Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Merindukan Masa Muda Kita (5)



Merindukan Masa Muda Kita (5)

0

Setelah reputasi He Jichen menyebar ke seluruh SMP yang ada di Sucheng, ia bertemu dengan gadis cantik setiap hari. Ada yang berwajah bulat, oval, putri keluarga terpandang dan para gadis yang memiliki kecantikan unik.

0

Meskipun tidak ada dari mereka yang mampu membuatnya jatuh hati, ekspetasinya akan wanita semakin tinggi, terutama setelah ia naik kelas tiga SMP. Siapapun yang ditemuinya terlihat biasa baginya dan tidak mampu membuatnya tertarik sama sekali.

Namun sosok gadis yang satu ini menimbulkan binar-binar di matanya yang belum pernah ia alami sebelumnya.

Sebelum dapat melihatnya dengan lebih jelas, anak buahnya-- Fatty, yang sebelumnya ia suruh untuk membeli soda, telah kembali. Dia terlihat bermandikan keringat. "Kak Chen, ini Cola yang kau minta."

Fatty secara kebetulan berdiri menghalangi pandangannya. He Jichen mengerutkan kening dan mendorong Fatty ke samping, namun gadis itu telah menghilang di antara lautan murid-murid lainnya yang memakai seragam yang sama.

Fatty mungkin dapat merasakan bahwa He Jichen sedang kesal, maka ia langsung membuka tutup botol cola itu, mencoba mencari muka sambil masih terengah-engah, "Kak Chen, tutupnya sudah terbuka."

Siapa sangka He Jichen justru menendang Fatty dengan amarah dan menjawab dengan masam, "Persetan dengan Cola-mu!" Lalu, ia mematikan rokoknya, membuangnya begitu saja ke tong sampah terdekat, dan berjalan kembali ke kelas.

Pertemuannya yang sekilas dengan gadis itu laksana jatuhnya selembar daun ke permukaan danau dengan perlahan, kemudian terbawa arus melewati lingkaran-lingkaran riak air. Sebelum dapat menimbulkan gelombang, daun itu mengambang pergi dengan tenang, dan hanyut tertiup angin.

Setengah bulan kemudian, He Jichen dan "Geng berandalan" yang dipimpinnya berkumpul di warnet dekat sekolah di malam hari.

Setelah bermain game semalaman, He Jichen merasa agak lelah, maka ia pun memejamkan mata dan beristirahat sambil bersandar di kursinya. Fatty, yang duduk di sampingnya lantas menyentuh lengannya dan bertanya. "Kak Chen, kau mau Cola?"

Ia mengangguk pelan, tanpa bersuara.

Fatty segera bangkit dan menendang kursinya, kemudian bergegas ke meja depan untuk membeli minuman.

Mungkin karena Fatty menyebut kata "Cola", ingatan tentang sosok gadis cantik di ruang olahraga setengah bulan yang lalu itu kembali melintas di benaknya.

Jantungnya mendadak berdegup kencang. Seketika itu juga rasa kantuknya menghilang, lalu ia pun mengambil sebungkus rokok di atas meja. Diambilnya sebatang dan disulutnya rokok itu. Dari balik kepulan asap rokoknya, ia melihat Fatty kembali membawa beberapa minuman soda.

Fatty belum sempat duduk ketika He Jichen melambai padanya. "Cari seseorang untukku."

Fatty terlihat sangat antusias. "Kak Chen, anak mana? Apakah ada yang macam-macam denganmu? Mereka punya nyali untuk mencari masalah dengan kak Chen kita?! Akan kuhajar dia!"

"Sialan kau! Kalau kau berani menyentuhnya, aku akan membunuhmu!" He Jichen mendelik ke arah Fatty, lalu menghembuskan asap rokoknya. Ia lalu menambahkan, "Dia seorang gadis."

"Gadis?" Mata Fatty berbinar. "Apakah dia Chen Sao[1]?"

He Jichen tidak memperdulikan rasa penasaran Fatty, namun terus memberinya perintah. "Aku tak peduli bagaimana caramu menemukannya. Bahkan jika kau harus menggali sampai tiga kaki ke dalam tanah, temukan dia untukku!"

He Jichen membuat Fatty kebingungan. "Kak Chen, Kau hanya memberiku dua kata sebagai petunjuk; 'Seorang gadis'— di mana bisa kutemukan dia untukmu? Kau tentu punya petunjuk lain, bukan?"

  1. Chen Sao: Panggilan untuk pacar atau calon istri saudara yang lebih tua

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.