Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Tutup Mulutmu (1)



Tutup Mulutmu (1)

0

Ji Yi duduk tepat di samping Ibunya. Ia bisa mendengar suara He Jichen yang menjawab dengan sopan, di sela bunyi Televisi, "Halo, Bibi Ji."

0

Ji Yi tidak yakin apakah ia salah dengar, namun suara He Jichen terdengar agak serak, dan sedikit lemah.

Ibu Ji Yi juga menyadarinya, dengan kuatir ia bertanya, "Jichen, kenapa? Kau terdengar lemas. Apa kau sakit?"

"Tidak, saya baru bangun." He Jichen mendeham dan suaranya kembali terdengar elegan dan sopan.

"Oh baguslah kalau begitu..." Ibu Ji Yi menarik napas lega, lalu tanpa basa-basi berkata "...Jadi begini, Jichen. Pamanmu kan membeli minuman suplemen dalam perjalanan bisnis terakhirnya. Karena kau juga tinggal di Beijing, kami ingin memberimu sebagian minuman suplemen itu. Kebetulan Xiao Yi pulang ke rumah hari ini, dan karena asramanya dekat dengan rumahmu, aku akan menyuruhnya untuk membawakannya untukmu. Sebaiknya jam berapa dia ke sana?"

Mungkin karena yang bicara adalah Ibunya dan bukan Ji Yi, He Jichen tidak menunjukkan sedikit pun kekesalan maupun kebencian saat mendengar bahwa Ji Yi akan datang ke rumahnya. Suaranya tetap terdengar elegan dan sopan seperti biasa. "Kapan saja boleh."

Begitu ibu Ji Yi mendengar He Jichen berkata demikian, ia lantas menentukan waktunya. "Kalau begitu, bagaimana kalau malam ini? Minuman suplemen itu kan bisa kadaluarsa, dan karena Xiao Yi besok sudah ada kelas, dia mungkin tak akan punya waktu lagi karena sibuk."

"Terima kasih, Bi."

"Sama-sama." Ibu Ji Yi nyengir lebar mendengar jawaban He Jichen yang sopan. Sebelum menutup telepon, ia teringat bahwa ia tidak memiliki alamat He Jichen, maka ia menambahkan, "Jichen, kirim alamatmu ke nomor ini. Ini nomornya Ji Yi."

Setelah menutup telepon, nada "ding dong" terdengar dari ponsel Ji Yi.

Itu adalah pesan dari nomor dengan sebelas angka yang baru saja dihubungi oleh Ibunya. Selain nama perumahan dan nomor apartemen, tidak ada kata lain yang mengiringi pesan itu. Memang itu ciri khas He Jichen.

...

Jika saja ibunya tidak menghubungi He Jichen, Ji Yi diam-diam pasti akan meminum suplemen itu sendiri. Namun setelah percakapan telepon itu, ada kemungkinan He Jichen dan ibunya akan membahas tentang minuman itu jika mereka berpapasan. Ibu Ji Yi pasti akan memarahinya habis-habisan jika ia tidak memberikan minuman suplemen itu kepada He Jichen, karena itu, meski sangat tidak ingin melakukannya, Ji Yi terpaksa pergi ke alamat yang dikirimkan oleh He Jichen.

He Jichen tinggal di perumahan elit dengan pelayanan manajemen yang sangat baik. Setelah tiba di perumahan He Jichen, ia menuju kantor manajemen perumahan itu dengan harapan bahwa ia bisa meninggalkan suplemen itu di sana, sehingga He Jichen bisa mengambilnya sendiri.

Akan tetapi, mereka memiliki peraturan bahwa penghuni perumahan harus terlebih dulu memberi ijin sebelum barang dapat dititipkan di sana. Setelah mendengar penjelasan Ji Yi, penjaga di kantor manajemen segera menghubungi He Jichen, namun setelah beberapa kali berdering, tidak ada yang menjawab panggilan, baik di telpon rumah, maupun ponsel. Akhirnya, penjaga itu meminta maaf, dan tetap tidak mengijinkan Ji Yi untuk meninggalkan paketnya di sana.

Ji Yi membawa minuman suplemen itu keluar dari kantor manajemen dan menimbang-nimbang sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk langsung mengantarnya ke apartemen He Jichen di lantai enam belas.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.