Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Kau Adalah Kebahagiaan Masa Remajaku, Pemuda Yang Kusukai (14)



Kau Adalah Kebahagiaan Masa Remajaku, Pemuda Yang Kusukai (14)

0He Jichen tidak mengucapkan sepatah katapun, namun Chen Bai melihat kerutan di keningnya mulai menghilang.     
0

Chen Bai tahu bahwa itu berarti He Jichen ingin membaca kontrak itu...     

Tanpa mengatakan apa pun lagi, Chen Bai mengambil dokumen dari tas kerja yang ada di kursi penumpang depan. Dia lalu membolak-balik dokumen itu dan membacanya sekilas. Setelah yakin bahwa tidak ada kesalahan, dia menyerahkannya pada He Jichen yang duduk di belakangnya.     

Sudut-sudut bibir He Jichen berkedut ketika mengambil dokumen itu dalam diam.     

Begitu lampu merah berubah hijau, Chen Bai kembali memegang roda kemudi dan menginjak pedal gas.     

Sementara mobil melaju, lampu baca di kursi belakang dinyalakan dan suara kertas yang dibolak-balik dapat terdengar dengan jelas.     

Suasana di dalam mobil sangat hening. Chen Bai, yang sedang menatap lurus ke arah jalanan di depannya, merasa agak penasaran terhadap He Jichen yang sedang membaca isi dokumen. Pria itu melirik ke arah He Jichen melalui kaca spion tengah dari waktu ke waktu.     

He Jichen membolak-balikkan dokumen itu dengan cepat. Chen Bai tidak tahu halaman mana yang dia baca, namun tiba-tiba saja pemuda itu terlihat seakan titik lemahnya telah ditotok. Ia terpaku memandangi salah satu halaman dokumen itu.      

Ketika mereka sampai di area parkir basement gedung apartemen He Jichen, Chen Bai kembali menoleh ke arah He Jichen dan melihat bahwa pemuda itu masih menatap halaman yang sama dari dokumen di hadapannya dalam diam. Chen Bai terpaksa menegurnya, "Tuan He, kita sudah sampai."     

Pemuda itu tetap membisu.     

Chen Bai menunggu sebentar. Karena He Jichen tidak merespon, dia hendak memanggil nama pemuda itu lagi ketika tiba-tiba saja, He Jichen membisikkan beberapa kata.     

Karena pemuda itu berbicara dengan suara yang sangat pelan, Chen Bai tidak bisa mendengarnya.     

Keheningan terus menyelimuti mobil untuk beberapa saat lamanya sebelum akhirnya satu patah kata terucap dari bibir He Jichen, "...menangis..."     

Pemuda itu mengucapkan beberapa patah kata, namun Chen Bai hanya mendengar kata "menangis."     

Chen Bai baru saja hendak bertanya pada He Jichen mengapa dia menangis...     

Akhirnya, sebelum bibirnya sempat berucap, asisten itu melihat ke arah jari-jari He Jichen yang berada di atas dokumen.     

Jemari He Jichen gemetaran, dan hati Chen Bai pun ikut bergetar. Ia mengangkat dagunya dan melihat setitik air mata yang mengering di bawah jari He Jichen.     

Jadi rupanya yang dimaksud oleh Tuan He adalah... Nona Ji menangis ketika menandatangani dokumen itu?     

Chen Bai baru saja memikirkan hal itu dalam benaknya ketika terdengar suara gumaman pelan dari arah belakangnya. Sepertinya ia sudah menebak dengan benar, karena ia mendengar kata-kata He Jichen yang sangat pelan. "...Aku membuatnya menangis lagi..."     

-     

Suasana hati Ji Yi kembali memburuk karena tak sengaja berpapasan dengan He Jichen.     

Setelah kembali ke ruang pribadi yang dipesannya, dia bukan hanya malas bernyanyi, namun ia bahkan malas untuk bicara.     

Bo He bisa melihat bahwa suasana hati gadis itu sedang buruk, maka tak lama kemudian, dia menyarankan agar mereka pergi.     

Mereka membayar tagihan sebelum Bo He dan Ji Yi memesan taksi langganan mereka.     

Setibanya mereka di lobi The Golden Lounge, taksi yang dipesan oleh Bo He untuk mengantar mereka kembali ke B-Film sudah sampai.     

Ji Yi mengucapkan salam berpisah pada Bo He dan Tang Huahua, lalu kedua sahabatnya itu masuk ke dalam taksi. Kemudian, Ji Yi berjalan ke arah trotoar.     

Sebelum gadis itu sempat maju dua langkah, dia melihat He Jichen yang sedang bersandar pada tiang lampu, menghisap rokoknya dengan kepala tertunduk.     

Langkah kaki Ji Yi mendadak terhenti.     

Gadis itu tidak memanggilnya seperti tadi di depan pintu kamar kecil. Dia hanya terus menatap pemuda itu dalam kebisuan.     

Mobil Chen Bai muncul. He Jichen masuk dan kemudian pergi, sedangkan Ji Yi masih terus memandangi tempat dimana pemuda itu tadi berdiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.