Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Mengambil Kembali Suami Kesayanganku! (3)



Mengambil Kembali Suami Kesayanganku! (3)

0Setelah memilih tempat duduk, Ji Yi lalu menerima buku menu minuman yang disodorkan oleh pemilik bar padanya. Dia membuka-buka menu, lalu memesan satu set minuman yang sederhana.     
0

Setelah penyanyi itu selesai melantunkan lagunya, Ji Yi mengambil sebuah pena dari atas meja dan menulis beberapa kata pada formulir permintaan lagu. Ketika pemilik bar mengantar minumannya, ia menerima pesanan lagu itu.     

Sang penyanyi melihat formulir itu dan mengangguk. Setelah itu, dia kembali ke panggung dan mulai memeriksa ponselnya sementara Ji Yi mulai minum.     

Sang penyanyi sepertinya sedang mencari-cari musik untuk mengiringi lagu, karena dia cukup lama memeriksa ponselnya. Tak berapa lama kemudian, alunan nada yang familiar mulai mengalun di dalam bar itu.     

Ketika sedang berada di luar, Ji Yi berpikir bahwa suara penyanyi itu mirip dengan He Jichen. Ketika penyanyi pria itu menyanyikan bagian-bagian puncak dari lagu yang dipilihnya, suara pria itu benar-benar terdengar mirip dengan suara He Jichen.     

"Jika kau tak ada di dunia ini, lantas mengapa aku tak melupakanmu saja? Semua orang memahami hal ini. Mudah dikatakan, namun dalam hal cinta kau cenderung keras kepala."     

Seketika itu juga, waktu berputar kembali pada perayaan hari ulang tahunnya ketika dia sedang syuting "Three Thousand Lunatics."     

Apakah dia tahu bahwa dia telah terlalu dalam memasuki duniaku? Setelah He Jichen pergi, Ji Yi bahkan tidak berani merayakan ulang tahunnya sendiri karena takut akan terbayang-bayang kenangan perayaan ulang tahunnya dengan pemuda itu lagi, takut menahan rasa sakitnya, dan takut menangis sampai kehilangan suaranya...     

Sebenarnya Ji Yi senantiasa berusaha mengendalikan diri dan juga berusaha untuk tidak memikirkan tentang pemuda itu. Akan tetapi, malam itu, ada terlalu banyak hal yang membuatnya teringat pada pemuda itu.     

Wawancaranya hari itu, ponsel Tang Huahua, kembang api di Houhai... Sekali lagi dia menjebak dirinya dalam dunia dimana dia merindukan pemuda itu, dan ia tak mampu meloloskan diri.     

"Lebih baik aku menjagamu dalam radiusku. Yang kuinginkan hanyalah merasakan kesedihan dan kebahagiaanmu, serta bisa bersamamu ketika kau membutuhkanku."     

Meski telah memesan minuman, Ji Yi tidak menyentuhnya.      

Akan tetapi, mendengar suara pelantun lagu itu, dia teringat kembali pada setiap hal kecil yang terjadi antara dia dan He Jichen, lalu hatinya mulai terasa sakit. Rasa sakit itu membuatnya kesulitan untuk duduk tegak. Karena ingin membuat dirinya merasa lebih nyaman, ia pun mengambil botol anggur di atas meja dan mulai menenggak isinya, dengan mengangkat botol itu tinggi-tinggi.     

Seusai menghabiskan isi botol, lagu permintaan Ji Yi sudah selesai dinyanyikan.     

Tanpa menunggu penyanyi itu memilih lagunya sendiri, Ji Yi langsung memintanya menyanyikan lagu yang sama: "Dalam Radiusmu."     

Meskipun sudah mendengar lagu itu satu kali, Ji Yi masih kesulitan menanggung rasa sakit di dadanya ketika mendengar lagu itu untuk yang kedua kalinya. Mata gadis itu memerah sambil terus meminum anggurnya.     

Karena malam itu dia ada wawancara, dia makan malam lebih awal, karenanya dia merasa agak lapar sekarang. Setelah minum banyak, perutnya mulai terasa sakit, tetapi Ji Yi tak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti minum. Dia meminta lagu "Dalam Radiusmu" untuk dinyanyikan berulang-ulang, sambil terus meminum bergelas-gelas anggur.     

Ji Yi tak tahu sudah berapa kali dia meminta lagu "Dalam Radiusmu" untuk dinyanyikan dan dia juga tak tahu sudah berapa banyak ia minum, pada akhirnya yang ia tahu, ia sudah tidak tahan lagi dan akhirnya jatuh tertelungkup di atas meja.     

Sepertinya malam sudah sangat larut karena pemilik bar dan sang penyanyi hendak berberes dan menutup bar itu.     

Pemilih bar menghampiri Ji Yi dan memintanya membayar tagihan.     

Ji Yi masih cukup sadar, tetapi tidak mudah baginya untuk bergerak. Butuh banyak tenaga baginya untuk menemukan dompetnya, mengeluarkan sejumlah uang kertas dan menyerahkannya pada pemilik bar.     

Tanpa perduli apakah uangnya cukup, ia lalu berdiri dan dengan terhuyung-huyung keluar dari bar itu.     

Angin musim dingin berhembus menerpanya dan membuatnya jauh lebih sadar.     

Gadis itu berdiri di pinggir jalan, melihat ke empat sisi dan memperhatikan keadaan sekelilingnya yang lengang. Setelah mencari-cari tempat yang tepat beberapa saat lamanya, perlahan tubuhnya merosot ke tanah. Sambil mendekap kedua lututnya, dia mulai menangis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.