Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

He Jichen adalah…. He Yuguang? (10)



He Jichen adalah…. He Yuguang? (10)

2Pemuda itu maju selangkah demi selangkah ke arah gedung, mengira Cheng Weiwan akan memanggilnya dari belakang mobil. Ia tidak menyangka bahwa gadis itu akan tetap membisu saat dia berjalan terus ke pintu utama gedung dan tiba di lift.      0

Han Zhifan menghentikan langkah dan menatap lift beberapa saat sebelum akhirnya memencet tombol untuk membukanya.     

Ketika pintu lift terbuka, dia pun masuk. Setelah pintu lift menutup beberapa saat lamanya, dia baru menyadari bahwa dia belum memencet tombol apapun.     

Begitu masuk ke dalam apartemen pribadinya, pemuda itu mengganti sepatunya dengan sandal. Saat memasuki kamar mandi, dia menuang segelas air untuk dirinya, lalu meminumnya. Sempat ragu sejenak, Han Zhifan lalu melangkah ke arah jendela yang menjulang tinggi.     

Dari balik jendela, hanya dengan sekali pandang, dia bisa melihat Cheng Weiwan sedang berdiri di bawah lampu jalan.     

Dia membawa gelas airnya, lalu meminum beberapa teguk lagi sebelum mengambil teleskopnya yang ada di balkon. Kemudian dia mengarahkan teleskop itu pada Cheng Weiwan.     

Mungkin karena proses aborsi yang baru saja dijalaninya, gadis itu terlihat jauh lebih kurus. Dia memakai gaun longgar dan sepasang sepatu putih. Saat itu sudah hampir di puncak musim panas, sehingga udara malam hari tidaklah dingin. Mungkin gadis itu khawatir jika operasi yang dijalaninya akan memiliki dampak susulan, maka ia pun mengenakan legging warna hitam.     

Segera setelah mengamati Cheng Weiwan melalui teleskopnya, Han Zhifan menegakkan punggung dan menghabiskan air minumnya. Kemudian dia menyingkirkan gelas kosongnya, melepas pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi.     

Setelah mandi dengan air hangat, Han Zhifan keluar dengan mengenakan jubah mandi. Dia menoleh ke arah jendela dan menyadari ada butiran air hujan melapisi kaca jendela.      

Sekarang hujan?     

Han Zhifan mengerutkan kening, lalu melangkah ke sisi ranjang. Sebelum berbaring, dia kembali melangkah ke arah jendela dengan mengenakan sandal kamar.     

Gadis itu ternyata masih bersembunyi di tempat yang sama, berdiri di bawah naungan sebuah payung rusak, tanpa tanda-tanda akan pergi.     

Kening Han Zhifan semakin berkerut sembari memperhatikan gadis itu selama beberapa saat, namun akhirnya dia kembali ke ranjang seakan tidak melihat apapun. Dia lalu memadamkan lampu dan memejamkan mata, bersiap hendak tidur.     

Akan tetapi, mungkin karena dia sudah terlalu banyak merokok atau entah karena apa, benak Zhifan kalut. Dia berbaring untuk waktu yang lama dan tetap tak bisa tidur.     

Hujan di luar kamar terdengar semakin deras seiring dengan butiran-butiran air hujan yang menghantam jendela kaca dengan keras.     

Saat ini seharusnya dia sudah pergi, kan?     

Han Zhifan berpikir sambil membalikkan badannya di atas ranjang.     

Pemuda itu terus berbaring dalam posisi yang sama. Tak lama kemudian, dia menyingkapkan selimut dan turun dari ranjang.     

Tanpa memakai sandalnya, dia berjalan ke arah jendela.     

Dia masih di sana... Sepertinya di luar sangat dingin, karena gadis itu berjongkok di tanah dengan mendekap kedua lengannya.     

Payung itu sudah sangat usang. Bocah-bocah nakal di kompleks apartemen ini sering menusukinya dengan ranting, jadi payung itu banyak berlubang. Payung itu masih bisa dipakai jika hujan hanya sebatas gerimis, namun dalam hujan deras, guyuran air sudah menembus payung dan membasahi pakaian gadis itu.     

Hujan semakin deras, payung itu tak sanggup lagi menahannya.     

Melihat Cheng Weiwan terus meringkuk di sana tanpa tanda-tanda akan pergi, amarah di dada Han Zhifan mulai berkobar. Dia berbalik ke arah pintu. Tetapi ketika sampai di pintu masuk, dia mendadak menyadari sesuatu, dan langkahnya terhenti.     

Dengan membelakangi jendela, pemuda itu berdiri di sana beberapa saat lamanya sebelum kembali ke kamar tidurnya. Dia mengambil ponsel dan mengirim pesan pada Lin Sheng. "Bukankah kau bilang ada seorang gadis baik-baik yang akan kau perkenalkan padaku? Apa besok dia ada waktu? Kalau iya, minta dia menemuiku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.