Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Akta Nikah Yang Diketemukan (34)



Akta Nikah Yang Diketemukan (34)

1Chen Bai diam-diam menghela nafas lega.     2

Untung saja, aku lihai berimprovisasi!     

"Oh, begitu rupanya. Sayang sekali. Roti ini susah sekali dibeli; kau harus mengantri cukup lama sebelum toko buka. Hari ini, aku beruntung karena hanya perlu mengantri selama satu jam lebih untuk membelinya," kata Ji Yi dengan rasa sesal yang tulus dalam suaranya.     

Semenjak Ji Yi masuk ke dalam kantor, He Jichen belum mengucapkan sepatah katapun. "Lain kali, mintalah Chen Bai untuk melakukan hal seperti ini," He Jichen menyarankan.     

Mata Chen Bai terbelalak sembari memandang ke arah He Jichen.     

Aku jelas-jelas seorang asisten pribadi, tetapi kenapa aku selalu harus melakukan tugas seorang kacung?     

Sepertinya He Jichen bisa merasakan reaksi Chen Bai yang ingin menentangnya, maka pemuda itu meliriknya lagi dengan raut wajah yang terlihat biasa.     

Melihat tatapan He Jichen, detik berikutnya, Chen Bai tersenyum cerah pada Ji Yi. "Ya! Nona Ji, lain kali, anda bisa meminta saya mengantri untuk mendapatkan sesuatu seperti ini. Meskipun saya tidak bisa memakannya, saya masih bisa mengantri! Saya sangat pandai mengantri; saya punya banyak kesabaran!"     

Sembari mengatakan hal ini, diam-diam dia melihat ke arah He Jichen yang sudah memalingkan wajah dan sedang menatap Ji Yi dengan pandangan yang teduh. Chen Bai menghela nafas lega.     

Hampir saja! Tapi memang anda adalah bos-nya, jadi terserah anda saja!     

He Jichen sepertinya sedang ingin bermain telepati dengan Chen Bai.      

Setelah Ji Yi mendekat, pemuda itu meletakkan dokumen dan bantal duduknya ke samping. Kemudian dia berkata pada Ji Yi, "Duduklah. Aku akan segera menyelesaikan ini."     

Ji Yi tersenyum dan menjawab dengan "Mhm", kemudian meletakkan bungkusan roti di atas meja kopi. Gadis itu duduk, lalu menjawab, "Tak apa-apa kok. Kau kerja saja dulu."     

"Tidak ada yang mendesak" kata He Jichen dengan suara pelan. Pemuda itu bertanya, "Apa kau ingin minum sesuatu?"     

"Apa saja." Setelah Ji Yi berkata demikian, dia teringat sebuah artikel di Weibo yang pernah dibacanya bahwa pria tidak suka jika wanita berkata demikian, maka ia pun menambahkan, "Teh hitam."     

"Baiklah." Setelah menjawab Ji Yi, pemuda itu menoleh kepada Chen Bai. "Minta pada sekretaris Zhang untuk menyeduh teh hitam."     

"Baik, Tuan He."     

Sebelum Chen Bai pergi meninggalkan kantor, He Jichen menambahkan, "Jangan terlalu pekat. Ini sudah sore – jika tehnya terlalu pekat, itu bisa mengganggu tidurnya."     

"Baik." Setelah Chen Bai yakin bahwa He Jichen tidak ingin menambahkan hal lain, pria itu lalu keluar dari kantor untuk menyampaikan permintaan He Jichen pada sekretaris Zhang.     

Segera setelah itu, Chen Bai kembali dan melanjutkan percakapannya dengan He Jichen sebelum Ji Yi datang tadi.     

Ji Yi duduk diam, bermain dengan ponselnya.     

Sementara itu, sekretaris Zhang datang dan meletakkan teh hitam ke depan Ji Yi.     

Ji Yi khawatir jika ia mengatakan sesuatu, dia akan mengganggu He Jichen dan Chen Bai yang sedang bekerja, maka gadis itu hanya tersenyum pada sekretaris Zhang.     

Mereka berdua berbicara entah sampai berapa lama, kemudian He Jichen tiba-tiba berkata, "Pergi ke mejaku dan ambil dokumen yang ada di laci kanan bawah."     

Chen Bai yang sedang mengetik pada komputer di hadapannya, hendak berdiri ketika mendengar apa yang diminta oleh He Jichen.     

Ji Yi memutuskan untuk membantunya karena dia tidak punya kegiatan lain. Ia mendahului Chen Bai berdiri. "Biar kubantu mengambilnya."     

Sambil berkata demikian, Ji Yi bergegas ke meja kerja He Jichen dan membuka laci ke dua di sebelah kanan, seperti yang diminta oleh pemuda itu.     

"Apakah kontrak ini?" Sebuah dokumen kontrak langsung terlihat di dalam laci. Ji Yi mengambilnya dan melambaikannya untuk dilihat He Jichen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.