Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Ji Yi, Maukah Kau Mempercayaiku? (6)



Ji Yi, Maukah Kau Mempercayaiku? (6)

0

Maukah kau mempercayaiku? 

0

Suara He Jichen seolah terdengar berasal dari ruang dan waktu yang berbeda; kata-katanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai gadis itu.

Ji Yi terus memandang tubuh He Jichen sampai dia selesai bicara. Dengan raut wajah kosong, Ji Yi mengerjap beberapa kali kemudian kembali mematung. Pikirannya kosong, hanya pandangannya yang tertuju pada pemuda itu.

He Jichen tidak mengucapkan apa-apa lagi, begitu pula Ji Yi. Dia berdiri mematung di tempatnya, membalas tatapan gadis itu.

Ruangan itu menjadi sangat hening dan gelapnya cakrawala di luar perlahan digantikan oleh sinar terang. Langit sebelah timur mulai berpendar merah.

Entah berapa lama mereka berdua berdiam diri dan saling bertatapan seperti itu; Ji Yi berdiri di sana hingga kakinya mati rasa. Matanya terasa agak perih dan berkedut lembut. Benaknya tak berhenti memikirkan perkataan He Jichen.

Dia bertanya apakah aku bersedia mempercayainya untuk berjuang berdampingan denganku?

Dia bertanya apakah aku bersedia mempercayainya untuk mengambil tiap langkah bersamaku, dari posisi terendah industri entertainment menuju ketinggian tak terbatas?

Dia bertanya apakah aku bersedia mempercayainya untuk membantuku mendapatkan kembali apa yang telah dirampas dariku, sedikit demi sedikit?

Dia bertanya apakah aku bersedia mempercayainya?

Dengan setiap pertanyaan itu, jantung Ji Yi berdetak kencang.

Mengira bahwa ini hanyalah sebuah ilusi, maka ia pun diam-diam mencubit telapak tangannya sendiri. Rasa sakit yang menyengat membuatnya menyadari bahwa semua itu bukanlah mimpi, dan seketika itu, sebuah badai seakan bergelora di dalam tubuhnya.

Ji Yi mengakui bahwa saat He Jichen menyerahkan semua dokumen itu padanya, dia sudah berprasangka bahwa He Jichen ingin menawarinya peran untuk serial baru.

Tetapi dia sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa He Jichen akan memberinya sebuah kontrak, bukan naskah.

Aktor manapun yang ingin karirnya berkembang harus memiliki kontrak dengan sebuah agensi manajemen, termasuk dirinya. Akan tetapi, sekembalinya ke industri entertainment, Ji Yi tidak terburu-buru mencari seorang manajer untuk dirinya. Dia ingin menandatangani kontrak dengan sebuah perusahaan manajemen yang bagus, yang menurutnya membutuhkan lebih banyak waktu lagi sampai ia mendapatkan popularitas dalam industri ini.

Lagipula, sebuah agensi manajemen yang bagus akan menentukan delapan puluh, sampai sembilan puluh persen masa depannya.

Dengan hampir berakhirnya syuting "Three Thousand Lunatics", akhir-akhir ini Ji Yi sudah mempertimbangkan dengan perusahaan mana ia ingin menandatangani kontrak. Akan tetapi sebelum sempat menemukan perusahaan manapun, dia memperbaiki hubungan dengan He Jichen.

Meskipun YC adalah perusahaan baru, He Jichen sudah menjadi sutradara yang terkenal dalam industri perfilman. Kini dengan kolaborasinya dengan Huan Ying Entertainment, ditambah dengan hak cipta atas "The Imperial Palace" di tangannya… hak resmi, aktor-aktor terbaik, sutradara yang handal… itu benar-benar sebuah kombinasi yang paling sempurna. Bagi Ji Yi, tidak diragukan lagi, ini merupakan satu langkah awal untuk mengangkat rankingnya.

Yang terpenting adalah, He Jichen bersedia berjuang bersamanya untuk mengambil kembali segala yang telah dirampas darinya, sedikit demi sedikit…

Hanya Tuhan yang tahu bahwa tiga tahun yang lalu, kecelakaan mobil yang dialaminya sama saja dengan mendorongnya dari surga ke neraka. Gadis itu mengira dia akan mendapatkan segalanya di dunia ini, namun harus berakhir kehilangan segalanya. Kini, pada titik terendah, He Jichen berdiri di sampingnya…

Perasaan yang tak dapat diutarakan menjalar melalui aliran darah dari jantungnya yang dengan cepat memenuhi sekujur tubuhnya.

Matanya yang terpaku pada He Jichen entah mengapa terasa perih. Ji Yi menggerakkan bibirnya, ingin memberi jawaban pada pemuda itu, tetapi tenggorokannya seakan tercekat dan dia tak mampu bersuara.

Sementara itu, pemuda yang bediri di hadapannya tidak yakin akan apa yang ingin dikatakan oleh gadis itu, atau apa yang sedang ada dalam benaknya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.