Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Mulai Sekarang Dan Seterusnya, Hanya Ada Kau Satu-satunya Dalam Hatiku (39)



Mulai Sekarang Dan Seterusnya, Hanya Ada Kau Satu-satunya Dalam Hatiku (39)

2He Jichen tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Ji Yi. Dia menoleh dan bertanya "Mhm?"     2

Ji Yi mengangkat dagunya dan mengangguk ke arah mie instan He Jichen. "Aku juga lapar. Kau masih punya mie instan lagi?"     

"Oh," ujar He Jichen menyadari maksudnya. Dia menunjuk ke arah lemari di samping meja kantor dan baru saja hendak berdiri membantu Ji Yi mengambilnya ketika gadis itu terlebih dulu berjalan ke sana dan membuka lemari itu sendiri. Dia memilih rasa favoritnya dan keluar untuk memasak air.     

He Jichen selesai makan dan meletakkan sumpitnya. Dia lalu duduk di sofa dan memandangi Ji Yi yang sedang menikmati mie-nya. "Aku akan mengantarmu pulang nanti?" ia menyarankan dengan nada datar.     

Ji Yi khusus datang untuk He Jichen, tetapi setelah melihat foto keluarga di atas keyboard-nya, ia berbohong demi menjaga perasaan pemuda itu...     

Dia tidak pernah mengira bahwa kebohongannya akan membuat He Jichen merasa lebih baik, namun justru menjadi lubang jebakan bagi dirinya sendiri.     

Ji Yi terkejut mendengar pertanyaan He Jichen selama dua detik, lalu ia menundukkan kepala dan menyuapkan mie instan ke dalam mulutnya. Sementara mengunyah makanan dalam mulutnya, kedua mata gadis itu bergerak ke kanan dan ke kiri sembari memikirkan sebuah alasan. Dia tidak bisa pulang dan juga tidak bisa membiarkan He Jichen tahu bahwa dia tadi berbohong.     

Dengan pandangan yang tertuju pada mie instan miliknya, Ji Yi mengunyah mie di dalam mulutnya sampai jadi hancur. Sebelum jemarinya yang gelisah mematahkan sumpitnya karena dia masih belum mendapatkan alasan yang bagus, mendadak dia mendengar suara kembang api dari luar jendela. Tiba-tiba saja, mata Ji Yi berbinar seakan dia baru saja menemukan harapan terakhirnya. Dia menelan mie yang sudah lama terasa hambar, mendongak, lalu berkata pada He Jichen, "Aku tidak berencana pulang. Aku memberitahu orang tuaku kalau aku pergi ke Houhai untuk melihat kembang api."     

He Jichen mengerutkan kening. "Dengan seseorang?"     

Dia mungkin sudah terlalu banyak berbohong karena pertanyaan He Jichen menggoyahkan rasa percaya dirinya. Dia khawatir jika He Jichen akan mencurigai sesuatu, maka ia pun mengangguk dan segera menyarankan, "Mau pergi sama-sama?"     

Ada sekilas keterkejutan yang melintas di wajah He Jichen karena dia tidak pernah menyangka bahwa Ji Yi akan bertanya jika dia ingin pergi bersama gadis itu. Dengan anggukan pelan, dia mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat jam. Belum sampai jam setengah sepuluh, jadi masih ada waktu sebelum jam dua belas. Teringat akan tubuhnya yang dipenuhi bau rokok, ia pun berkata, "Masih banyak waktu. Aku akan mandi dulu."     

Begitu He Jichen melangkah ke dalam ruang lounge di kantornya, Ji Yi langsung meletakkan sumpit dan mengusap-usap perutnya yang hampir meledak. Dia lalu segera berdiri dan berbenah dengan membuang kedua gelas mie instan ke dalam tong sampah.     

Sementara menunggu He Jichen, Ji Yi merasa bosan dan kebetulan melihat undangan bermain game dari Tang Huahua. Ia pun segera duduk dengan nyaman di sofa dan masuk ke dalam game.     

Pertarungan berakhir dengan cepat.     

Sambil menunggu Tang Huahua menambahkannya ke dalam ruang game, ada kotak percakapan dalam game yang muncul, dari "Young Windchaser."     

Ji Yi mengenali nama pemain itu. Mereka pernah dipasangkan secara otomatis di dalam game.     

Ji Yi mengetuk kata "tolak," tetapi "Young Windchaser" terus mengirimkan undangan dan Ji Yi terus memencet kata '"tolak." Kemudian Tang Huahua mengundang Ji Yi. Setelah Ji Yi bergabung dalam game, ponselnya berdering dan bergetar tanpa henti, yang menyebabkan perhatiannya teralih dari game. Setelah kematiannya yang keempat kali, Ji Yi keluar dari game dan memeriksa layar ponsel, melihat bahwa ternyata itu adalah pengingat dari game.     

Begitu ia mengetuk layar, Ji Yi menyadari bahwa semua pesan itu berasal dari "Young Windchaser."     

"Biaomei, ayo main!"     

"Biaomei, aku akan membimbingmu di King of Glory."     

"Biaomei..."     

Ji Yi melihat bahwa karakternya sudah dihidupkan kembali, maka ia pun tidak membaca pesan orang itu sampai selesai, dan kembali bermain game.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.