Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Ji Yi, Maukah Kau Mempercayaiku? (1)



Ji Yi, Maukah Kau Mempercayaiku? (1)

0

Kening He Jichen berkedut. Meskipun pemuda itu berjarak cukup jauh dari Ji Yi dan gadis itu tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Chen Bai, He Jichen segera memotong omong kosong Chen Bai: "Aku sudah di depan laptopku. Hanya menunggu kalian semua."

0

Setelah mengatakan hal itu, khawatir Chen Bai akan terus mengoceh, maka dia pun menambahkan: "Cepatlah." Lalu menutup telepon.

Tak berapa lama kemudian, terdengar beberapa suara "ding dong!" dari laptop He Jichen. Ada banyak suara yang mengatakan, "Tuan He."

Di depan laptop, He Jichen dengan ekspresi dingin membalas mereka semua dengan sebuah gumaman: "Mm." Tanpa mengucapkan sepatah katapun, jarinya bergerak di depan layar seakan dia sedang mempelajari agenda untuk meeting.

Setelah sekitar tiga menit, dia berkata, "Malam ini, kita akan..."

Ia membacakan beberapa pertanyaan yang akan dibicarakan selama meeting.

Meskipun berada cukup jauh, Ji Yi masih bisa mendengar suara tarikan napas tajam dari laptop He Jichen. Agenda meeting itu sepertinya sangat panjang dan mereka mungkin resah karena akan kurang tidur malam ini. He Jichen mengangkat alisnya sambil menatap webcam, menghentikan setiap desah ketidakpuasan mereka.

Setelah He Jichen membaca daftar pertanyaan yang akan dibicarakan selama meeting, dia berhenti dan menatap webcam sebagai sinyal bagi semua orang untuk memulai rapat.

Agenda meeting kali ini tidak hanya membuat para eksekutif menarik napas tajam, bahkan Ji Yi menganggap agenda rapat itu terlalu sulit hingga ia merasa itu tidak manusiawi.

Pantas saja dia bilang bahwa akan sibuk bekerja malam ini. Baguslah kalau dia akan menempati ruang tamu... Jadi, dia tidak berbohong padaku... Tapi agenda meeting yang baru saja digambarkannya bukanlah pekerjaan yang "sedikit"...? Sebenarnya, itu cukup banyak... Mungkin mereka harus bekerja sampai pagi...

Memikirkan hal itu, Ji Yi menoleh ke tempat He Jichen duduk. Pemuda itu pasti khawatir jika suara-suara dari konferensi video akan mengganggunya, maka dia mengenakan headphones.

He Jichen terlihat tegas dan serius selama meeting. Sesekali, dia mengangguk di depan laptop dan menggerakkan bibirnya untuk mengucapkan beberapa kata dengan pelan.

Karena He Jichen sangat sibuk dengan urusannya sendiri, dia terlihat tidak punya waktu untuk memperdulikan Ji Yi. Karenanya, hati Ji Yi yang tadinya tegang mulai tenang; bahkan postur tubuhnya mulai rileks.

Gadis itu belum mengantuk, tetapi dia khawatir akan mengganggu He Jichen jika menonton TV, maka dia pun duduk dengan nyaman di sofa dan mulai bermain game di ponselnya.

Sebelum mulai menelusuri situs Weibo, dia membuka WeChat karena sudah menjadi kebiasaan.

Ia tidak yakin apakah Kak Yuguang sedang sibuk malam ini. Cukup mengejutkan baginya bahwa dia belum menerima pesan darinya sama sekali.

Ji Yi tidak terlalu memikirkannya dan mulai mengetik pada keyboard ponselnya. Dia mengambil inisiatif dan mengirimi "He Yuguang" sebuah pesan: "Kak Yuguang, kau sedang apa?"

He Jichen, yang sedang di tengah-tengah rapat, merasakan sakunya bergetar. Keningnya berkerut dan kemudian menyadari bahwa He Yuguang menerima pesan di ponselnya. Dia langsung menoleh ke arah Ji Yi, dan melihatnya sedang memegang ponsel.

Tidak terburu-buru mengambil ponselnya, pemuda itu terus menatap layar laptopnya. Sesaat kemudian tangannya merogoh saku untuk mengeluarkan ponsel.

Dia menatap layar ponselnya sambil sesekali melihat layar laptop. Setelah membaca pesan Ji Yi, pemuda itu mengirim pesan balasan dengan sebelah tangan: "Sedang meeting."

Ketika Ji Yi, yang sedang menelusuri situs Weibo melihat notifikasi WeChat di ponselnya, dia segera keluar dari aplikasi itu.

Setelah membaca pesan "He Yuguang", gadis itu langsung menjawab, "Sudah larut malam dan kau masih rapat? Kenapa kau sama seperti He Jichen?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.