Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Akta Nikah Yang Diketemukan (23)



Akta Nikah Yang Diketemukan (23)

0Setelah memencet tombol 'kirim', Ji Yi berpikir sejenak dan menambahkan beberapa kata: "Kau sendiri bagaimana? Sudah makan malam?"     2

"Mhm, aku sudah makan." He Jichen sepertinya tidak sedang sibuk, karena dia menjawab dengan cepat, seperti sebelumnya.     

Ketika hendak mulai makan, gadis itu melihat jawaban He Jichen. Dia menyuapkan sesendok makanan ke mulutnya dan kembali mengetik pada keyboard ponselnya. "Aku mengunjungi situs Weibo hari ini dan melihat reaksi orang-orang secara online. Dengan skandal yang sudah berakhir kemarin, banyak orang yang meminta maaf di akun Weibo milikku. Aku juga memeriksa akun Weibo Qian Ge dan melihat betapa semua orang sangat membencinya..."     

Karena sudah terbiasa, Ji Yi menceritakan semua yang ada di benaknya ketika dia menelusuri situs Weibo sebelum tidur kepada He Jichen.     

Gadis itu mengiriminya sebuah pesan yang sangat panjang, sehingga He Jichen mungkin sedang membaca setiap kata dalam pesannya dengan hati-hati. "Dia pantas diperlakukan seperti itu."     

Ji Yi tahu bahwa jawaban He Jichen itu ditujukan untuk Qian Ge, dan dia pun tak dapat menahan senyuman dengan mulut dipenuhi makanan.     

Dia meletakkan sendoknya sambil tetap mengunyah makanan, lalu melanjutkan mengetik pesan kepada He Jichen.     

Gadis itu segera mengganti topik pembicaraan. "Apa yang sedang kau lakukan sekarang?"     

"Memandangi langit malam."     

"Apakah terlihat indah?"     

Setelah memencet tombol "kirim", kata "pesan telah dibaca" terlihat pada layar ponsel. Kemudian ada panggilan video dari He Jichen.     

Ji Yi spontan melihat ke arah cermin yang ada di seberang meja makan. Dia merapikan rambutnya yang acak-acakan karena baru bangun tidur, lalu menerima panggilan itu.     

Ji Yi tahu bahwa He Jichen tidak mungkin bisa menebak jika dia baru saja merapikan penampilannya di depan cermin sebelum menerima panggilan. Akan tetapi, saat wajah tampan He Jichen tampak di layar, gadis itu masih merasa kurang yakin dan berusaha menutup-nutupi hal itu dengan berkata, "Aku baru saja menghangatkan sup."     

Ya Tuhan! Aku tidak seperti ini sebelumnya. Mungkinkah wanita yang sedang jatuh cinta sering melakukan dan berpikiran yang aneh-aneh?     

Berbeda dengan Ji Yi yang terlalu banyak berpikir, He Jichen agak lamban ketika berbicara melalui panggilan itu. Pemuda itu sama sekali tidak keberatan dan mengatakan "Mhm" dengan pelan, lalu memutar kamera ponselnya.     

Tiba-tiba saja, pemandangan langit malam berhiaskan jutaan cahaya- terlihat di ponsel Ji Yi.     

Dia sudah pernah menginap di apartemen pemuda itu sebelumnya. Ketika dia tidak bisa tidur, dia akan berjalan ke arah balkon, sehingga kini dia tahu bahwa He Jichen sedang berada di balkon kamar tidur apartemennya.     

Langit malam memang terlihat sangat indah.     

Cahaya lampu neon yang berwarna-warni menghiasi malam.     

Di seberang apartemen He Jichen terdapat sebuah gedung perkantoran. Selain cahaya dari papan iklan perusahaan, banyak jendela yang terlihat gelap.     

Lantai gedung yang sama tingginya dengan apartemen He Jichen adalah kantor perusahaan perencanaan pernikahan. Slogan pada papan iklan mereka sangat menyentuh: "Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu."     

Ji Yi menatap kata-kata itu untuk beberapa saat lamanya dan tak dapat menahan tawa.     

"Ada apa?" tanya He Jichen ketika mendengar suara tawanya.     

"Aku tertawa melihat slogan papan iklan yang ada di seberang balkon apartemenmu: 'Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu' (Yi Wan Xing Chen Bu Ji Ni). Tidakkah kau berpikir bahwa ada nama kita dalam slogan itu?" Ji Yi menjelaskan lebih lanjut pada He Jichen, "Kata 'Yi' dalam 'Yi Wan' terdengar sama dengan 'Yi' dalam 'Ji Yi,' dan kata 'Chen' dalam 'Xing Chen' terdengar seperti Ji Chen. Tidakkah kau berpikir bahwa ini adalah suatu kebetulan?"     

Dari seberang panggilan, He Jichen tidak mengatakan apapun untuk waktu yang lama.     

Ji Yi tak dapat menahan keinginannya untuk kembali berbicara. "He Jichen? Apa kau mendengar perkataanku?"     

"Mhm, ya." Suara He Jichen terdengar jelas dari ponselnya. "Kebetulan sekali."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.