Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Mengambil Kembali Suami Kesayanganku (16)



Mengambil Kembali Suami Kesayanganku (16)

0Di sana terlihat sesosok laki-laki yang mengenakan kaos sederhana dan celana hitam, sedang berdiri di depan jendela yang terbuka sambil membelakangi pintu.      1

Ada sebatang rokok di sela jemarinya. Angin malam berhembus melalui jendela yang terbuka dan meniup asap rokok serta helai rambutnya.     

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh sang pelayan dan sebelum Ji Yi sempat menggerakkan kaki, seluruh titik lemah di tubuhnya seakan telah ditotok. Dia berdiri membeku di tempat, sama sekali tak bergerak sembari memandangi sosok di depannya itu.     

Meskipun sudah lebih dari satu tahun berlalu, meski pemuda itu berdiri membelakanginya sehingga gadis itu tak bisa melihat wajahnya, hanya butuh waktu satu detik bagi gadis itu untuk mengenali orang yang selalu dia rindukan siang dan malam, orang yang telah dicari-carinya, dan dinanti-natikannya - He Jichen.     

Tak heran jika dia mendapatkan suatu firasat ketika masuk ke dalam lift tadi, seolah-olah suatu hal besar akan terjadi... Tetapi ini bukan hanya suatu hal besar – ini adalah hal yang paling dia nanti-nantikan dalam hidupnya. Kini sudah setahun tujuh bulan, jadi hampir enam ratus hari berlalu... akhirnya dia melihat pemuda itu lagi.     

Ji Yi tak tahu bagaimana cara menggambarkan perasaannya kini; dia merasa bersemangat, senang, terharu... Ada berbagai perasaan yang membuncah, bercampur aduk menjalari sekujur tubuhnya, mengguncang seluruh keberadaannya, gelombang demi gelombang.     

Dengan mata memerah dan bibir melengkung membentuk senyuman, Ji Yi tertegun memandangi punggung He Jichen.     

Dia tak yakin apakah ingin menangis ataukah tertawa. Sudut-sudut bibirnya melengkung kian lebar ke atas dan air matanya mulai mengalir.     

Waktu berpihak padaku. Kekasihku, akhirnya aku bisa melihatmu setelah menunggu sekian lama...     

Ji Yi memperlihatkan senyuman lebar dan wajahnya dibasahi oleh air mata.     

Pelayan yang mengantar Ji Yi melangkah ke dalam ruangan. Menyadari bahwa Ji Yi tidak mengikuti di belakangnya, dia lalu berhenti, menoleh dan berkata, "Nona Ji..."     

Sang pelayan hanya sempat mengucapkan kata itu ketika melihat ekspresi di wajah Ji Yi yang menangis sambil tersenyum. Kata-kata selanjutnya yang hendak mempersilahkannya masuk ke dalam ruangan seketika itu menghilang dari bibirnya.     

Sambil membelakangi pintu, He Jichen berdiri di depan jendela, memandangi gedung SPK dan mengingat-ingat bahwa dia dulu pernah pergi shopping dengan Ji Yi di Mall itu. Saat sang pelayan bicara, pemuda itu berhenti melamun dan kembali tersadar pada keadaan saat itu.     

Karena tidak mendengar jelas apa yang dikatakan oleh sang pelayan, He Jichen mengangkat rokok ke bibirnya sambil menoleh perlahan. Kemudian tanpa ada emosi di matanya, dia bertemu pandang dengan mata Ji Yi.     

Jemari yang memegang rokok itu terhenti di tengah-tengah dan sosoknya yang tinggi terhuyung sesaat. Layaknya sebuah patung, sekujur tubuhnya seketika itu sama membekunya seperti tubuh Ji Yi.     

Mereka berdua saling tatap selama dua menit hingga akhirnya sang pelayan yang merasa kebingungan lalu menambahkan, "Nona Ji, apakah anda baik-baik saja?"     

Ketika sang pelayan berbicara untuk yang kedua kalinya, Ji Yi tersadar kembali. Tanpa mengalihkan pandangan dari He Jichen sedikitpun, dia menggelengkan kepala pada sang pelayan. "Aku baik-baik saja."     

Tanpa menunggu sang pelayan bicara lagi, dia melangkah masuk ke dalam ruangan pribadi itu.     

Saat gadis itu tiba di samping sang pelayan, langkah kakinya terhenti dan dia berkata, "Kau bisa meninggalkan kami sekarang," dengan pandangan matanya masih terpaku pada He Jichen.     

"Baik," jawab sang pelayan dengan suara pelan, dia pun segera meninggalkan ruangan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.