Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Terima Kasih Atas Kemurahanmu (5)



Terima Kasih Atas Kemurahanmu (5)

0

Setelah Tang Huahua mendengar Bo He berkata demikian, gadis itu mengangguk perlahan. "Iya ya, benar juga, mungkin mereka sudah saling kenal sejak lama."

0

Ada senyum di mata Lin Ya ketika gadis itu kembali berbicara dengan ekspresi wajah selembut air tenang. "Tidak kok. Dulu aku pernah bertanya pada Xiao Yi; Dia dan He Dage tidak pernah mengenal satu sama lain dan dia bahkan tidak menaruh perhatian pada He Dage."

Bo He dan Tang Huahua tidak tahu harus berkata apa, setelah mendengar penjelasan Lin Ya.

Jika sebelumnya Ji Yi hanya mengerti samar-samar akan apa yang sedang terjadi, kini ia benar-benar tahu akan apa yang sedang dipikirkan oleh Lin Ya saat itu.

Gadis itu jelas-jelas meminta tolong pada Ji Yi dan menjebaknya, langkah demi langkah, untuk masuk ke kamar He Jichen. Kini dia berpura-pura seakan tidak tahu mengapa Ji Yi berada di sana, dan dia bahkan merusak usaha Bo He yang ingin menjernihkan suasana. Lin Ya ternyata ingin Ji Yi mendapatkan reputasi sebagai "wanita yang menggoda pacar temannya sendiri"...

"Lin Ya, tidakkah kau tahu mengapa aku ke sini?" tanya Ji Yi dengan suara tenang, sambil menatap mata gadis itu.

Lin Ya jelas terlihat akan terus berpura-pura bahwa dia tidak tahu sama sekali. Gadis itu membelalakkan mata, terlihat terkejut, "Xiao Yi, apa maksudmu? Bagaimana mungkin aku tahu mengapa kau bisa ada di sini?"

"Kau tidak tahu? Bukankah kau yang datang padaku dan mengatakan bahwa kau sedang haid, dan meminta tolong agar aku membeli pembalut untukmu? Kau bahkan bilang kalau kau pindah ke kamar 1808 dan memintaku untuk mengantar pembalut ke sini!" Sambil berkata demikian, Ji Yi memiringkan kepalanya, mengisyaratkan dengan pandangan ke belakang He Jichen dan menambahkan, "Pembalutnya kuletakkan di atas meja di dalam kamar."

Untuk memastikan kebenaran kata-kata Ji Yi, Bo He mengintip ke dalam ruangan dan dengan sopan bertanya pada He Jichen, "Boleh aku masuk dan melihat sebentar?" Dengan anggukan kecil He Jichen, Bo He bergegas masuk ke dalam kamar.

"Memang ada di sini..." Segera, Bo He membawa sebungkus pembalut itu kembali. Dengan bukti itu, Bo He bertanya, "Xiao Ya, apakah yang dikatakan Xiao Yi itu benar?"

Lin Ya tidak menjawab pertanyaan Bo He, tapi memandangi bungkusan pembalut itu dengan heran. Matanya melotot sampai hampir copot. Setelah beberapa saat, ia mendongak menatap Ji Yi dengan rasa tak percaya, "Xiao Yi, mengapa kau melakukannya? Aku tidak pernah memintamu membeli apapun untukku."

Sekeliling mata gadis itu memerah, seolah-olah ia baru saja difitnah. Gadis itu memandang Bo He dan Tang Huahua, meminta bantuan. "Bo He, Huahua, kalian tahu kan bahwa aku duduk di dalam pemandian sepanjang malam. Kalau aku memang sedang haid, mengapa aku berada di sana..."

"Lagipula, Bo He, haid terakhirku kan bareng kamu..." Lin Ya terlihat begitu bingung sampai bertanya dua kali, "Bo He, apa kau masih ingat? Kau ingat kan?"

Bo He memandang sekilas ke arah Ji Yi dengan ragu-ragu, namun tak lama kemudian ia pun mengangguk.

"Lihatlah, Bo He mengangguk. Aku tidak sedang haid, jadi mengapa aku memintamu untuk membeli pembalut? Xiao Yi, mengapa kau berbohong dan berusaha untuk mempermalukan aku?" Setelah berkata demikian, Lin Ya berbalik seakan baru teringat akan sesuatu. "Xiao Yi, apakah kau memanfaatkan aku sebagai alasan agar bisa menemui He Dage karena kau tidak punya alasan lain untuk berada di sini?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.