Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Aku Tidak Ingin Seseorang Yang Lebih Baik, Aku Hanya Menginginkanmu (1)



Aku Tidak Ingin Seseorang Yang Lebih Baik, Aku Hanya Menginginkanmu (1)

0"Sudah lebih dari setahun kita tidak bertemu. Apakah benar-benar tidak ada yang ingin kau katakan padaku?"      0

"Tidak ada," jawab He Jichen dengan cepat. Bahkan suaranya terdengar sangat acuh...     

Jika saja dia belum mengetahui semua kebenarannya, Ji Yi tidak akan punya nyali untuk mempercayai bahwa He Jichen menyukainya, apabila dilihat dari reaksinya saat itu.     

Dia tahu bahwa pemuda itu mengkhawatirkannya dan pemuda itu melakukan semua ini demi kebaikannya. Dalam hati, dia tahu desas-desus apa yang harus dihadapinya jika mereka memang memutuskan untuk bersama, tapi dia tidak peduli...     

Memikirkan hal itu, Ji Yi menambahkan, "Tidak apa-apa. Jika tidak ada yang ingin kau katakan, aku ingin bicara. Ada begitu banyak hal yang ingin kukatakan padamu. Ayo kita ke lantai bawah, cari tempat untuk duduk dan kita bisa mengobrol. Oke?"     

"Aku memang ada urusan. Kita bicara lain kali saja," kata He Jichen.     

Ji Yi tidak percaya. Dia tahu bahwa He Jichen sedang berusaha menghindarinya. Jika dia benar-benar pergi, apakah mereka akan mendapatkan kesempatan seperti ini lagi? Dia bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan itu. "Kalau kau tidak ingin pergi ke lantai bawah, itu tak masalah. Kita bisa mengobrol di sini saja..."     

"Ji Yi."     

Seakan tidak mendengar perkataan He Jichen, Ji Yi kembali bertanya, "He Jichen, kau tinggal di mana sekarang?"     

"Kau tak lagi menggunakan nomor teleponmu yang lama. Apa kau punya nomor baru? Bisakah kau berikan nomormu padaku?"     

"Nomorku tak pernah ganti. Masih sama seperti sebelumnya..."     

Sepertinya He Jichen tidak memiliki kesabaran untuk terus mendengarkannya, karena pemuda itu lalu menyela dengan mengatakan, "Minggirlah."     

Ji Yi tidak bergerak dari tempatnya dan tangannya yang lain kini juga mencengkeram lengan kemeja He Jichen. "Aku tahu mengapa kau memperlakukanku seperti ini, tapi He Jichen, tahukah kau? Setelah kau pergi, aku mulai menunggumu, dan semenjak itu selalu menunggumu..."     

"Ji Yi." Jari-jari He Jichen di sisi tubuhnya sempat gemetar sejenak. Tanpa keraguan sedikitpun, dia kembali menyela Ji Yi, "Aku sungguh sedang terburu-buru dan ada urusan penting yang harus kutangani, jadi aku tidak punya waktu untuk mendengarmu mengatakan hal yang tidak berguna seperti ini."     

"Kalau begitu aku akan mengatakan sesuatu yang berguna. He Jichen, aku tahu bahwa akta pernikahan yang kulihat di kantormu dulu adalah milik kita. Aku juga tahu bahwa Kak Yuguang sudah lama meninggal. Aku bahkan tahu bahwa Kak Yuguang yang akhir-akhir ini kujumpai adalah dirimu. Aku juga tahu bahwa aku adalah si gadis Cola yang kau sukai selama bertahun-tahun. Aku tahu begitu banyak hal dan aku bahkan pergi mengunjungi makam Kak Yuguang pada hari peringatan kematiannya saat kau pergi tahun lalu. Aku juga tahu bahwa kau-lah yang menjengukku di rumah sakit selama aku berada dalam keadaan koma..."     

He Jichen sepertinya sudah kehilangan kesabaran; terlebih lagi, sepertinya dia merasa takut akan sesuatu. Ketika Ji Yi mengucap kalimat terakhirnya, pemuda itu mengayunkan tangannya dan melepaskan diri dari cengkeraman Ji Yi.     

Dia mengayunkan tangan dengan begitu kuat sehingga Ji Yi mundur beberapa langkah sampai akhirnya berhenti setelah tubuhnya menghantam dinding.     

He Jichen tahu bahwa dia sudah bertindak terlampau jauh. Saat gadis itu menghantam tembok, seketika itu juga dia ingin berbalik dan memeriksa keadaannya.     

Tetapi, dia segera menahan keinginannya itu seakan dia tidak peduli tentang apapun, kemudian bergegas menuruni tangga.     

Rasa sakit yang dirasakan Ji Yi pada punggungnya membuat kedua alis Ji Yi bertaut. Sedetik kemudian, dia melupakan rasa sakit itu dan memanggil He Jichen yang sedang menuruni tangga ke lantai bawah: "He Jichen, aku mencintaimu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.