Dewa Obat Tak Tertandingi

Pembunuhan Itu Terjadi Karena Artefak Jiwa



Pembunuhan Itu Terjadi Karena Artefak Jiwa

0

 "Untuk masalah kepemilikan Artefak Jiwa ini, aku rasa kita bisa membaginya dalam kurun waktu satu tahun. Pemimpin, kau adalah yang terkuat dari kita berempat, jadi kau bisa memilikinya selama setengah tahun. Sisa enam bulannya dibagi tiga. Masing-masing dari kita akan memegang pedang ini selama dua bulan."

0

 Semakin banyak berbicara, Saudara Kedua semakin bersemangat. Dia merasa rencana pembagian waktu kepemilikan pedang Artefak Jiwa itu masuk akal. Rencana itu dia rasa akan dapat menghilangkan ketidakpuasan si pemimpin dan di sisi lain dirinya juga akan berkesempatan untuk menggunakan senjata Artefak Jiwa ini untuk beberapa bulan.

 "Oh.. idemu lumayan bagus. Aku setuju," Chen Jieqiu menganggukkan kepalanya sembari menjawab.

 "Lalu bagaimana dengan pendapat saudara yang lain?" Saudara Kedua bertanya lagi.

 Saudara Ketiga dan Keempat tidak keberatan. Lalu, Saudara Kedua berbicara lagi.

 "Kalau semua setuju maka mari kita putuskan dengan cara seperti ini. Untuk menghindari ada orang yang menghindar dari hal ini di kemudian hari, mari kita kukuhkan dengan Sumpah Dao... Ahhh!"

 Saudara Kedua belum selesai berbicara ketika tubuhnya terlempar.

 Mulutnya memuntahkan darah ketika dirinya masih berada di udara. Dia kemudian mendarat ambruk di tanah. Dia dapat menghirup napas namun kesulitan untuk mengeluarkannya. Dia sudah terluka parah.

 Perubahan ini terjadi begitu cepat sehingga Saudara Ketiga dan Keempat bahkan tidak sempat untuk berbuat sesuatu. Chen Jieqiu tidak ragu lagi. Setelah berhasil menyerang Saudara Kedua, serangan yang sudah dia siapkan mendarat ke arah Saudara Ketiga.

 Sebuah cahaya dingin berkilat dan sebuah pedang terhunus ke arah tangan Saudara Ketiga dengan sangat cepat.

 Di sisi lain, Saudara Ketiga juga dengan cepat memiringkan tubuhnya. Jika dia tidak cepat bertindak, tubuhnya mungkin sudah terbelah menjadi dua.

 "Arghh!" Saudara ketiga memekik sangat menyedihkan dan dengan terburu-buru mengumpulkan energi murni untuk mencoba menghentikan pendarahan dari luka di tubuhnya.

 Saudara Keempat melihat dengan wajah ketakutan ke arah Saudara Pertama. Dia mencela murka.

 "Apa arti dari semua ini, pemimpin?!"

 Ketika serangan tiba-tibanya berhasil dikeluarkan, Chen Jieqiu akhirnya merasa lega.

 Di antara keempatnya, kekuatan dari Saudara Keempat adalah yang paling lemah karena dia masih berada di Tingkat Pertama Penggabungan Jiwa. Chen merasa dirinya tidak akan kesulitan berurusan dengan orang itu.

 Yang dia takutkan sebenarnya adalah kemungkinan Saudara Kedua dan Ketiga saling bekerja sama untuk menyerangnya. Jika sampai itu terjadi, dirinya akan kesulitan.

 Jika mereka bertarung sampai kedua belah pihak terluka, maka yang akan senang adalah si bocah kurang ajar bernama Ye Yuan yang sedang berdiri di samping mereka.

 "Hehe. Tidak ada maksud apa-apa. Jangan katakan kalau Saudara Kempat belum bisa membaca niatku?" Chen Jieqiu menjawab dengan senyuman palsu.

 Raut wajah Saudara Keempat berubah. Dia menggertak giginya dan berkata, "Kau kejam sekali, pemimpin! Kita sudah seperti saudara sehidup semati yang berjuang bersama-sama selama 10 tahun, kan? Sekarang kau tega membunuh kami hanya karena sebuah Artefak Jiwa!"

 Chen Jieqiu tersenyum sinis.

