Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Ji Yi, Maukah Kau Mempercayaiku? (7)



Ji Yi, Maukah Kau Mempercayaiku? (7)

0

He Jichen khawatir bahwa Ji Yi akan menolaknya. Motifnya menawarkan kontrak pada gadis itu memang egoisꟷHe Jichen ingin Ji Yi berada di tempat dimana dia dapat melihatnya dan melindunginya.

0

Meskipun akan datang saatnya Ji Yi tidak lagi berhubungan dengan He Yuguang atau dirinya, mereka tetap tidak akan putus hubungan sama sekali seperti empat tahun lalu; mereka tidak akan berpisah begitu saja tanpa adanya ikatan yang tersisa.

Apakah dia tahu? Aku tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat, tetapi pada saat ini, aku melakukan segala cara untuk menemukan kata-kata yang tepat demi meyakinkannya.

Memikirkan hal itu, He Jichen menekuk sudut bibirnya dan berbicara sebelum Ji Yi dapat menguasai dirinya: "Sampai hari ini, YC belum menandatangani kontrak dengan artis manapun. Jika kau bergabung dengan kami, segenap perusahaan akan bekerja keras untuk mempromosikan satu-satunya artis kami."

"Kau juga telah melihatnyaꟷYC dan Huan Ying sudah mengadakan kerjasama. Segera setelah produksi serial yang baru dimulai, kami pasti akan menyewa aktor-aktor dari Huan Ying. Kau tentu mengerti bahwa aktor manapun yang berasal dari Huan Ying adalah aktor kelas A, atau minimal hampir setara dengan aktor kelas A."

Hening sejenak, He Jichen lalu menambahkan, "Aku akan memberimu satu janji terakhir..."

Wajah rupawannya terlihat begitu bersungguh-sungguh seakan ia sedang mengucapkan sebuah ikrar suci. Suaranya yang indah terdengar serius dan sentimental ketika berkata dengan tulus:

"...Aku tidak akan menjadikanmu sapi perah ketika kau terkenal, dan aku tidak akan berbalik meninggalkanmu saat kau berada di titik terendah."

Aku tidak akan menjadikanmu sapi perah ketika kau terkenal, dan aku tidak akan berbalik meninggalkanmu saat kau berada di titik terendah… Di dunia ini, hanya He Jichen-lah yang akan melawan arus demi dirinya.

Mata Ji Yi terasa semakin perih. Setelah mengalami begitu banyak kesusahan, dia telah menjadi jauh lebih kuat, tetapi pada saat ini, dia khawatir bahwa dirinya tiba-tiba akan menangis. Gadis itu segera memalingkan wajah dan mengalihkan pandangannya dari pemuda itu.

Sementara itu, He Jichen bertanya pada Ji Yi untuk ketiga kalinya, "Maukah kau mempercayaiku?"

Pemuda itu tidak berhenti sampai di situ. Ada kelembutan yang jarang terlihat dalam sorot matanya ketika dia berkata, "Jika kau bersedia… bergabunglah dengan YC."

"Datanglah ke sisiku… Aku akan tetap bersamamu dan menakhlukkan dunia ini bersamamu. Aku akan menggunakan segala dayaku untuk memberimu kebahagiaan yang paling kau inginkan."

Mata gadis itu merebak, maka ia pun menundukkan kepala.

Sadar akan ketidaksabarannya, ia berhenti mendesak gadis itu. Dia menunggu sesaat, kemudian berkata, "Tentu saja, aku tidak mengharapkanmu untuk langsung memberiku jawaban. Aku akan memberimu…"

He Jichen terdiam sesaat.

Dia belum memikirkan berapa lama waktu yang akan diberikannya pada wanita di hadapannya yang menundukkan kepala itu, ketika wanita itu mendadak membalikkan badan, menghadap meja.

Ji Yi membalik semua yang ada di atas meja, menggeledahnya sebelum akhirnya menemukan pena miliknya. Gadis itu langsung membalik kontrak sampai halaman terakhir dan dengan cepat menulis dua kata: Ji Yi.

Segala macam pikiran yang berputar di benak He Jichen langsung berhenti.

Di sana ada dua kontrak.

Setelah menandatangani kontrak pertama, gadis itu menyisihkannya dan membuka kontrak yang kedua.

Setelah mendengar suara kertas dibalik, He Jichen melihat pena itu kembali diangkat dan sebuah tanda tangan dengan dua kata yang indah: Ji Yi, dibubuhkan di atas kontrak kedua.

Ji Yi akhirnya meletakkan pena tanpa menoleh pada He Jichen. Gadis itu menunduk, dan berlalu dari hadapannya dengan ucapan datar, "Aku masih agak mengantuk, jadi aku akan kembali tidur sekarang."

Tanpa menunggu reaksi pemuda itu, ia berbalik dan langsung berjalan ke kamar tidur, lalu menutup pintu rapat-rapat

Gadis itu mengunci pintu dan bersandar pada daun pintu yang terbuat dari kayu. Saat mengerjapkan matanya, air mata mengalir turun.

Maukah kau mempercayaiku untuk berjuang berdampingan denganmu?

Maukah kau mempercayaiku untuk mengambil tiap langkah denganmu, mulai dari posisi terendah industri entertainment, menuju posisi tertinggi?

Maukah kau percaya bahwa aku bisa membantumu mendapatkan kembali apa yang telah dirampas darimu, sedikit demi sedikit?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.