Dewa Obat Tak Tertandingi

Mundur Dari Serangan Pedang



Mundur Dari Serangan Pedang

0

"Kabur? Benar-benar pengecut!" Ye Yuan sungguh terkejut mendengar berita dari Tang Yu.

0

"Maafkan aku, Kakak Ye. Kemampuanku tidak cukup untuk menahan Wan Yuan. Terpaksa aku hanya bisa melihatnya kabur tanpa bisa berbuat sesuatu," jelas Tang Yu malu.

Meski Tang Yu tidak menunjukkannya, kali ini dia benar-benar merasa tidak berguna. Banyak hal yang sudah terjadi dengan diri Ye Yuan akhir-akhir ini, namun dia sama sekali tidak dapat membantu.

Saat ini Wan Yuan sudah seperti seekor semut yang dapat dibinasakan oleh Ye Yuan dengan sekali pukul tetapi bagi Tang Yu, kemampuan Wan Yuan masih setangguh gunung tinggi. Tang Yu paham betul jika Wan Yuan adalah musuh bebuyutan Ye Yuan. Hal ini semakin membuatnya merasa tidak berguna dan malu.

Ye Yuan mengibaskan tangannya. "Jangan terlalu dipikirkan, Tang Yu. Wan Yuan itu hanya seperti badut saja. Aku akan membiarkannya hidup beberapa hari lagi. Setelah aku kembali dari Hutan Tanpa Akhir, aku akan menyelesaikan urusanku dengannya dan juga ayahnya."

Ketika nanti Ye Yuan sudah keluar dari Hutan Tanpa Akhir, Ye Hang juga diperkirakan sudah menyelesaikan meditasi pengasingannya. Saat ini, bapak dan anak ini akan bekerja sama memberikan kejutan pada seluruh khayalak di negeri Qin.

Ketika Tang Yu mendengar pernyataan Ye Yuan yang akan menyelesaikan urusan dengan Wan Yuan dan ayahnya, dalam hati dia mengagumi sikap Ye Yuan. Ye Yuan masih merasa lebihh kuat. Biasanya, tidak ada seorang pun di negeri Qin yang terang-terangan berani mengatakan akan menyelesaikan urusan dengan Wan Donghai.

Ye Yuan merupakan orang yang tidak ingin berkeluh kesah. Dia memiliki keyakinan bahwa seorang lelaki harus melakukan pembalasan secepat mungkin. Dulu ketika Fei Qingping hampir membuatnya mati, balasan yang dia berikan pada murid ini adalah kematian.

Lin Tiancheng dan Zheng Hang membuat Lu menderita sebegitu parahnya. Ye Yuan pun langsung bertarung membunuh keduanya tanpa mengabaikan peraturan perguruan yang ada. Selain itu, dia juga berhasil melewati Jalan Sembilan Surga meski tidak seorang pun dari petarung tingkat Energi Murni Qi yang mampu melakukannya.

Melihat caranya hidup seperti itu benar-benar sangat memuaskan.

Tang Yu berharap dia dapat memiliki kehidupan seperti Ye Yuan, hanya tidak semua orang dapat memiliki kehidupan seperti itu. Hanya orang-orang yang diberkahi kekuatan surga yang mampu memiliki kehidupan semacam itu.

Wan Yuan jelas ketakutan menghadapi Ye Yuan sehingga dia menjadi panik dan akhirnya kabur. Dalam kondisi seperti ini, Wan Yuan hanya dapat mengandalkan peraturan perguruan. Sayangnya, peraturan ini bagi Ye Yuan hanyalah sekedar hiasan belaka.

Sekarang Ye Yuan benar-benar terlihat seperti orang 'gila'. Karena dia sudah berani membunuh Lin Tiancheng dan juga Zhang Heng, kemungkinan besar dia juga tidak akan segan membunuh Wan Yuan. Kebencian Ye Yuan terhadap Wan Yuan bahkan jauh lebih besar dibanding Lin dan Zhang. Itu kenapa, Wan Yuan tidak menunggu hasil akhir di Gunung Sembilan Surga sebelum melarikan diri. Dia takut tidak akan dapat menyelamatkan nyawanya jika sampai melihat Ye Yuan turun dari puncak gunung.

"Sebenarnya ada masalah lain Kakak Ye. Namun, aku ragu apakah aku harus mengatakan padamu atau tidak." Tang Yu melanjutkan kalimatnya.

"Kenapa kamu menganggapku seperti orang asing Tang Yu? Jika memang ada sesuatu yang harus kamu sampaikan maka, katakanlah."

