Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Ternyata, Dialah si Gadis Cola (7)



Ternyata, Dialah si Gadis Cola (7)

2Kebaikan dan keahlian apa yang kumiliki hingga dia memperlakukanku sebaik ini?      0

Dia sungguh ingin bertanya pada pemuda itu: Kenapa kau menyukaiku? Mengapa kau berkorban begitu banyak? Mengapa kau tidak mengatakan apapun dan diam-diam melindungiku?     

Dia punya banyak, banyak pertanyaan yang ingin ia utarakan pada He Jichen, namun ia tak bisa lagi menemui pemuda itu...     

Dia terlalu lamban dan terlambat menyadari semuanya ini. Kini, bahkan Tuhan pun tidak hanya berpangku tangan dan menonton. Karena itulah dia dihukum dengan mengetahui semuanya setelah ia kehilangan pemuda itu.     

"Xiao Yi, ada yang ingin kuminta darimu. Kalau suatu hari kau bertemu lagi dengan Kak Chen, aku sungguh berharap kau bisa lebih berinisiatif." Fatty terlihat kecewa dan suaranya terdengar sedih saat berbicara tentang He Jichen. "Aku tahu kau tidak bisa memaksakan rasa cinta, tapi Xiao Yi, ada jenis cinta yang tidak akan mengecewakanmu."     

Ji Yi ingin menjawab Fatty, tapi suaranya tercekat. Pada akhirnya, dia hanya bisa mengangguk kuat-kuat.     

Setelah beberapa saat lamanya, akhirnya dia mampu bicara: "Aku akan melakukannya."     

Kalau aku bisa bertemu dengannya lagi suatu hari nanti, aku akan mengambil inisiatif terlebih dulu.     

Kak Yuguang yang kusukai ternyata adalah dia.     

He Jichen yang sangat kucintai adalah dirinya.     

Setelah terbangun dari koma selama tiga tahun, aku telah mengalami segala hal yang menakjubkan karena dirinya.     

Karena itu, aku akan menunggunya, dan tetap menunggu sampai bisa bertemu lagi dengannya, sehingga aku bisa mengambil inisiatif terlebih dulu.     

Sebenarnya, aku benci menunggu, tapi kali ini, aku dengan senang hati melakukannya.     

Aku akan mulai menghitung hari hingga saat kami bertemu kembali.     

Memikirkan hal itu, meskipun dia masih menangis, bibir Ji Yi kini membentuk sebuah senyuman.     

Aku akan menunggumu.     

Mungkin ketika hari itu tiba, aku sudah tua dan rambutku memutih, gigi-gigiku sudah tanggal, suaraku sudah tak jelas dan aku mulai pikun.     

Tapi tidak apa-apa. Aku tetap akan menunggumu.     

Setelah kau kembali, aku akan memelukmu erat dan tak pernah melepaskanmu.     

Karena aku adalah cinta sejatimu dan kau adalah orang yang paling kucintai dalam hidupku.     

Karena memang ada jenis cinta yang tak akan membuat kecewa.     

-     

Di sebuah kota kecil di Perancis.     

Pada jam delapan malam, sebuah taksi berhenti di depan sebuah bar.     

Setelah sekitar satu menit, pintu terbuka dan seorang pemuda keluar.     

Dia mengenakan sebuah jas panjang warna hitam untuk menutupi tubuhnya yang tinggi dan ramping.     

Sepertinya dia sudah sering mengunjungi bar ini. Setelah membuka pintu dan masuk, dia tidak menunggu pelayan; dia melangkah ke dalam ruangan yang sudah dikenalinya dan menuju sebuah meja kosong di sudut bar yang paling jauh, lalu ia pun duduk.     

Sang bartender yang berada di belakang meja bar langsung mengenalinya begitu dia masuk. Setelah pemuda itu duduk, dia lalu menoleh dan berkata pada seorang pelayan, "Lihatlah, pria berkebangsaan Cina itu kembali lagi. Aku sudah memperhatikannya sejak lama. Sejak bulan lalu, dia selalu duduk di kursi itu, pada waktu yang sama. Lalu dia minum banyak anggur, dan begitu dia mulai minum, dia akan minum terus sepanjang malam."     

Pelayan itu adalah wanita berdarah Cina. Ketika mendengar perkataan sang bartender, dia tergoda untuk melihat ke arah tempat duduk pria yang disebut tadi.     

Segera setelah itu, bar mulai didatangi oleh banyak tamu. Semua orang mulai sibuk bekerja melayani tamu, sehingga sang bartender dan pelayan itu tak punya waktu untuk mengobrol lagi. Namun sesekali, mereka masih menengok ke arah pemuda itu.     

Seperti kata sang bartender tadi – pemuda itu duduk sendirian dan menenggak anggurnya tanpa henti.     

Dia sudah mabuk sebelum tengah malam.     

Ketika pergi ke kamar kecil, sang pelayan sengaja melewati meja pemuda itu, dan dia melihat bagaimana pemuda itu tertelungkup di meja sambil bergumam pada dirinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.