Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Hati Yang Terluka (6)



Hati Yang Terluka (6)

0Han Zhifan melihat sekilas layar ponselnya. Rupanya yang menghubunginya adalah sang kepala pelayan.     
0

Saat menerima panggilan itu, terdengar suara sang kepala pelayan melalui ponselnya. "Tuan Han, Nona Cheng pergi..."     

Memangnya kenapa kalau dia pergi? Aku tidak membatasi kebebasannya... ujar Han Zhifan dalam hati.     

Ia ingin bertanya pada sang kepala pelayan: "Apa demamnya sudah reda?"     

Namun sang kepala pelayan sudah mendahuluinya bicara, "...Nona Cheng masih demam. Saya ingin menghubungi dokter Luo untuk datang memeriksanya, tapi dia tidak mau, dan justru pergi keluar..."     

Demamnya belum reda, tapi dia tetap pergi?     

Han Zhifan mengerutkan kening, lalu dengan marah ia bertanya, "Kau tidak mencegahnya?"     

"Saya mencoba mencegahnya. Saya mengikutinya dan mencoba membujuknya cukup lama, tapi tak berhasil. Dia bersikeras ingin pergi..." Nada suara Han Zhifan yang terdengar galak membuat suara sang kepala pelayan terdengar semakin takut-takut. "...Saya khawatir terjadi sesuatu pada Nona Cheng, jadi... jadi saya menghubungi anda..."     

Dia sama sekali tak berguna! Kenapa aku mempekerjakannya?!     

Dalam hati, Han Zhifan menggerutu pada diri sendiri, namun ia tak menanggapi perkataan sang kepala pelayan. Usai mengakhiri panggilan, pria itu mengambil jaketnya dan bergegas keluar dari kantor.     

Sesampainya di area parkir bawah tanah, Han Zhifan langsung masuk ke dalam mobilnya dan menyalakan mesin. Saat itulah ia baru memiliki kesempatan untuk memikirkan hal itu dengan lebih seksama. Kemana Cheng Weiwan pergi dalam keadaan demam seperti itu?     

Ia teringat akan kejadian minggu lalu. Waktu aku pulang malam itu, dia sedang menonton wawancara Cheng Weiguo di TV... Sekarang hari Selasa dan Cheng Weiguo menjadi pembicara dalam seminar di Universitas Kedokteran Beijing pada jam dua siang... Kemarin dia tidak bisa menemui Cheng Weiguo di hotel Four Seasons. Apa mungkin dia pergi ke Universitas Kedokteran Beijing?     

Saat memikirkan hal itu, Han Zhifan lalu memutar kemudi, dan memacu mobilnya ke Universitas Kedokteran Beijing.     

Ia tiba di Universitas Kedokteran Beijing pada jam satu siang.     

Pria itu menemukan tempat parkir yang cukup dekat dan melangkah masuk ke dalam gedung Universitas itu.     

Kampus itu dipenuhi iklan dan petunjuk arah menuju ruangan di mana Cheng Weiguo mengadakan seminar perkuliahan. Han Zhifan bisa dengan mudah menemukan ruang auditorium Universitas Kedokteran Beijing itu.     

Ada beberapa orang mahasiswa yang keluar dari auditorium sambil membawa buku catatan.     

Han Zhifan segera menemukan Cheng Weiwan di dalam auditorium yang sangat ramai itu hanya dengan sekali pandang. Wanita itu sedang berdiri di depan pintu masuk.     

Rupanya dia memang pergi menemui Cheng Weiguo...     

Wanita itu terlihat kurang sehat; pasti karena dia masih demam. Dia terlihat lemah seakan bisa jatuh pingsan kapan saja.     

Han Zhifan tidak menghampiri Cheng Weiwan karena tak ingin mengganggunya.     

Ia berdiri di tempat yang cukup tersembunyi; wanita itu tak akan bisa melihatnya.     

Pada jam dua kurang sepuluh menit, hanya ada beberapa orang saja di pintu masuk auditorium itu. Para mahasiswa yang ingin mendengarkan seminar itu sudah duduk di dalam auditorium.     

Tak jauh dari mereka, ada beberapa orang pria berbusana rapi yang melangkah masuk.     

Semakin mendekat, Han Zhifan melihat bahwa pria yang berjalan di tengah adalah Cheng Weiguo. Mereka yang berjalan bersamanya sepertinya adalah para petinggi Universitas Kedokteran Beijing.     

Cheng Weiguo menoleh dan tersenyum pada pria berusia sebaya di sebelahnya sembari mengobrol.     

Kebencian berkobar dari dalam lubuk hati Han Zhifan. Sorot matanya yang penuh kebencian terarah lekat-lekat pada Cheng Weiguo sementara jari-jarinya mengepal keras.     

Ketika para pria itu semakin mendekat, Cheng Weiwan menegakkan tubuhnya.     

Wanita itu sedang berdiri di pintu masuk dan Cheng Weiguo beserta para rekannya bisa dengan jelas melihatnya.     

Semua orang mengira Cheng Weiwan adalah seorang mahasiswi dan tidak terlalu mempedulikannya. Setelah melihat sekilas ke arahnya, secara bergantian mereka mengalihkan pandangan.     

Ketika Cheng Weiguo akhirnya bersitatap dengan Cheng Weiwan, senyuman di bibir pria itu tidak berubah, ia pun tak berhenti bicara. Pria itu berlagak tak mengenalnya. Ia mengalihkan pandangan dan berjalan melewati Cheng Weiwan, sambil tetap berbicara dan bercanda dengan orang-orang di sekelilingnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.