Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Akta Nikah Yang Diketemukan (2)



Akta Nikah Yang Diketemukan (2)

0Ji Yi mendengar apa yang dikatakan oleh He Jichen dan tanpa memikirkannya terlebih dahulu, dia berkata, "Aku ingin tidur denganmu..."     
0

Setelah melambaikan tangan di depan wajah Ji Yi, He Jichen merasakan ponselnya bergetar, maka jari-jarinya langsung merogoh saku.     

Saat mengeluarkan ponsel dan mengangkatnya ke depan wajahnya, perkataan Ji Yi, "Aku ingin tidur denganmu" terdengar di telinganya sebelum dia sempat membuka kunci layar dan melihat pesan notifikasi.     

He Jichen terdiam sejenak, lalu menyadari maksud keempat kata itu. Tangannya membeku dan perlahan kekuatan genggamannya semakin berkurang, menyebabkan ponselnya terlepas dan jatuh ke atas meja dengan suara keras "brakk!"     

Suara keras itu membuat Ji Yi terkesiap. Gadis itu berkedip dan melirik ke arah wajah He Jichen, lalu menyadari apa yang baru saja dikatakannya pada pemuda itu sambil melamun.     

Mata Ji Yi mendadak terbelalak lebar.     

Ketika He Jichen menanyakan apa yang sedang dia pikirkan, kebetulan dia sedang mengingat tentang malam yang mereka lewatkan bersama di Shanghai. Pada saat itu, dia melihat ke arah kemeja He Jichen yang kancingnya terbuka dan merasa ingin merobek kemeja itu... Tetapi tetap saja, dia tidak bisa begitu saja mengakui apa yang sedang dipikirkannya saat itu pada He Jichen!     

Ji Yi mendadak merasa malu dan bola matanya bergerak panik sesaat sebelum akhirnya dia berbicara lagi. "Bukan-bukan-bukan-bukan begitu... Begini ceritanya - aku salah omong! Yang kumaksud adalah aku-aku ingat malam ketika tidur denganmu di Shanghai..."     

Ketika mengatakan hal ini, Ji Yi buru-buru menutup mulutnya dan ingin menggigit putus lidahnya.     

Apa-apa-an itu tadi?! Bahkan jika aku ingin menjelaskan maksudku, Aku tidak bisa begitu saja mengakui apa yang barusan kupikirkan...     

Ji Yi tidak berani melihat ke arah He Jichen dan spontan berusaha menjelaskan maksudnya: "...He Jichen, aku hanya bercanda denganmu. Memangnya aku nganggur... mana mungkin aku memikirkan malam yang kita lewatkan di Shanghai..."     

Duh Tuhanku... Apa aku sama sekali tak punya malu?     

Tukang selingkuh dan pembohong sudah biasa, tetapi bagaimana dengan orang yang menggali liang kuburan mereka sendiri?     

Aku tidak menjelaskannya dengan benar! Aku justru menggali kuburanku sendiri...     

Ji Yi tiba-tiba ingin menangisi kebodohannya dan bersembunyi di dalam perut bumi. Aku bisa saja melarikan diri dari tempat ini... tapi kalau aku melarikan diri sekarang, betapa canggungnya saat kami bertemu lagi lain kali?     

Memikirkan hal itu, Ji Yi hanya bisa memaksakan diri untuk tetap duduk di kursi dan memasang wajah berani ketika berbicara pada He Jichen lagi, "Aku sungguh tidak memikirkan tentang malam itu di Shanghai. Yang kumaksud tadi adalah..."     

Karena belum memikirkan bagaimana cara menjelaskannya dengan baik, Ji Yi terdiam setelah mengatakan hal ini.     

Semakin dia terdiam, semakin dia merasa tak sabar dan benaknya semakin kacau. Semakin dia panik, semakin gadis itu tidak bisa memikirkan apapun untuk dikatakan, sehingga pandangannya menyapu ke sekeliling ruangan, mencoba mencari ide. Sebagai hasilnya, tatapannya menyapu seluruh ruangan itu dan tertuju ke arah pintu kamar tidur He Jichen. Ketika melihat ranjang yang besar di dalamnya, seolah ada nyala lampu di kepalanya, yang menandakan dia telah memikirkan cara tepat untuk menyelamatkan diri. Matanya berbinar ketika dia mengangkat kepala dan bertemu pandang dengan He Jichen. "...Aku ingin tidur di ranjangmu malam ini!" katanya.     

Segera setelah mengatakan hal itu, Ji Yi menatap He Jichen dengan tercengang.     

Apakah A-a-aku mencoba menyelamatkan diriku?     

Aku hanya menambahkan minyak ke atas api!     

Kenapa aku bilang "Aku ingin tidur di ranjangmu malam ini?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.