Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Aku Tidak Ingin Seseorang Yang Lebih Baik, Aku Hanya Menginginkanmu (7)



Aku Tidak Ingin Seseorang Yang Lebih Baik, Aku Hanya Menginginkanmu (7)

0Ponsel dalam genggamannya kembali bergetar, menyadarkan Ji Yi dari lamunan saat pandangannya terarah keluar jendela.      1

Dia menoleh dan melihat layar ponselnya yang terang. Ada pesan masuk dari Tang Huahua lagi: "Xiao Yi, lagu terakhir sedang diputar; kau harus bersiap-siap dan datang ke sini sekarang."     

Ji Yi mengetuk keyboard dengan sangat cepat dan menjawab Tang Huahua dengan kata "mhm." Kemudian dia keluar dari kamar kecil.     

Ketika melangkah menyusuri koridor, sepintas Ji Yi melihat ke cermin dari sudut matanya. Dia sempat ragu sejenak dan menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan menoleh ke arah cermin yang ada di atas sebuah meja berhiaskan vas antik.     

Wanita muda yang dilihatnya dalam cermin mengenakan gaun yang sangat elok dengan desain istimewa pada bagian pinggulnya, yang membuat dirinya terlihat elegan.     

Riasan wajahnya sederhana dan rambut hitamnya yang panjang telah disanggul, memperlihatkan keningnya yang putih bersih. Beberapa helai rambut terjuntai di samping kedua telinganya, yang menyempurnakan auranya yang manis dan mempesona.     

Mata wanita muda itu berbinar cerah, penuh dengan kehidupan dan bergetar oleh semangat yang membara.     

Ji Yi merasa familiar sekaligus asing dengan penampilannya itu.     

Dia selalu tahu bahwa dia cukup cantik. Saat sedang berjalan-jalan meski tanpa riasan wajah, dia selalu menarik perhatian cukup banyak orang. Akan tetapi pada saat itu, ketika menatap dirinya sendiri di cermin, dia merasa dirinya terlihat paling cantik seumur hidupnya.     

Ji Yi memeriksa penampilannya di depan cermin beberapa saat sampai ponsel dalam genggamannya kembali bergetar. Tang Huahua mendesaknya agar bergegas bersiap di depan pintu, maka dia pun mengalihkan pandangan dan berlari menyusuri koridor menuju kamar 1001.     

Dia berhenti di depan pintu ruangan 1001 yang tertutup rapat dan mendengar samar-samar alunan musik dan teriakan dari sisi lain pintu kayu yang tebal itu.     

Karena baru berlari dengan tergesa-gesa, nafasnya agak tersengal. Dia menarik nafas dalam-dalam dan perlahan menghela nafas di depan pintu kayu itu. Setelah jantungnya yang berpacu mulai tenang, dia mengangkat ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan kepada Tang Huahua: "Aku sudah ada di depan pintu."     

Tang Huahua tidak menjawabnya.     

Suara-suara masih terdengar dari balik pintu.     

Ada teriakan-teriakan riuh-rendah dan juga lolongan dari dalam ruangan itu.     

Sebentar kemudian, ruangan itu menjadi agak hening.     

Setelah beberapa saat, ponsel di genggaman Ji Yi menyala. "Xiao Yi, kau boleh masuk sekarang."     

Ji Yi menyimpan ponselnya, lalu mengeluarkan kotak cincin yang dia simpan di sakunya. Dia menarik nafas dalam-dalam di depan pintu yang tertutup rapat itu, meremas kotak cincin dalam genggamannya dan membuka pintu.     

Lampu di dalam ruangan itu telah padam, namun masih ada suara gaduh di sana.     

Ji Yi sudah cukup mengenal tata ruang 1001 itu. Setelah masuk ke dalam ruangan, dia berjalan lurus ke depan sampai melihat cahaya temaram dari papan pilihan lagu di atas podium.     

Pertama-tama, dia memencet tombol 'putar', lalu mengangkat mic yang sudah diletakkan oleh Tang Huahua di atas podium, dan kemudian maju dua langkah ke tengah-tengah ruangan.     

Setelah sekitar setengah menit, layar hitam di belakang Ji Yi menyala dan sebuah lagu familiar mulai mengalun.     

Dengan sinar temaram dari layar yang lebar itu, Ji Yi bisa segera melihat He Jichen di sofa yang tak jauh dari hadapannya.     

Pemuda itu pasti tidak menyadari bahwa ada satu tamu tambahan dalam ruangan itu, karena kepalanya sedang menoleh saat mengobrol dengan Han Zhifan yang duduk di sampingnya.     

Ji Yi melihat kedua alis pemuda itu berkedut ketika musik mulai mengalun, namun pemuda itu tidak menoleh ke arahnya.     

Meskipun Ji Yi sudah menghafal ulang seluruh skenario ini dalam benaknya selama dua hari terakhir, kini setelah saatnya tiba, Ji Yi masih merasa sedikit gugup.     

Diam-diam dia menunggu intro lagu selesai sebelum mengangkat mic ke depan bibirnya dan mulai bernyanyi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.