Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Akta Nikah Yang Diketemukan (24)



Akta Nikah Yang Diketemukan (24)

0Ketika memilih apartemen itu, He Jichen juga sedang berdiri di depan jendela kamar tidur itu dan menganggap bahwa melihat kalimat itu adalah sebuah kebetulan.      1

Milyaran bintang tak sebanding denganmu... Bukankah kata-kata itu ditujukan untuk Yi dan Chen?     

Kala itu, ada beberapa apartemen yang lebih bagus untuk dipilihnya, tetapi karena melihat kata-kata itu, dia tidak lagi mempertimbangkan pilihan lainnya dan memutuskan untuk mengambil apartemennya ini. Dia membayar tunai dan langsung menandatangani kontrak saat itu juga.     

Dia mengira bahwa slogan yang berada di seberang balkon kamarnya itu adalah rahasianya. Siapa sangka bahwa malam ini, gadis itu ternyata memikirkan hal yang sama?     

Ponselnya masih menghadap ke arah pemandangan malam itu, sehingga gadis itu tak dapat melihat wajahnya. Setelah menjawab gadis itu, dia memikirkan kembali tentang kejadian itu dan tak dapat menahan sesungging senyuman di bibirnya.     

"Kau menyadari kebetulan ini sebelumnya, bukan?" tanya Ji Yi, terdengar agak bangga.     

Sambil sedikit melamun, He Jichen menjawab dengan "Mhm" tetapi tidak memberitahu gadis itu bahwa dia telah menyadari hal ini sejak bertahun-tahun yang lalu.     

"Oh ya, besok kau..." Ji Yi kembali mengganti topik.     

Baru saja gadis itu mulai berbicara, terdengar suara lain dari sisi panggilan He Jichen. "Tuan He, tolong tandatangani semua dokumen ini."     

Itu adalah suara Chen Bai.     

Ji Yi menghentikan ucapannya: "Lanjutkan pekerjaanmu dulu."     

"Mm, tunggulah sebentar," jawab He Jichen pelan. Ji Yi menyadari bahwa tampilan video dari ponselnya sudah berganti. He Jichen pasti tengah meletakkan ponselnya di meja, karena gadis itu kini melihat langit-langit balkon.     

Kemudian dia mendengar suara kertas yang sedang dibolak-balik dan dia tahu bahwa He Jichen sedang membaca dokumen-dokumen itu.     

Dalam benaknya, terbayang sosok He Jichen yang memakai setelan jas dan terlihat serius, duduk di belakang meja kerja... sebuah gambaran yang menakjubkan, tetapi gadis itu berusaha untuk tidak memikirkannya...     

Ketika Ji Yi sedang tenggelam dalam pikirannya, dia mendengar Chen Bai berkata, "Tuan He, mengapa tangan anda berdarah?"     

Gadis itu mendadak tersadar dan memasang kedua telinganya, mencoba mendengar dengan seksama percakapan itu lewat ponselnya.     

"Apakah karena tadi siang..." Sayang sekali Chen Bai hanya mengucapkan tiga kata itu sebelum akhirnya berhenti bicara. Apakah He Jichen mencegahnya bicara? Tetapi Chen Bai mengatakan bahwa tangan He Jichen berdarah. Apakah lukanya parah?     

Dalam hati, Ji Yi mendadak merasa khawatir. Ketika dia hendak bertanya pada He Jichen, Chen Bai kembali berbicara. "...Tuan He, saya akan pergi mencari plester luka. Meskipun luka anda tidak parah, bagaimana jika terkena infeksi?"     

He Jichen tidak mengatakan apapun, namun langkah kaki Chen Bai terdengar semakin menjauh.     

Ji Yi kembali mencoba untuk mendengarkan dengan seksama, namun hanya ada keheningan. Selain suara He Jichen yang sedang membolak-balik kertas dan menandatangani dokumen, tidak ada suara lain yang terdengar.     

Plester luka... kalau begitu lukanya tidak mungkin parah... Ji Yi sedikit tenang dan tidak mengganggu He Jichen. Dia menunggu sampai ia tidak bisa mendengar apapun dari seberang panggilan sebelum akhirnya bertanya, "Pekerjaanmu sudah selesai?"     

"Mhm," jawab He Jichen ketika tampilan pada layar ponsel kembali berubah, menampilkan pemandangan malam di luar jendela kamarnya.     

"Tanganmu terluka? Apakah cukup parah?" tanya Ji Yi, yang ternyata masih khawatir karena hal itu.     

"Tidak parah kok. Hanya dua goresan kecil."     

"Oh." Ji Yi mendesah lega, lalu mendengar pintu kamar He Jichen dibuka. Suara Chen Bai terdengar. "Tuan He, sudah tidak ada plester luka lagi di kotak obat. Apa sebaiknya saya turun dulu dan beli dua kotak?"     

"Tidak, tak perlu. Dokumennya sudah kutandatangani. Kalau sudah tidak ada urusan lagi, kau boleh pulang lebih awal," sahut He Jichen segera, dengan suara datar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.