wuya adalah orang yang memiliki bakat luar biasa. Orang lain mungkin tidak paham tetapi Ye Yuan dapat mengetahui bahwa Susunan Surga Sembilan Revolusi Keruh ini menggunakan hukum sembilan yang secara implisit memasukkan nilai-nilai Surgawi Dao di dalamnya. Hal seperti ini tidak mungkin dibuat oleh orang biasa.

Lebih jauh lagi, Ye Yuan juga dapat melihat bahwa Susunan ini memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari pada yang terlihat saat ini. Apa yang ada di Jalan Sembilan Surga hanya merupakan versi sederhana dari sesuatu yang lebih besar. Meskipun begitu, kekuatanya sudah luar biasa dahsyatnya. Perguruan Dan Wu merupakan sekte luar dari Aliran Awan Tenang. Jika yang di luar saja sudah seperti ini, formasi susunan lengkapnya mungkin akan jauh lebih luar biasa dari ini.

"Jadi rintangan yang ada di Jalan Sembilan Surga ini dibuat oleh Pendiri aliran bernama You. Pantas saja kekuatannya sangat dahsyat!" Ye Yuan tidak dapat menahan diri untuk memujinya.

"Dan, kau sudah memahami alam Hati Yang Setenang Air?"

Orang tua itu menatap Ye Yuan. Dia sangat terkejut mendapati keadaan mental Ye Yuan sangat tenang, setenang air sumur yang tidak beriak. Ini adalah tanda bahwa pemuda dihadapannya sudah memahami alam Hati Yang Setenang Air. Dia juga sudah lama menjadi penjaga di tahap ketiga, jadi dia pasti sudah paham tentang berbagai macam susunan yang ada di Jalan Sembilan Surga. Tahap kedua yang baru saja Ye Yuan lalui adalah tahap yang memasukkan konsep Hati Yang Setenang Air. Hanya saja, orang tua tidak menyangka akan ada bocah berumur 15 tahun yang memahaminya.

"Aku hanya beruntung bisa memahami Hati Yang Setenang Air," jawab Ye Yuan sambil tersenyum tipis.

Si pria tua itu melihat Ye Yuan dengan seksama, kemudian berkata dengan nada gelisah.

"Bagus! Bagus! Bagus! Hanya orang yang sangat berbakatlah yang akan bisa menggantikan generasi sebelumnya! Langit sedang melindungi Aliran Awan Tenang! Aliran pasti akan berjaya lagi di masa depan dengan orang yang hebat sepertimu! Aku sudah menunggu seribu tahun lamanya dan akhirnya, ada harapan yang muncul. Cepat, beri tahu aku siapa namamu, anak muda."

"Nama ku Ye Yuan. Bolehkah aku tahu siapa nama tetua?" Ye Yuan bertanya dengan nada hormat. Dia menghormati orang-orang seperti sosok di depannya yang sudah mengorbankan dirinya untuk perkembangan aliran.

Tetua dulunya tidak berumur panjang. Apa yang dilakukannya dengan memisahkan jiwa dewanya untuk memandu formasi susunan justru membuat kesempatannya untuk hidup semakin pendek.

Apa alasannya dia hingga ingin melakukan tindakan yang tidak egois seperti itu?

"Ye Yuan? Tidak buruk. Namaku Lu Yan. Aku adalah generasi ke 35 dari Aliran Awan Tenang. Aku bergelar Guru Besar Panglima Perang."

"Jadi tetua adalah Guru Besar Panglima Perang. Terimalah sembah hormat saya." Ye Yuan membungkuk memberi hormat.

"Haha! Cepat berdiri. Aku sudah mati jadi tidak ada gunanya kau melakukan hal seperti ini. Aku sudah ada di sini selama seratus tahun. Jiwa dewaku sudah kelelahan. Aku bisa mati dengan tenang karena bisa bertemu dengan orang hebat sepertimu!"

Sebenarnya jiwa dewa bisa diperpanjang dengan berbagai cara tapi ada saatnya dia akan musnah. Lu Yan masih bisa bertahan selama 10 tahun lagi. Setelah itu, jiwanya benar-benar akan lenyap dari dunia ini.

Orang yang hebat sekalipun akan kembali menjadi debu. ini adalah kesedihan yang diderita oleh semua petarung bela diri. Bahkan, Raja Dewa sekalipun tidak dapat melawan keganasan waktu. Walaupun begitu, Ye Yuan termasuk orang yang memiliki pandangan luas. Dia tidak terlalu berpikir dalam tentang kehidupan dan kematian.

"Aku telah memandu Susunan Surga Sembilan Revolusi Keruh selama hampir 200 tahun. Namun, hanya ada sekitar 10 orang yang aku temui. Terakhir kali aku bertemu dengan bocah bernama Mo Yuntian yang membuatku terkesan. Tapi, dibandingkan denganmu, dia masih tak terlalu hebat."

"Tetua terlalu baik." Ye Yuan tidak akan menunjukkan jati dirinya di hadapan Lu Yan.

Meski baru 200 tahun Lu Yan berada di sini, dia sudah cukup paham apa yang terjadi di Jalan Sembilan Surga. Para petarung yang disebut berbakat di Perguruan Dan Wu sama sekali tidak dia anggap karena gagal melewati tiga putaran.

Aliran Awan Tenang membutuhkan para petarung yang benar-benar berbakat yang dapat membuat jaya aliran ini. Orang yang dapat berlari dan menjadi pemimpin. Tujuan Aliran Awan Tenang ada di dalam Jalan Sembilan Surga, Mo Yuntian mampu melewati rintangan yang ada di Jalan Sembilan Surga karena beruntung.

Nilai-nilai sebenarnya dari penciptaan Jalan Sembilan Surga terletak pada hal-hal seperti Alam Hati Yang Setenang Air. Nilai-nilai ini yang membuat seseorang yang dulunya adalah Guru Besar Panglima Perang mengorbankan kesempatan hidupnya untuk formasi susunan.

 "Apa kau bisa berjanji padaku, Anak Muda?' Lu Yan tiba-tiba membuka mulutnya, bertanya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.