Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Keberangkatan (9)



Keberangkatan (9)

0Tiga tahun yang lalu, bukankah Cheng Weiguo menyebut-nyebut putrinya dalam sebuah wawancara? Waktu itu, raut wajahnya terlihat penuh kasih sayang, layaknya seorang ayah yang sangat menyayangi putrinya...     
0

Kenapa ia datang ke Beijing, tapi tidak mau menemui putri yang sangat disayanginya, bahkan ketika putrinya sudah datang jauh-jauh untuk bertemu dengannya?     

Han Zhifan sepertinya merasa bingung karena teka-teki itu. Sekeras apapun ia berusaha memikirkannya, ia tetap tak bisa memahaminya.     

Karena Han Zhifan masih belum bereaksi, sang resepsionis mengira ia punya pertanyaan lain. "Tuan Han? Apakah ada hal lain yang bisa saya bantu?" tanyanya pelan.     

Han Zhifan menggeleng pada wanita itu. Ia terus berdiri di sana selama beberapa saat, kemudian bergegas pergi ke pintu masuk hotel.     

Ia berlari ke trotoar, tempat Cheng Weiwan berdiri tadi. Sosok wanita itu sudah lama menghilang dari pandangan. Han Zhifan menoleh ke kanan dan ke kiri, namun yang dilihatnya hanyalah wajah-wajah asing.     

Setelah meninggalkan kliennya begitu saja, Han Zhifan tak ingin kembali ke kantor dan lanjut bekerja. Ia lalu memutuskan untuk meminta sopir mengantarnya pulang lebih awal.     

Mendengar suara pintu utama dibuka, sang kepala pelayan mengira bahwa Cheng Weiwan sudah kembali. Sembari bergegas melangkah keluar dari dapur, ia memanggil nama Cheng Weiwan. "Nona Che-"     

Sebelum sempat mengucapkan kata "Cheng," kepala pelayan itu melihat Han Zhifan dan segera merubah nada suaranya. "...Tuan Han..."     

Han Zhifan berkata "Mhm", kemudian melepas sepatunya dan masuk ke dalam rumah.     

Mendengar sang kepala pelayan tadi hendak memanggil Cheng Weiwan, sebelum pergi ke lantai atas, pria itu bertanya, "Dia tidak di rumah?"     

Sang kepala pelayan tahu bahwa yang dimaksud oleh Han Zhifan dengan kata "dia" adalah Cheng Weiwan. "Setelah makan siang, Nona Cheng menidurkan tuan muda, lalu pergi keluar dan sampai sekarang belum kembali."     

"Oh," kata Han Zhifan. Pria itu tak mengatakan apapun dan langsung pergi ke lantai atas.     

Ia pergi ke kamar utama terlebih dahulu untuk berganti dengan pakaian santai, kemudian mengintip ke dalam kamar anak. Cheng Han masih tertidur pulas. Han Zhifan kembali ke lantai bawah.     

Pria itu duduk di sofa, mengambil majalah dengan sambil lalu, dan membolak-baliknya     

Setelah membalik dua halaman, ia melihat jam tangannya.     

Tak lama kemudian, malam pun tiba. Matahari sudah tenggelam, namun Cheng Weiwan belum kembali.     

Perlahan, Han Zhifan mulai merasa resah. Berkali-kali pria itu menoleh ke luar jendela.     

Makan malam sudah siap, namun Cheng Weiwan masih belum pulang. Akhirnya, Han Zhifan mencampakkan majalah itu, kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah jendela.     

Sang kepala pelayan memanggil Han Zhifan untuk makan, namun ia tak menghiraukan wanita itu. Diambilnya sebatang rokok, lalu dinyalakannya.     

Sang kepala pelayan bisa melihat bahwa Han Zhifan sedang dibebani banyak pikiran, namun dia tak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh majikannya itu.     

Han Zhifan lalu bertanya, "Apa dia bilang, mau pergi ke mana?"     

Wanita paruh baya itu menggelengkan kepala dan menjawab pertanyaan Han Zhifan. "Tidak. Nona Cheng tidak mengatakan apapun."     

Mendengar jawaban sang kepala pelayan, Han Zhifan tidak mengatakan apapun lagi. m Wanita itu pun menambahkan, "Tuan Han, ini sudah larut malam, tapi Nona Cheng belum kembali. Mungkinkah terjadi sesuatu padanya? Apa sebaiknya saya menghubungi Nona Cheng?"     

Han Zhifan tidak menjawab pertanyaan sang kepala pelayan.     

Wanita itu tidak bisa memahami perangai Han Zhifan, dia pun khawatir akan dimarahi jika menghubungi wanita itu tanpa seijin majikannya. "Tuan Han, ini sudah hampir jam sembilan malam. Nona Cheng..." lanjutnya.     

"Dia belum pulang, jadi hubungi saja dia. Kenapa kau terus bertanya padaku?!" seru Han Zhifan kesal melihat sang kepala pelayan terus mengulur waktu dan tidak segera melakukan panggilan.     

Aku tetap saja kena marah… Sang kepala pelayan menunduk sambil menggerutu dalam hati. Kemudian wanita itu bergegas meraih pesawat telepon dan menghubungi Cheng Weiwan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.