 "Saudara sehidup semati? Jangan kira aku tidak tahu perbuatan busukmu! Beberapa tahun terakhir sayapmu sudah berkembang dengan kuat. Berapa pertarungan yang sudah kau rusak? kapan aku tidak menutup mata terhadap perbuatanmu itu? Setiap kita menghadapi musuh yang kuat, kau lari seperti seekor kelinci, Saudara Kempat! Sekarang, ketika kita melihat sebuah Artefak Jiwa, kau masih menginginkan bagian dariku! Apa gunanya menaruh Artefak Jiwa di tanganmu?"

 "Meski begitu, kau seharusnya tidak sampai membunuh! Persaudaraan kita ini sudah dibangun selama bertahun-tahun. Masalah apa yang tidak bisa kita selesaikan?" Saudara Keempat terlihat sangat marah.

 "Persetan dengan penyelesaian! Kau kira aku tidak paham dengan perangaimu? Jika ini berkaitan dengan hal lain maka lupakan saja. Ini adalah Artefak Jiwa. Sebuah senjata yang bahkan seorang petarung dari Tingkat Formasi Kristal sulit sekali mendapatkannya! Bagaimana mungkin kalian bisa melihatku menggunakannya sendiri? Jadi lebih baik aku menghabisi kalian. Artefak Jiwa ini milikku, milik Chen Jieqiu!"

 Semakin banyak Chen Jieqiu berbicara, dia semakin gelisah.

 Raut wajah Saudara Keempat berubah beberapa kali. Akhirnya, dia mengalah dan memohon.

 "Saudara Besar! Kekuatanku adalah yang terlemah di antara kita berempat. Aku bahkan tidak berpikir untuk bisa memiliki Artefak Jiwa ini dengan kekuatanku. Sekarang salah satu dari Saudara Ketiga dan Keempat sudah meninggal dunia, dan yang satunya terluka parah. Aku bukanlah ancaman bagi Kakak Besar. Tidak bisakah aku pergi? Aku akan bersumpah dengan menggunakan sumpah Dao kalau aku tidak akan membiarkan pemilik pedang Azure ini kepada siapapun."

 Kalimat Saudara Keempat terucap dengan sangat manis dengan gaya seolah dia berada jauh dari keinginan dunia. Hal ini membuat Chen Jieqiu menjadi lebih tenang.

 Setelah berpikir untuk beberapa saat, Chen Jieqiu mengangguk dan berkata," Baik. Bersumpahlah menggunakan Sumpah Dao!"

 Mendengar jawaban Saudara Pertama, Saudara Kempat menjadi sangat senang dan langsung mengucapakan banyak terima kasih."Terima kasih, saudara besar."

 Saudara Keempat sudah tidak lagi antusias dan langsung mengangkat satu jari menunjuk ke arah langit.

 "Aku bersumpah atas nama Surga Dao. Aku pasti tidak akan membocorkan informasi terkait kondisi Saudara Pertama yang mendapatkan diskusi tentang Artefak Jiwa."

Sumpah Surga Dao baru setengah jalan diucapkan oleh Saudara Keempat ketika ada sebuah perubahan yang terjadi.

 Pedang Chen Jieqiu mengeluarkan bunyi lolongan yang terarah ke Saudara Keempat dengan sebuah momentum yang terdengar seperti sebuah suara gemuruh geledek. Saking cepatnya orang-orang tidak sempat untuk menutup telinganya.

 Saudara Keempat benar-benar yakin bahwa Saudara Pertama akan melepaskannya. Dia sama sekali tidak berpikir jika pemimpin mereka ini memiliki hati yang sangat kejam dan ternyata sudah lama ingin membunuh.

 Sudah jelas terlihat bahwa Saudara Keempat tidak memiliki waktu untuk melindungi diri sehingga cahaya mata pedang sudah hatinya.

 Hingga saat ini, Saudara Kedua dan Keempat sudah mati. Sementara, Saudara ketiga masih sekarat. Luka yang ada di tubuhnya sudah terkena racun. Dengan melihat kondisinya, sepertinya dia hanya akan mampu bertahan setengah hari.

 Setelah menyelesaikan ketiga saudaranya, Chen Jieqiu melihat ke arah Ye Yuan. Dia berkata dengan sebuah senyuman.

