Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Menjebak sang Dewa (2)



Menjebak sang Dewa (2)

0

Tanpa tahu kata-kata apa yang memancing emosi He Jichen, sekilas percikan muncul di matanya. Bahkan sebelum Ji Yi selesai berbicara, He Jichen dengan kasar menarik lengannya dan membawanya ke sebuah gang yang tak jauh dari sana.

0

He Jichen berjalan dengan sangat cepat sehingga tak lama kemudian mereka telah sampai di bagian gang yang sangat sepi. Ji Yi yang baru tersadar seraya berucap, "He–", ketika tiba-tiba He Jichen membalikkan tangannya dan mendorong gadis itu dengan keras ke tembok batu bata biru yang kasar dan usang. "Sebutkan hargamu."

Entah karena Ji Yi merasa sangat kesakitan akibat punggungnya yang membentur tembok, atau mungkin karena kata-kata He Jichen yang sulit dipahami, namun Ji Yi hanya dapat tercengang. Gadis itu berdiri terpaku selama beberapa saat.

"Sebutkan jumlahnya," desak He Jichen lagi.

Sama seperti sebelumnya, hanya keheningan yang menjawabnya.

He Jichen mengernyitkan alisnya dan kembali menunggu beberapa saat. Melihat Ji Yi yang tak terlihat ingin mengatakan sesuatu, ia kehilangan kesabaran dan mencengkeram bagian leher gaun Ji Yi. Tanpa ragu, ia merobek paksa gaun Ji Yi dengan suara "Sreeek", hingga menjadi dua bagian.

Suhu udara cukup dingin di permulaan malam musim panas. Hawa dingin yang mendadak menyapu dadanya membuat Ji Yi menggigil, ketika sepasang matanya yang hitam-pekat bertemu dengan mata He Jichen.

Mata pemuda itu dingin. Ketika dia menyadari tatapan Ji Yi yang tertuju padanya, ia membuka kelopak mata lebar-lebar dan mendelik ke arah Ji Yi. Di bawah pandangan gadis itu, mata pemuda itu mengarah pada belahan dada Ji Yi yang terbuka.

Sejenak dia menatap dada itu tanpa emosi, lalu berkata dengan sangat dingin, "Lihat kan? Bahkan jika kau melepas pakaianmu di hadapanku, aku tak sedikitpun tertarik padamu!"

Mendengar suara yang dingin namun terdengar merdu itu, rasa terkejut perlahan nampak di mata Ji Yi.

Hembusan angin malam menerpa dadanya, dan tanpa sadar Ji Yi tersentak. Cepat-cepat dia menarik bagian atas gaunnya yang robek dan segera menutupi dirinya.

"Jika aku tak dalam keadaan yang sangat mabuk malam itu, apa kau pikir aku mau menyentuhmu?" lanjut He Jichen.

Ujung jari-jemari Ji Yi menggigil saat dia mempererat genggaman pada pakaiannya, hingga warna hijau pada nadinya nampak jelas.

Ternyata, malam yang penuh gairah cinta itu hanyalah sebuah kesalahan baginya. Aku sendirilah yang membiarkan imajinasiku menggila; semua itu hanyalah khayalanku.

Ternyata inilah kebenaran sesungguhnya di balik itu semua.

Hanya dalam sekejap, aku terjatuh dari surga ke neraka.

"Terus terang, aku bahkan tak tahu siapa yang aku sentuh malam itu."

Dan saat itulah Ji Yi merasa terpisah dari sekelilingnya, ia hanya sendirian. Suara samar He Jichen terdengar seperti berasal dari ruang dan waktu yang berbeda. Dengan suara yang keras dan gusar, He Jichen berkata, "Jadi, sebutkan saja jumlahnya. Berapa harga yang harus kubayar untuk menyelesaikan ini semua dan menganggap tidak ada apapun yang terjadi?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.