Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Pernahkah Kau Menyesali Sesuatu? (2)



Pernahkah Kau Menyesali Sesuatu? (2)

He Jichen mengerjapkan mata sembari menghisap rokoknya dalam diam. Dia bertingkah seakan tidak mendengar pertanyaan-pertanyaan Fatty yang merongrong itu.

"Kak Chen, kalau kau menyukainya, katakan saja padanya! Kalau kau tidak mengatakan padanya, bagaimana dia bisa tahu bahwa kau menyukainya? Jika ada pria lain yang lebih berinisiatif dan lalu mendapatkannya, kau yang akan menangis nanti!"

Kegelapan melintasi mata He Jichen, tangannya yang menjepit rokok gemetar.

Jakunnya bergerak naik-turun, tetapi dia tetap tidak mengucapkan sepatah katapun dan terus meletakkan rokok di sela bibirnya.

"Kak Chen, apakah ini masih saatnya untuk bersikap tenang? Baiklah, kalau kau tidak mau mengatakannya, aku yang akan bilang! Kalau kau tidak mengejarnya, aku akan memikirkan berbagai cara untuk membantumu!" Setelah berkata demikian, Fatty membalikkan badan dan bergerak menuju ruangan itu dengan tidak sabar dan kesal.

"Mengejar? Kau pikir aku tidak ingin mengejarnya?" Setelah terdiam untuk waktu yang cukup lama, He Jichen akhirnya berbicara. "Aku bermimpi untuk mengejarnya; yang ingin kulakukan hanyalah berdiri di luar asramanya setiap hari hanya untuk memberinya sarapan; ketika ada badai di luar, aku ingin memegang payung untuknya; saat dia sedang sakit, aku ingin membawanya ke rumah sakit…"

Fatty menghentikan langkahnya, tetapi tidak menoleh pada He Jichen.

"Aku bahkan memikirkan semua skenario bagaimana akan menyatakan perasaanku padanya. Di dalam hati, aku telah menghafal kalimat pengakuanku sampai tak terhitung jumlahnya, tapi Fatty, tahukah kau? Aku takut. Aku takut dia tidak akan mempercayaiku. Aku takut bahwa setelah aku menyatakan perasaanku, kami malah akan berpisah. Aku takut membuatnya berada dalam posisi yang sulit karena dia menyukai He Yuguang."

Mendengar kalimat terakhirnya, Fatty mendadak menoleh dan memandang ke arah pemuda itu. "Kak Chen… apa kau bilang bahwa Ji Yi… dia..dia menyukai kak Yuguang?"

He Jichen tidak merespon, seolah tidak mendengar Fatty.

Dengan wajah dipenuhi kesedihan, He Jichen menatap lukisan tradisional seorang wanita cantik yang ada di dinding.

Dia terlihat seakan sedang terjebak dalam situasi yang sulit dan tidak mengenakkan yang tanpa jalan keluar. Pemuda itu menghisap rokoknya dalam-dalam, dan setelah cukup lama, perlahan dia menoleh kepada sahabatnya itu. "Fatty…"

Suaranya terdengar agak menerawang ketika berkata, "Pernahkah kau menyesali sesuatu? Yang kumaksud adalah sebuah penyesalan yang membuatmu tidak bisa memaafkan diri sendiri, tak peduli bagaimana kau memikirkannya."

-

Ji Yi tertinggal sendirian di dalam ruangan.

Dia membuka kotak makanan yang dibeli oleh Fatty dan memilih beberapa jajanan yang disukainya. Ia hanya makan beberapa suap lalu merasa terlalu kenyang, maka ia pun mengambil selembar tisu dan membersihkan mulutnya.

Duduk di ruangan itu sendirian membuatnya merasa sangat bosan, ia lalu menyentuh layar ponselnya dengan malas untuk beberapa saat, memeriksa situs Weibo dan Moments. Karena tidak ada hal menarik untuk dilihat, Ji Yi merasa lebih baik dia menyimpan ponselnya.

Karena He Jichen menyela perkataan Fatty pada saat yang sangat penting, hati Ji Yi masih merasa sangat penasaran. Tanpa ada sesuatu yang bisa dia lakukan, ia kembali memikirkan tentang si "Gadis Cola".

Dari nada Fatty, identitas gadis Cola sudah bukan rahasia lagi, dan dia seharusnya tahu siapa gadis itu…

Ji Yi mengerutkan keningnya dan memutar otak memikirkannya untuk waktu yang lama, tetapi dia tidak dapat mengingat setiap gadis yang pernah dekat dengan He Jichen. Akhirnya, dia menggelengkan kepala dan berhenti memikirkan hal itu. Dia berniat untuk menanyakannya pada Fatty ketika pemuda itu kembali.

Tanpa tahu kemana mereka berdua pergi untuk bicara, gadis itu hendak pergi ke kamar kecil. Dia memanggil pelayan untuk memberitahu bahwa mereka belum selesai makan. Kemudian dia pergi ke arah koridor dan berjalan menuju kamar kecil.

Setelah berjalan sekitar dua puluh meter, dia sampai di sudut dekat tangga. Sebelum Ji Yi berbelok, ia mendengar suara He Jichen dan Fatty.

Kebetulan sekali… Mereka berdua ada di sini?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.