Dewa Obat Tak Tertandingi

Sebuah Tantangan



Sebuah Tantangan

2Di sebuah tempat tersembunyi di kota, tiga lelaki sedang mengawasi seorang gadis kecil. Salah satu dari mereka mengenakan pakaian besi ringan; dia tinggi dan tubuhnya kekar. Sepertinya, dia adalah pemimpin di sini.      2

"Yang Mulia, gadis ini tidak patuh. Biarkan kami yang mengurusnya."      

Salah satu lelaki berbicara sambil mendaratkan sebuah tamparan pada wajah si gadis kecil. Dia tidak berani untuk berontak lagi setelah ditampar. Akan tetapi matanya masih menyorotkan keinginan tidak menyerah.      

Tentu saja, gadis kecil itu adalah Yan Ling yang menghilang dari ibunya. Yan Ling saat ini diikat di sebuah kursi, dia terus saja mencoba untuk melepaskan diri. Dia menatap tiga lelaki di hadapannya dengan sorot mata marah.      

Dulu ketika kali pertama diculik, Yan Ling masih kecil jadi dia tidak tahu apa-apa. Meski begitu, rasa sakit yang dia alami beberapa tahun terakhir membuatnya seperti hidup di neraka.      

Hal inilah yang membuat Yan Ling jauh lebih dewasa dibandingkan dengan gadis seusianya. Yan Ling begitu jijik pada tiga orang yang menculiknya.      

Si lelaki yang mengenakan pakaian zirah ringan melihat ke arah Yan Ling. Dia terlihat ragu.      

"Dulu aku memakai Telapak Tangan Dewa Peluka Nadi untuk melukai meridian gadis ini. Aku tidak menyangka kalau dia bisa sembuh! Sungguh tidak masuk akal."      

Kedua orang yang lainnya pun terlihat terkejut.      

"Tidak mungkin! Ajian Telapak Tangan Dewa Pelukan Nadi milik Yang Mulia sangat kuat. Apalagi gadis kecil, petarung yang sudah berpengalaman sekali pun tidak akan tahan! Bagaimana mungkin gadis ini bisa sembuh? Apakah mungkin ...Yang mulia salah orang?"      

Orang itu mengibaskan tangannya.      

"Mungkin juga aku salah menebak, tapi orang tuanya...aku yakin aku mengenalnya, aku tahu beberapa orang yang datang ke Kota Awan Sementara ini untuk berdagang. Yan Jun merupakan salah satu yang terkaya. Dulu, dia sampai menguras habis uangnya. Aku tidak menyangka setelah beberapa tahun, dia mampu mendapatkan kekayaannya kembali."      

"Hehe, memangnya kenapa? Bukankah mereka itu hanyalah seperti babi bagi Yang Mulia? Dengan ditangkapnya gadis ini, aku rasa kita tidak perlu takut kalau Yan Jun tidak akan memberikan uang tebusan kan?" kata salah satu lelaki ini.      

"Haha, kau benar! Karena si babi ini sekarang aku bisa seperti ini. Sebentar lagi kekuatanku akan mencapai tingkat Tanpa Bandingan!' kata si lelaki setengah baya dengan baju zirah.      

"Selamat, Yang Mulia! Selamat! Yang Mulia ini merupakan petarung ahli dalam ilmu Pernyataan Pembunuh Masal Bumi. Nanti kalau Yang Mulia sudah mencapai tingkat Tanpa Bandingan maka , di masa depan, kekuatan Tuan tidak akan terbatas."      

"Kalau itu terjadi, kau juga dapat untung!"      

Ketika kedua orang mendengar kalimat si lelaki berpakaian zirah, ekspresi wajah mereka terlihat sumringah. Ternyata si lelaki berpakaian zirah adalah si pemilik ilmu Pernyataan Pembunuh Masal Bumi!      

Salah satu anak buahnya membungkuk dan bertanya, "Yang Mulia, bagaimana cara kita menyingkirkan gadis ini?"      

Si lelaki berpakaian zirah menjawab, "Dulu, ajian Telapak Tangan Dewa Peluka Nadi tidak berhasil membunuhnya! Aku tidak percaya kalau kali ini ajian tersebut juga tidak berhasil! Aku akan melukai seluruh meridiannya dan kita lihat apakah dia masih bisa bertahan hidup."      

Duar! Duar! Duar!      

"Yang Mulia, ada sesuatu yang harus aku laporkan!"      

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu yang keras dari luar. Alis si lelaki berpakaian zirah menegang.      

"Masuklah!"      

Si anak buah membuka pintu dan langsung menghadap ke depan si lelaki berbaju zirah.      

"Yang Mulia, ada berita buruk. Ada seseorang...ada seseorang yang menantangmu!"      

Alis si lelaki berbaju zirah ini terangkat naik. Dia tertawa keras sambil menjawab, "Menantangku? Hahaha! Sudah lama sekali ada orang yang berani menantangku! Apakah dia tahu kalau aku ini merupakan pemimpin kota Awan Sementara yang memiliki peringkat 463 dalam ilmu Pernyataan Pembunuhan Masal Bumi?"      

