Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Bagaimana Kabarmu? Jangan Bohong (1)



Bagaimana Kabarmu? Jangan Bohong (1)

0Meskipun kakaknya, He Yuguang telah meninggal sejak tiga tahun yang lalu, setiap kali ia menjejakkan kaki di depan batu nisan itu, ada segores luka yang begitu dalam dan menyakitkan, menggerogoti hati He Jichen.     
0

Setelah cukup lama, ia merasa lebih tenang. Jarinya berulang kali menelusuri guratan kata "Guang", dan ia pun berbicara dengan suara yang dalam, "Bro, Aku datang menemuimu."     

He Jichen tahu tidak akan ada yang menjawab, namun ia masih menunggu beberapa saat sebelum melanjutkan, "Bro, bagaimana kabarmu? Jangan kita saling berbohong..."     

He Jichen tahu bahwa selamanya, ia tak akan pernah bisa melihat He Yuguang menulis kalimat jawaban di papan putihnya lagi. Ia pun menunduk dan menelan ludahnya dengan susah payah. Kemudian menarik kembali tangannya dari batu nisan itu, ia membalikkan badan, dan duduk di atas tanah. Ia menyandarkan kepala pada batu nisan seraya menatap langit yang cerah. Tubuhnya dipenuhi bau tembakau dari rokok yang tadi disulutnya, perlahan ia kembali berbicara, "...Aku baik-baik saja. Aku tidak bohong... Sungguh, aku baik-baik saja. Dia juga sudah terbangun dan sekarang baik-baik saja... Bagaimana denganmu, Bro?"     

Hanya kesunyian yang menjawabnya.     

Ia terdiam hingga ada hembusan angin yang menerpa, membuat daun-daun di pepohonan yang mengelilingi pemakaman itu bergemerisik. Saat itulah ia kembali berbicara, seakan pada diri sendiri, "Bro, bolehkah aku bertanya sesuatu? Apa kau pernah berpikir untuk memulai lagi dari awal dengan seseorang?"     

He Jichen terdiam untuk beberapa saat, lalu perlahan berkedip. Sebuah kesedihan tiada akhir menjalar di sekujur tubuhnya, yang membuat suaranya terdengar putus asa. "Bro, aku pernah..."     

He Jichen baru mengucapkan tiga patah kata, lalu berhenti. Namun ia melanjutkan kalimat itu dalam hati: Aku sungguh ingin memulai awal yang baru dengannya; Aku ingin kembali ke saat itu, ketika ia mengucap namanya. Aku benar-benar ingin memulai awal yang baru dengannya; Betapa aku ingin memulai dari saat ia pertama kali menginjakkan kaki di rumah kita.     

Empat tahun yang lalu akhirnya ia menyadari-- seyakin apapun dirinya bahwa ia akan berada di hati Ji Yi, sedekat kakaknya-- He Yuguang dengan gadis itu, kenyataannya tidaklah demikian. Rasa percaya dirinya sama sekali tak berguna.     

He Jichen menyalakan satu batang rokok lagi dan perlahan memejamkan mata. Di antara aroma tembakau yang samar-samar, ia kembali bernostalgia tentang masa lalu, seperti malam sebelumnya di dalam Bar.     

...     

Segera setelah He Jichen bertemu Ji Yi, mereka harus mengikuti ujian masuk SMA.     

Nilai ujian Ji Yi sangat bagus, dan ia dapat dengan mudah diterima dalam Kelas Percobaan I di SMA Yizhong, Sucheng . Sedangkan He Jichen, yang menyerahkan empat dari total lima lembar kertas ujiannya kosong tanpa jawaban, hanya mendapat nilai dua puluh untuk satu mata pelajaran, hampir saja tidak bisa diterima di SMA Yizhong, bahkan setelah orangtuanya memberikan donasi berupa seratus unit Komputer. Ia hanya berhasil masuk ke kelas biasa, bukan Kelas Percobaan.     

Setelah memasuki SMA, selain masih bersifat acuh dan suka membual seperti waktu ia masih SMP, He Jichen juga mempelajari kemampuan baru: melindungi.     

Ia mempelajari kemampuan barunya ini setelah dua bulan masuk SMA.     

Waktu itu adalah Rabu sore. Ji Yi tidak langsung pulang ke rumah, namun pergi dengan beberapa teman gadis sebayanya untuk makan siang, lalu ia pergi ke warnet bernama Happy Internet Cafe.     

Secara kebetulan di hari yang sama, He Jichen, Fatty dan geng mereka bertemu di Happy Internet Café untuk main game.     

Tetapi Ji Yi berada di lantai satu, sedangkan mereka ada di lantai dua.     

Di tengah permainan, He Jichen pergi ke toilet. Karena toilet di lantai dua penuh, ia harus memakai toilet di lantai satu. He Jichen juga membeli sebungkus rokok saat ia berada di lantai satu.     

Setelah membeli rokok dari meja depan, dengan santai ia menuju lantai atas. Ketika itulah He Jichen melihat Ji Yi dari balik jendela, duduk di dalam ruang warnet.     

Ia pun menghentikan langkah dan memandangi gadis itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.