Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Menjebak sang Dewa (10)



Menjebak sang Dewa (10)

0

Di saat yang sama, panggilan telepon Lin Ya diangkat dan terdengar suara He Jichen berkata, "Ada apa?"

0

Ji Yi yang hendak menjawab pertanyaan Bo He mengerutkan bibirnya dan memilih untuk diam setelah mendengar suara He Jichen. Dia bergegas menuju kamar mandi.

Ketika pintu tertutup, samar-samar Ji Yi mendengar suara He Jichen, "Apa semuanya sudah kembali ke kamar asramamu?"

Setelah Ji Yi keluar dari kamar mandi, Lin Ya ternyata sudah tidak berbicara di telepon. Semua teman sekamarnya sedang meminum teh susu dan tak berhenti mengobrol.

Bo He orang pertama yang mengajak Ji Yi berbicara, "Xiao Yi, apa kau baik-baik saja?"

Ji Yi mengangguk dan menjawab, "Ya. Tak terjadi apa-apa. Aku melamun dan tidak sengaja terjatuh."

"Oh, baiklah." Bo He lalu menunjuk ke arah meja Ji Yi dan berkata,"Xiao Yi, teh susumu sudah siap di sana."

Tang Huahua menambahi,"Pacar Xiao Ya baru saja membawakannya."

Pacar Xiao Ya... He Jichen?

Jadi ini maksud He Jichen saat bertanya pada Lin Ya di telepon sebelum Ji Yi masuk ke kamar mandi... Dia ingin mentraktir teh susu untuk semua teman Lin Ya di asrama.

"Terima kasih," ucap Ji Yi pada Lin Ya. Agar tak ada yang curiga, Ji Yi membawa teh susu itu ke tempat tidur, namun pada akhirnya hanya dia letakkan di samping tempat tidurnya, tak tersentuh.

Ketiga temannya melanjutkan obrolan sambil meminum teh susu mereka. Isi obrolan mereka hanya berisi tentang pacar baru Lin Ya.

"Xiao Ya, pacarmu sungguh baik."

"Benar. Kau ingin memesan teh susu di Golden Lounge tapi mereka tak memilikinya. Kemudian pacarmu langsung pergi membelikannya untukmu setelah mengantar kita pulang."

"Yang paling penting adalah dia tak merokok atau minum alkohol! Dia bahkan tak minum sama sekali saat yang lain menawarinya untuk minum. Apa katanya? 'Akan mudah mendapat masalah setelah minum'? Pria yang mampu mengendalikan diri seperti itu sangat sulit ditemukan!"

Ji Yi tak bisa mencerna kata-kata lainnya setelah itu. Pikirannya dipenuhi dengan kalimat "Akan mudah mendapat masalah setelah minum". Hal itu membuat Cemoohan He Jichen yang sangat merendahkan Ji Yi empat tahun lalu melintas kembali di pikiran gadis itu, "Jika aku tak terlalu mabuk malam itu, kau pikir aku akan mau menyentuhmu?".

Rasanya seperti ada sesuatu yang menusuk jantung Ji Yi begitu dalam sehingga wajahnya berubah menjadi pucat karena kesakitan.

-

Satu minggu telah berlalu tanpa berpapasan dengan He Jichen atau mendengar namanya disebut.

Di akhir pekan, Bo He dan Tang Huahua pergi berbelanja. Hanya tersisa Ji Yi dan Lin Ya di dalam asrama.

Saat Lin Ya sedang berdandan, tiba-tiba dia menoleh seolah mengingat sesuatu. Dia melihat ke arah Ji Yi yang berada di atas kasur dan sedang membaca buku, lalu berkata, "Xiao Yi, aku ingat kau pernah berkata kalau kau dulu bersekolah di Sucheng, di SMA A-High. He Dage juga bersekolah di sana. Apa dulu kau dan He Dage saling kenal?"

---

Hari itu asrama B-Film boleh dikunjungi oleh orang luar.

He Jichen yang berencana untuk pergi ke pesta taman malam itu sudah berada di lantai bawah asrama Lin Ya. Dia ingin menelpon Lin Ya dan memintanya untuk turun ke bawah ketika menyadari bahwa ponselnya mati karena daya baterainya habis. Meskipun dia bisa mengisinya di mobil, akan memakan waktu untuk menunggu ponselnya menyala kembali. Awalnya dia ragu, namun akhirnya memutuskan untuk naik sendiri ke atas.

Pintu kamar Ji Yi dibiarkan terbuka. Namun karena ingin bersikap sopan, He Jichen tidak sembarangan membuka pintu dan masuk begitu saja. Saat dia mengangkat tangannya ke pintu dan bersiap untuk mengetuk, He Jichen mendengar Lin Ya dari dalam bertanya, "Apa dulu kau dan He Dage saling kenal?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.