"Orang..orang yang menantang Yang Mulia adalah petarung di tingkat Kedua Pencerahan Nirwana," kata si anak buah setelah cukup ragu untuk beberapa saat.      

"Apa? Tingkat Kedua Pencerahan Nirwana berani menantang Yang Mulia Xie Ying? Apakah orang ini sudah bosan hidup lama?"      

"Haha! Lucu sekali! meski Kota Awan Sementara ini merupakan kota kecil akan tetapi semua orang tahu siapa itu Yang Mulia Xie Ying! Orang ini pastinya bodoh sekali! kalau dia mencoba bertanya ke sana ke mari, dia tidak akan berani untuk melakukan hal bodoh seperti ini kan?"      

Kedua anak buah ini seperti mendengar sebuah lelucon, mereka tertawa keras sekali. Xie Ying sendiri ikut tersenyum. Dia kemudian bicara pada anak buahnya.      

"Kalian awasi gadis ini. Aku akan pergi untuk memenggal kepala di kepala anjing itu!"      

"Baik, Yang Mulia!" tiga orang ini menjawab secara bersamaan.      

Ada aturan di Kota Awan Sementara yang menyatakan bahwa siapapun bisa menantang di pemimpin kota (wali kota). Selama orang ini memang cukup kuat untuk membunuh sang walikota maka dia akan bisa mengambil alih posisinya.      

Selain itu, selama ada yang menantang maka si walikota juga harus menjawab tantangan itu sampai ada salah satu pihak yang tewas.      

Seharusnya dengan adanya aturan ini, walikota di sini sering berganti. Hanya saja, Xie Ying sudah menempati posisi walikota selama lebih dari satu dekade. Tentu saja dalam kurun waktu ini ada beberapa orang yang datang untuk menantangnya namun mereka semuanya kalah dan terbunuh.      

Akibatnya, semakin sedikit yang berani menantangnya. Seiring berjalannya waktu, kekuatan Xie Ying semakin kuat. Sampai pada titik dia menguasai ilmu Pernyataan Pembunuh Masal Bumi.      

Sejak saat itu, tidak ada yang berani menantangnya. Tantangan yang datang hari ini sungguh di luar dugaan.      

Setelah Xie Ying pergi, ketiga anak buahnya tidak melihat ada sebuah bunga teratai yang bergerak tumbuh di pojok ruangan.     

Ye Yuan duduk di depan kediaman rumah walikota dengan tenang, Dia menutup matanya bermeditasi sambil menunggu Xie Ying. Orang yang menantang Xie Ying memang adalah Ye Yuan.      

Tidak seperti yang dibayangkan Lin Shuang, Ye Yuan tidak langsung pergi menyelamatkan Ling. Dia justru mendatangi kediaman walikota dan menantang Xie Ying.      

"Untuk apa Tuan Ye menyerahkan dirinya? Bukankah dia itu hanya seorang tabib. Kenapa dia pergi untuk menantang walikota Xie Ying?"      

'Walikota Xie Ying merupakan ahli dalam ilmu Pernyataan Pembunuh Masal Bumi. Dengan kekuatannya, apakah Tuan Ye ini ingin mengantar nyawanya?"      

Semua anggota kelompok Prajurit Bayaran Laut Hijau, Yan Jun dan juga Lin Shuang menyaksikan. Mereka sangat bingung dengan apa yang dilakukan oleh Ye Yuan.      

Lin Shuang memegang tangan suaminya dengan erat. Dia terlihat begitu cemas.      

"Suamiku! Tuan Ye pasti memiliki sebuah dugaan dan ingin menumpahkan kemarahannya. Tapi...Tapi..."      

Ekspresi wajah Yan Jun terlihat begitu masam. Meski dia memang belum pernah bertemu dengan Xie Ying sebelumnya tapi orang yang mampu melakukan penculikan ini diam-diam pastinya Xie Ying ini kan?      

Walikota Xie Ying adalah pelakunya.      

Tapi meski Yan Jun tahu, dia tidak bisa melakukan apapun. Ahli Ilmu Pernyataan Pembunuh Masal Bumi nomor 463 bukanlah lawan yang bisa dia hadapi. Apalagi sebagai walikota, dia pastinya memiliki banyak anak buah.      

Yan Jun awalnya sudah menyerah pada nasib yang menimpanya dan membawa semua kekayaan yang sudah dia kumpulkan beberapa tahun terakhir untuk menebus Ling. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Ye Yuan datang untuk menantangnya.      

Yan Jun sudah tidak bisa menahan diri dan mendatangi Ye Yuan.      

"Tuan Ye, aku tahu kalau kau ini berniat baik. Tapi Xie Ying merupakan petarung ahli dalam ilmu Pernyataan Pembunuh Masal Bumi Nomor 463. Orang yang menantang seorang pemimpin kota pastinya kalau tidak hidup ya mati. Kalau terjadi apa-apa dengan Tuan Ye, aku dan istriku akan merasa bersalah seumur hidup kami. "      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.