"Aku berpikir bahwa penyerangan yang dilakukan Lin Tiancheng terhadap Lu itu sangat aneh. Kalau dipikir-pikir, Lin Tiancheng hanya sedikit berselisih paham denganmu ketika kalian berdua bertemu di Menara Ilusi Jiwa. Jadi seharusnya dia tidak perlu bertindak sejahat itu pada Lu. Aku rasa ada sesuatu yang lebih dari sekedar Lin Tiancheng dalam hal ini."

Tang Yu melanjutkan. "Melihat hal ini, aku merasa harus melakukan penyelidikan. Hasilnya, aku berhasil menemukan sesuatu."

Ye Yuan tidak sampai berpikir sejauh ini ketika dia bertarung melawan Lin Tiancheng dan Zhang Heng karena waktu itu dia dikuasai oleh amarahnya. Dia pikir Lin Tiancheng melakukan perbuatan keji ini untuk membalas dendam perlakuakn Ye Yuan padanya di Menara Ilusi Jiwa. Sekarang, mendengar penjelasan Tang Yu, dia pun berpikir seharusnya Lin Tiancheng tidak perlu bertindak sejauh itu karena Ye Yuan waktu itu hanya membuatnya malu saja. Perbuatan Zhang Heng yang sudah kelewat batas membuat semuanya terasa tidak masuk akal.

Ye Yuan tidak berpikir ada sesuatu dibalik kejadian yang menimpa Lu.

"Apa maksudmu, orang yang ada dibalik semua ini adalah ...Wan Yuan?" Ye Yuan dengan cepat mencurigai Wan Yuan.

Tang Yu mengangguk.

"Kakak Ye benar. Ada orang yang melihat Wan Yuan dan Liu Ruoshui mencari Lin Tiancheng setelah ujian di Menara Ilusi Jiwa berakhir. Hanya, dia tidak tahu apa yang mereka bicarakan waktu itu."

"Kamu tidak perlu mencari tahu lagi. Tentu saja waktu itu mereka merencanakan untuk membuat onar! Meski waktu itu aku dan Lin Tiancheng bertengkar, pertengkaran kami tidak pada titik di mana salah satu pihak harus mati. Lin Tiancheng sebenarnya orang yang berpikiran sempit. Dengan Wan Yuan dan Liu Ruoshui memanas-manasi hatinya, dia menjadi benci kepadaku. Jadi, tidak aneh mendapati Lin Tiancheng melakukan tindakan pembalasan sampai seperti itu pada Lu." Wajah Ye Yuan perlahan menjadi semakin masam.

"Saat ini Wan Yuan sudah melarikan diri. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Tang Yu.

"Biarkan dia merasakn kebebasanya terlebih dahulu. Saat ini yang paling penting adalah kondisi Lu. Aku akan menyelesaikan urusan ini dengannya sekembalinya aku dari Hutan Tanpa Akhir! Liu Ruoshui! Wanita itu memiliki hati sekejam ular dan kalajengking! Seingatku ide untuk menyerang Lu juga berasal dari otaknya." Kata-kata Ye Yuan penuh dengan semangat untuk membunuh.

"Hati perempuan itu paling kejam! Lebih-lebih pada perempuan seperti Liu Ruoshui ini," ujar Tang Yu.

Ye Yuan berdiri kemudian menjawab dengan nada datar. "Aku akan keluar sebentar."

Ye Yuan pun langsung keluar.

Melihat punggung Ye Yuan semakin menjauh, Huyan Yong hanya dapat menanggapi. "Bocah ini benar-benar tidak bisa diam meski hanya sebentar."

Tang Yu hanya tersenyum pahit. "Kakak Ye bisa dengan jelas membedakan antara rasa terima kasih dan benci. Jika ada orang yang baik terhadapnya maka dia akan bersikap 10 kali lebih baik pada orang itu. Begitu pula jika ada yang berbuat jahat padanya maka dia bisa 10 kali membalas perbuatan orang itu."

"Hmm... jika dia memang mau membuat onar ya.. mau apalagi. Ye Yuan sudah berhasil melalui Jalan Sembilan Surga, jadi bisa dibilang kemampuan dan kekuatannya sudah menyamai murid inti dari Aliran Awan Tenang. Aku rasa Su Yubai juga tidak akan bertindak ceroboh melawan Ye Yuan." Huyan Yong menyelesaikan kalimatnya dengan desahan panjang.

