Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Siapa Yang Berani Bicara Macam-macam Tentang Orang Yang Kulindungi? (10)



Siapa Yang Berani Bicara Macam-macam Tentang Orang Yang Kulindungi? (10)

0Setelah selesai bicara, He Jichen membalikkan badan untuk melihat Ji Yi yang duduk di sampingnya.      0

Gadis itu masih terlihat sama seperti saat ia memasuki ruang konferensi. Kepalanya masih tertunduk, memandangi tangannya seperti seorang anak kecil yang telah melakukan sebuah kesalahan.     

Dengan keadaannya yang seperti itu, He Jichen merasakan gelombang ketidaknyamanan dan rasa sakit dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam.     

Dia sudah pernah mengalami rasa sakit yang melebihi kematian karena kecelakaan yang dialami gadis itu tiga tahun yang lalu. Dia sangat takut hal itu akan terulang lagi, karena itulah dia memutar otak dan mengontrak gadis itu di bawah naungan YC hanya untuk menempatkannya dalam dunia yang berada dalam kekuasaannya agar dapat melindunginya dengan baik.     

Tetapi bahkan di bawah pengawasannya yang teliti, gadis itu masih saja melalui banyak kesulitan...     

Semakin He Jichen memikirkan hal itu, hatinya semakin terasa sakit. Dia menatap gadis itu sebentar, lalu menenangkan diri. Dia membungkuk sedikit, mendekat ke arahnya, dan berbisik di telinganya, "Aku harus memimpin rapat sebentar lagi. Bagaimana jika kau beristirahat dulu di lounge?"     

Ji Yi mendongak memandang He Jichen. Gadis itu tidak mengucapkan sepatah katapun, hanya mengangguk pelan.     

He Jichen lalu menegakkan punggungnya dan menoleh pada Zhuang Yi yang duduk di samping Ji Yi. "Temani dia."     

"Baik, Tuan He." Zhuang Yi berdiri dan mendorong kursi roda Ji Yi, lalu berpamitan pada He Jichen, "Tuan He, kami akan pergi dulu."     

He Jichen mengangguk dan menjawab dengan "Mhm."     

Zhuang Yi baru saja hendak keluar ketika He Jichen mendadak teringat akan sesuatu dan berkata, "Oh, ya..."     

Kedua kaki Zhuang Yi tiba-tiba terhenti dan dia menoleh pada He Jichen.     

Kata-kata He Jichen sebenarnya ditujukan pada Ji Yi. "Ada sebuah ruangan istirahat di kantor. Kalau kau lelah, kau bisa tidur siang di sana."     

Seperti sebelumnya, Ji Yi hanya mengangguk pelan dan tidak bersuara.     

He Jichen tetap diam ketika Zhuang Yi mendorong Ji Yi keluar.     

Setelah Zhuang Yi dan Ji Yi meninggalkan kantor, He Jichen menoleh pada para eksekutif yang masih ada di sana. Dia baru saja hendak menarik sebuah kursi untuk duduk ketika menyadari sesuatu. Dia menoleh, mencari Chen Bai. "Hubungi dokter Xia. Minta beliau mampir ke kantor."     

Meskipun kaki Ji Yi sudah diperiksa di rumah sakit, dia masih khawatir...     

"Saya mengerti. Saya akan menghubungi Dokter Xia," jawab Chen Bai sambil mengeluarkan ponselnya.     

-     

Setelah Zhuang Yi mendorong Ji Yi ke kantor He Jichen, gadis itu memandangi matahari yang cerah di luar jendela tanpa mengucapkan sepatah katapun.     

Zhuang Yi tahu bahwa Ji Yi sedang kesal dan ingin mengatakan sesuatu untuk menghiburnya, tetapi karena tidak yakin apakah Ji Yi ingin dibiarkan sendirian pada saat itu, dia pun hanya duduk diam di samping gadis itu.     

Setengah jam kemudian, dokter Xia tiba di kantor He Jichen.     

Ji Yi belum sepenuhnya pulih dari apa yang terjadi di kantor tadi. Selama diperiksa, Chen Bai berdiri di pinggir sambil memperhatikan Dokter Xia yang memeriksa luka Ji Yi.     

Setelah mengkonfirmasi bahwa semuanya baik-baik saja, Chen Bai mengantar dokter Xia keluar.     

Hanya berdua saja, Ji Yi dan Zhuang Yi sekali lagi ditinggal sendirian di kantor itu.     

Ji Yi tetap diam bahkan sebelum Dokter Xia datang.     

Saat itu sudah hampir tengah hari, tetapi He Jichen masih belum selesai rapat.     

Chen Bai datang ke ruangan kantor itu sekali, untuk menyampaikan pesan pada Zhuang Yi agar mengantar Ji Yi ke kantin di lantai bawah.     

Zhuang Yi dan Ji Yi tiba di kantin lebih awal, sehingga tidak ada terlalu banyak orang di sana.     

Ada banyak ruang bagi Ji Yi untuk bergerak, jadi Zhuang Yi memilih tempat duduk, mempersilahkan Ji Yi untuk duduk dan dan pergi ke meja saji kantin untuk mengambil makanan.     

Ketika tiba waktu makan siang, orang-orang satu per satu mulai berdatangan masuk ke kantin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.