Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Kau Adalah Cahaya Hidupku Dan Segalanya Bagiku (3)



Kau Adalah Cahaya Hidupku Dan Segalanya Bagiku (3)

0Dalam jutaan tahun sekalipun Qian Ge sebenarnya tidak pernah berpikir bahwa Ji Yi akan berkorban begitu banyak demi He Jichen!     
0

Bahkan dalam mimpinya, dia berharap akan bisa melihat Ji Yi jatuh terpuruk, dibenci oleh banyak orang. Kini setelah gambaran dalam mimpinya itu menjadi nyata, dia bukan hanya tidak merasa sesenang yang dia bayangkan sebelumnya, tetapi dia justru merasa lebih buruk. Jadi rupanya, Qian Ge sebenarnya tidak tahan melihat Ji Yi dan He Jichen bersama.     

Tidak tahan memikirkan betapa Ji Yi dan He Jichen saling berpelukan di atas panggung, wanita muda itu pun menyambar sesuatu yang bisa dilempar dan kemudian membantingnya ke lantai.     

Dia terus menghancurkan barang-barang sampai seisi ruangan menjadi porak poranda dan tidak tersisa barang apapun yang bisa dilemparnya. Baru kemudian Qian Ge terkulai lemah di lantai.     

Tidak... Aku tidak bisa membiarkan mereka bersatu... He Jichen adalah pria yang kusukai. Kalau aku tidak bisa memilikinya, maka semua orang lain sebaiknya berhenti berkhayal untuk bisa mendapatkannya!     

Ya! Berhentilah berkhayal untuk bisa mendapatkannya! Jadi aku harus memikirkan suatu rencana... ya, suatu rencana...     

Qian Ge bergumam sendiri tanpa henti sambil mengerutkan kening, tenggelam dalam pikirannya.     

Beberapa detik kemudian, ada kilatan di matanya.     

Dia ingat bahwa dia dan Ji Yi dulu pernah pergi ke sebuah kota kecil dekat Sucheng pada musim panas saat kelas tiga SMA, dan masuk ke sebuah toko buku yang sangat unik. Salah satu hal yang paling mengesankan adalah dindingnya yang dipenuhi oleh surat.     

Surat-surat itu ditulis oleh para pengunjung toko buku. Semua surat itu bukan ditujukan kepada orang lain, melainkan untuk si penulis sendiri di masa depan.     

Pengunjung bisa meninggalkan alamat rumah di toko itu dan membayar ongkos pengiriman. Setelah tiba di tahun yang tertulis pada surat itu, pihak toko akan mengirimkan surat itu kepada pengunjung yang menulisnya.     

Pada hari itu, dia dan Ji Yi menulis surat bagi diri mereka di masa depan.     

Qian Ge adalah yang pertama kali menulis surat. Setelah dia selesai, Ji Yi masih menulis dengan asyik di depannya, maka secara tak sengaja dia pun melihat isi surat gadis itu dan membaca beberapa bait kata yang menyebutkan nama "Kak Yuguang."     

Waktu itu, dia dan Ji Yi masih berteman baik; hubungan mereka belum retak. Mereka biasa melakukan segala hal dengan cara yang sama. Karena surat Ji Yi ditulis untuk dirinya sepuluh tahun di masa depan, begitu pula dengan surat Qian Ge.     

Kalau dipikir-pikir, sudah hampir lebih dari tujuh tahun semenjak saat itu. Dalam waktu dua tahun lebih akan menjadi genap sepuluh tahun. Kalau saat ini toko buku itu belum tutup, berarti surat itu masih ada di sana.     

He Jichen tahu bahwa Ji Yi menyukai He Yuguang. Waktu itu, pada malam sebelum kelulusan, Ji Yi menyebutkan nama pemuda itu di malam pertama mereka.     

Semakin dalam kau mencintai seseorang, kau akan semakin tak dapat menerima keberadaan orang lain dalam kehidupan orang yang kau cintai. Sebelum memiliki Ji Yi, He Jichen mungkin tidak merasa keberatan, namun kini setelah dia mendapatkan wanita itu, dia akan menginginkan lebih banyak lagi. Itu adalah sifat alami manusia, kalau dia membawa surat itu dan memberikannya pada He Jichen...     

Keretakan akan timbul dalam hubungan pria itu dengan Ji Yi.     

Memikirkan hal itu, sudut-sudut bibir Qian Ge menekuk, memperlihatkan senyuman sinis.     

Tanpa keraguan sedikitpun, dia berdiri dan mencari ponselnya di dalam kamar yang berantakan itu, lalu menghubungi asistennya di kamar sebelah.     

Panggilan itu segera tersambung. Lalu, tanpa menunggu asistennya bicara, Qian Ge berkata, "Pesankan aku tiket ke Sucheng dalam penerbangan selanjutnya."     

"Sekarang?" Karena permintaan Qian Ge cukup mendadak, sang asisten merasa kurang yakin.     

"Ya, sekarang," kata Qian Ge dengan tidak sabar, menganggap asistennya membuang-buang waktu.     

"Tapi Qian Jie! Ini sudah larut malam, dan kau harus bergegas ke Beijing besok untuk wawancara di sebuah stasiun..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.