Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Kau Adalah Kebahagiaan Masa Remajaku, Masa Remaja Yang Kusukai (30)



Kau Adalah Kebahagiaan Masa Remajaku, Masa Remaja Yang Kusukai (30)

2Wajah tampan He Jichen mendadak terpampang di depannya, membuat hati Ji Yi bergetar. Kesadaran gadis itu sudah berkabut, dan pada saat itu, dia merasa mabuk. Tak lagi bisa membedakan antara realita dan mimpi, Ji Yi terus menerus menatap He Jichen. Di bawah pengaruh alkohol, gadis itu mendekatkan diri ke wajah pemuda itu dan mengecup bibirnya.      2

Tubuh He Jichen membeku seakan tubuhnya telah menjadi patung.     

Mereka tak bergerak untuk sesaat dalam posisi itu. Ji Yi menyaksikan betapa mata He Jichen mulai berkedip lembut sebelum akhirnya terpejam saat bibirnya perlahan meraba bibir pemuda itu.     

Ji Yi merasakan gelombang demi gelombang sengatan listrik merambati seluruh tubuhnya.     

Benaknya yang berkabut sudah tak mampu berpikir jernih, dan dia dikendalikan oleh hasrat hatinya yang paling dalam, layaknya boneka. Gadis itu mencium bibir He Jichen lebih kuat lagi, dan mulai menjulurkan lidahnya     

Seluruh tubuh He Jichen bergetar dan ia mendadak tersadar. Ia sontak ingin melepaskan diri dari gadis itu, namun karena mereka duduk di hadapan jendela kaca yang menjulang tinggi, gadis itu berada terlalu dekat dengannya. Dalam sekejap saja, He Jichen kehilangan keseimbangan. Tubuh Ji Yi tiba-tiba saja berada dalam dekapannya dan gadis itu menindihnya di atas lantai kayu.     

Bibir mereka masih saling menempel, tetapi tangan gadis itu kini telah berada di pinggangnya.     

Jemarinya yang lembut memberikan sentuhan-sentuhan yang menggugah gairah melalui kemeja tipisnya.     

Sekujur tubuh He Jichen menegang dan tarikan nafasnya mulai tidak beraturan.     

Ditambah lagi, ia juga sudah meminum cukup banyak bir. Meskipun dia tidak mabuk, dia tidak bisa sepenuhnya mengendalikan diri dan ia dapat merasakan tangannya mulai membelai punggung gadis itu.     

Dia benar-benar ingin melepaskan diri dari Ji Yi, tetapi dia tak bisa mengendalikan jari-jarinya yang tak kunjung beranjak dari punggung gadis itu. Bukannya mendorongnya menjauh, kedua tangannya malah menarik tubuh gadis itu hingga tubuh mereka saling berhimpitan.     

Tangan Ji Yi seakan mengikuti bimbingan He Jichen, yang dengan otomatis dilingkarkan mengelilingi pundak pemuda itu, memeluknya erat.     

Keintiman mereka melemahkan pertahanan He Jichen dan ia pun mengijinkan kesadarannya pergi. Ketika lidah gadis itu merambah giginya, dia mendadak menggigit lidah gadis itu dengan lembut, dan akhirnya memperdalam ciuman mereka dengan penuh hasrat.     

Ciuman pemuda itu memaksa, menunjukkan dominasi dan kekuatannya. Rasanya dia tak pernah merasa puas, dia terus-menerus menciumi Ji Yi hingga tubuhnya lalu berbalik dan menindih tubuh gadis itu di lantai. Dengan bibir mereka saling menempel, tangannya mulai meraba pakaian gadis itu.     

Dia tidak melepas pakaian Ji Yi, namun menggerayangi roknya dan dengan tidak sabar menyentuh bagian tubuh terintim gadis itu.     

Mereka berdua gemetar sementara He Jichen mencium Ji Yi lebih dalam lagi, dan dengan ceroboh gadis itu membalas ciumannya.     

Ciuman mereka menjadi semakin panas – begitu bergairah hingga benak Ji Yi menjadi kosong. He Jichen merasa seakan semuanya hanyalah mimpi. Mereka berdua menyerah pada kerinduan dalam lubuk hati mereka yang paling dalam. Dengan mengandalkan naluri dasar mereka, keduanya melepaskan rasa cinta yang terpendam dalam-dalam.     

Langit malam di luar jendela hotel semakin gelap, tetapi suhu dalam ruangan kian menghangat. Atmosfir dalam ruangan menjadi semakin intens.     

Kamar yang tadinya hening kini mulai terisi dengan suara nafas yang memburu, desahan-desahan lembut, dan juga erangan-erangan kecil yang mampu membuat wajah siapapun yang mendengarnya memerah, dan membuat degup jantung memburu.     

Suara-suara itu tak menghilang hingga waktu yang lama.     

He Jichen menghembuskan nafas berat sembari membenamkan wajahnya ke leher Ji Yi dan memasuki tubuh gadis itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.