Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Aku Tidak Ingin Seseorang Yang Lebih Baik, Aku Hanya Menginginkanmu (12)



Aku Tidak Ingin Seseorang Yang Lebih Baik, Aku Hanya Menginginkanmu (12)

2Air mata mengalir membasahi wajah Ji Yi dan semakin deras berjatuhan.     1

Awalnya, dia tergesa-gesa ke taman itu untuk menemui He Jichen, tetapi akhirnya mengurungkan niatnya. Khawatir tidak bisa mengendalikan emosinya dan terisak lebih keras sehingga He Jichen akan mengetahui kehadirannya dan membuat pemuda itu merasa semakin stress, Ji Yi segera membekap mulutnya. Ia pun bergegas membalikkan badan dan berlari kembali ke gedung utama the Golden Lounge.     

Ji Yi berlari sangat cepat seakan ada binatang buas yang mengejarnya.     

Matanya digenangi air mata sehingga pandangannya menjadi kabur. Ketika membuka pintu lobi the Golden Lounge, dia tak sengaja menabrak seseorang yang tanpa disadarinya ada di depannya.     

Khawatir jika orang itu akan mengenalinya terutama dalam kondisi wajahnya yang dibasahi air mata, maka Ji Yi pun menundukkan kepala.     

Gadis itu mengerahkan segenap tenaganya untuk mengendalikan emosinya, lalu mempersiapkan diri untuk meminta maaf pada orang yang tadi tidak sengaja ditabraknya itu.     

Tetapi kata-kata yang hendak diucapkannya itu tak pernah terlontar dari bibirnya, karena dia sudah terlebih dulu mendengar suara yang penuh dengan amarah di depannya. "Apa-apa'an sih?! Kalau jalan pakai mata dong! Kau menabrakku dan rasanya sakit, tahu!"     

Suara itu terdengar agak familiar.     

Ji Yi mengerutkan kening dan mendadak mengurungkan niatnya untuk meminta maaf. Dia mendongak dan melihat orang yang ditabraknya itu.     

Meskipun hanya sekilas, Ji Yi bisa mengenalinya dengan mudah sebagai salah satu dari ketiga orang wanita yang membicarakan tentang He Jichen di taman plum merah.     

"Lupakan saja. Tidak ada gunanya bicara dengan orang rendahan. Ayo kita cepat naik ke lantai atas!" kata suara lain yang terdengar familiar, seorang wanita lain, yang lebih pendek.     

Ji Yi lalu melirik ke arah wanita itu. Dunia ini memang sempit, begitu mudahnya bertemu musuh. Betapa tak beruntungnya dia karena bertemu dengan tiga orang musuh sekaligus di tempat itu!     

Setelah itu, wanita ketiga juga angkat bicara, "Ya. Lupakan saja! Kau tahu kalau dia buta, jadi tidak ada gunanya membuang-buang waktu karena dia, dan tidak ada gunanya marah-marah padanya!"     

Memikirkan perkataan mereka tentang He Jichen di taman tadi, kemarahan dan rasa sakit Ji Yi seketika itu mencapai puncaknya.     

Sebelum sempat berfikir lebih jauh, kepala Ji Yi terangkat sembari menatap ketiga wanita itu sambil membentak, "Lupakan? Enak saja. Kita jelas tidak bisa melupakan kejadian hari ini begitu saja!"     

Dia tahu bahwa ketiga wanita itu tak mengerti permasalahan apa yang dimaksudnya. Permasalahan yang sebenarnya adalah apa yang mereka katakan tentang He Jichen. Kata-kata para wanita itu bagaikan menikam titik lemahnya dan menyentuh batas kesabarannya yang bagaikan ladang ranjau.     

"Bagaimana kau bisa bilang begitu?! Bicaramu ngawur! Jelas-jelas kau yang tidak melihat jalan dan kau yang menabrakku..." kata salah seorang dari ketiga wanita itu, marah karena bentakan Ji Yi.     

Sebelum wanita itu selesai mengucapkan apa yang ingin dia katakan, tanpa ragu Ji Yi mengangkat tangannya dan menampar wajah wanita yang tadi tak sengaja ditabraknya, dengan sangat keras.     

Tamparannya mengejutkan ketiga wanita itu.     

Setelah beberapa detik, wanita itu merespon dengan lambat sambil mengangkat tangan untuk mengelus wajahnya. "Bisa-bisanya kau sembarangan memukul orang?!"     

"Aku menamparmu karena mulut kotormu mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya kau katakan! Kau pantas untuk ditampar!" Disela perkataannya itu, Ji Yi kembali menampar wajah wanita yang sama.     

Satu dari kedua wanita lainnya mengenali Ji Yi. "Aku tahu kau siapa - kau Ji Yi, kan?! Memangnya kenapa kalau kau artis ternama? Sejak kapan artis ternama bisa seenaknya memukul orang tanpa sebab?!"     

"Ya! Kau butuh alasan untuk memukul seseorang! Bukankah kau bertindak terlampau jauh dengan memukul orang tanpa pandang bulu?!" teriak wanita terakhir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.