Ye Yuan baru saja akan keluar melewati pintu ketika seseorang menghadangnya. Orang itu bernama Wu Luocheng, seorang pemuda yang sebelumnya ingin mengajak Ye Yuan bertarung.

"Adik Ye. Penampilanmu sungguh sangat mengagumkan. Kamu berhasil melewati Jalan Sembilan Surga!" Ketika Wu Luocheng bertemu dengan Ye Yuan, dia langsung memujinya.

"Oh. Kakak Wu. Aku hanya beruntung bisa melaluinya." Ye Yuan menjawab seraya menahan diri untuk sabar. Dia tahu orang ini datang menemuinya dengan tujuan untuk menantangnya. Hanya saja, saat ini Ye Yuan sama sekali tidak mungkin menerima tantangan itu.

"Hehe! Aku yakin Adik Ye tahu alasanku datang ke sini. Karena kamu sudah berhasil melewati Jalan Sembilan Dewa dan kekuatanmu sekarang sudah berada di Tingkat Kesembilan Energi Murni Qi, kemampuan bertarungmu pasti sudah menyamai petarung di Tingkat Surga! Aku ingin tahu apakah Adik Ye bisa memenuhi permintaanku untuk bertarung?" Wu Luochen sama sekali tidak menutup-nutupi niatnya dan terang-terangan mengutarakan keinginan bertarung di depan Ye Yuan.

"Maafkan aku, Kakak Wu. Saat ini, ada sesuatu yang harus aku selesaikan. Kalau Kakak Wu memang ingin mengadakan pertarungan, tolong atur di waktu lain." Ye Yuan langsung menolak.

Wu Luochen berubah menjadi garang begitu mendengar jawaban Ye Yuan.

"Bagaimana bisa begitu? Aku tahu sekarang kamu ingin bermeditasi dalam ruang tertutup untuk menetralkan kekuatan kanuraganmu. Dua hari lagi kamu juga mengikuti Ujian Tanpa Akhir. Dan tidak ada yang tahu berapa lama ujian itu akan berlangsung! Jadi sebaiknya kita pilih hari ini. Tidak usah mencari waktu lain lagi!"

Mata Wu Yuochen berkilat penuh dengan harapan. Sepertinya dia enggan pergi. Bagi orang seperti Wu Yuochen, bertarung merupakan hal penting dalam hidupnya.

Melihat hal ini, Ye Yuan hanya dapat menjawab. "Kakak Wu. Seingatku, dulu kita sepakat untuk bertemu ketika aku sudah menjadi murid Tingkat Surga dalam hal bela diri., kan? Sekarang, aku masih seorang petarung di tingkat Bumi. Jika Kakak Wu memaksa, orang-orang akan melihat pertarungan ini sebagai penindasan dari si kuat pada si lemah."

"Begini..... Kemampuan bertarung Adek Ye sangatlah mengejutkan. Meski kamu sekarang masih di Tingkat Kesembilan Energi Murni Qi, tapi kekuatanmu sudah sama dengan murid yang kemampuan bertarungnya berada di Tingkat Surga, kan? Dari pengamatanku, saat ini, kamu juga bahkan bisa naik ke tingkat Gelar Kehormatan. Posisimu bahkan mungkin tidak lebih rendah dariku!" Wu Yuochen tidak gampang terpengaruh dengan kalimat Ye Yuan.

Saat ini, Ye Yuan ingin menemui Liu Ruoshui. Namun, Wu Youchen menghalanginya. Akhirnya, Ye Yuan menjadi kesal dan tidak dapat menaham kalimatnya lagi.

"Baik. Aku akan menerima tantanganmu asal kamu mau menerima serangan pedang dariku secara langsung."

Mata Wu Youchen berbinar. Dia bertanya karena terkejut. "Benarkan?"

"Tentu saja. Ingat, kamu harus menerima serangan pedang ini secara langsung. Jika kamu menghindar maka aku tidak bisa meladenimu!" Ye Yuan menjelaskan sekali lagi.

"Haha! Baiklah. Lakukan!" Wu Yuochen tertawa senang.

Ye Yuan mengambil Pedang Changhua dari cincin penyimpanannya, yang langsung melancarkan jurus serangan.

Wu Youchen yang awalnya masih tersenyum lebar, langsung berubah mimik wajahnya. Kekuatan pedang itu membuat dadanya sesak. Serangan pedang seperti ini tidak mungkin dia terima begitu saja. Wu Youchen langsung mengganti jurus gerakannya dan bergerak menghindar dari serangan pedang itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.