 " Selamat, Ye Yuan. Tujuanmu menyebar benih kebencian di antara kita sudah berhasil. Sekarang, tinggal aku yang tertinggal."

 Ye Yuan hanya mengangkat pundaknya.

 " Anjing-Anjing Mati Pegunungan Selatan memang memiliki darah persaudaraan yang kental. Ketika aku melihat kalian tadi, aku benar-benar tersentuh hingga aku ingin mengeluarkan air mata."

 Chen Jieqiu tidak terganggu oleh kalimat sarkas Ye Yuan.

 "Aku kira kau mencari keuntungan dari kejadian yang tersisa untuk digunakan berlari. Aku tidak menyangka kau bisa mengatakan tidak mampu." 

 "Bukankah sedari tadi kau menahanku? Seandainya pun aku lari, kau akan dengan mudah membuat serangan kilat, kan?" jawab Ye Yuan.

 Chen Jieqiu agak bingung ketika dia menjawab.

 "Aku tidak menyangka jika kekuatanmu itu tidak bisa dipakai untuk memotong. Bocah sial! Pengamatanmu sangat detil. Ini yang namanya bakat. Meski masalahnya bukan terletak pada pil botol pun, kau tidak boleh terpengaruh untuk mengakhiri nyawa setelahnya.

 Chen Jieqiu adalah orang yang memiliki banyak akal dan juga culas. Dia bahkan sudah merencanakan akan mengakhiri hubungan kerja keduanya, apalagi Ye Yuan."

 Meskipun tadi dia berurusan dengan tiga orang saudaranya, dia selalu memperhatikan gerakan Ye Yuan. Kalau sampai Ye Yuan berani bergerak, dia tidak akan segan-segan melancarkan serangan pukulanya yang seperti kilat."

 "Ahahha. Terima kasih dengan ucapannya. " Ye Yuan tertawa libur.

 Setelah menghabisi tiga orang saudara seperguruan, Chen Jieqiu tidak lagi merasa cemas tadi.

"Melihat energi murnimu yang kau minum dalam jumlah yang banyak Aku yakin bahwa statusmu di perguruan Dan Wu tidaklah merendah. Kan? Hanya sayang, jenius sepertimu harus tumbang hari ini. Ini sangat aku sesalkan."

Kalimatnya memang terdengar mengasihi kami tetapi kenyataannya raut wajah menunjukkan semangat.

Chen berpikir bahwa hal-hal yang dia lakukan seperti mendapatkan senjata Artefak Jiwa dan bahkan menghentikan seorang jenius di awal pertarungan merupakan hal yang menyegarkan.

Ye Yuan melihat ke arah Chen Jieqiu sambil tersenyum.

 "Aku mau bertanya, Jika kau ini memang benar, kenapa kau belum pernah mendapatkan kesadaran. Meminta sebuah lelucon untuk dianggap serius bukanlah perkara yang gampang. Aku juga tidak tahu siapa yang membuatmu percaya diri bisa menghabisiku."

 Chen Jieqiu cukup tertegun mendengar kalimat Ye Yuan. Dia langsung menanggapi.

 "Hahaha! Kau membunuhku! Bagaimana bisa seorang petarung di Tingkat Kesembilan Energi Qi bisa kurang ajar begitu. Sungguh kebiasan ini berasal dari orang orang yang berasal dari perguruan! Kau tahu bahwa murid yang belajar di perguruan memang memiliki kemampuan yanag sangat mengagumkan dan mereka bisa naik tingkat ketika bertarung. Seandainya kamu adalah seorang petarung dari Penggabungan Jiwa, aku mungkin tidak akan berani berbicara seperti ini padamu. Tapi sayangnya..... kau hanya berada di tingkat Kesembilan."

 Kekuatan Chen Jieqiu berada di Tingkat Ketiga Penggabungan Jiwa. Dari sudut pandangnya, Ye Yuan hanya akan hancur lebur berhadapan dengannya..

 Meski murid ini adalah murid yang berbakat.

 Ye Yuan menggelengkan kepalanya dan mendesah.

 "Apa kau tahu kenapa aku menyebar bibit perselisihan agar kalian saling membunh satu sama lain? Apa kau pikir aku hanya ingin mencari kesempatan untuk melarikan diri? Kau salah. sangat salah!"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.