Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Rasa Takut (5)



Rasa Takut (5)

0"Setelah Hanhan kubawa pulang dari rumah sakit, Muqing menyewa seorang bidan untuk merawat Hanhan."     
0

"Waktu itu, aku masih sakit. Pernah suatu ketika aku menelan sebotol penuh obat tidur."     

"Saat terbangun, aku sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit karena terus-menerus muntah."     

"Muqing yang sedang berada di sisiku waktu itu matanya sangat merah, dia mengataiku 'bodoh'. Dia memarahiku karena tidak berpikiran jauh dan bertanya apa yang akan terjadi pada Hanhan jika aku pergi."     

"Sebenarnya, waktu itu Muqing mengatakan banyak hal padaku, tapi aku tidak mendengarnya. Suara Hanhan yang terus-menerus menangislah yang mengingatkanku bahwa aku telah melahirkan seorang anak. Bayi yang kulindungi dengan segenap jiwa-ragaku akhirnya lahir…"     

"Dan mulai saat itulah aku tersadar, dan perlahan mengalihkan seluruh perhatianku pada Hanhan. Sedikit demi sedikit keadaanku mulai membaik seiring pertumbuhan Hanhan."     

"Ketika masih bekerja sebagai penulis naskah drama, aku memang tidak menghasilkan banyak uang, tapi aku menyisihkan sebagian besar penghasilanku untuk membeli sebuah apartemen. Semakin lama aku mengandung Hanhan, tabunganku semakin menipis, karenanya saat kehamilanku menginjak usia tujuh bulan, aku mulai menulis cerita lagi."     

"Aku tak berani memakai nama Cheng Weiwan karena khawatir orang-orang akan tahu tentang Hanhan. Meskipun kemudian aku mendaftarkan Hanhan atas nama Muqing, aku hanya bisa mulai menulis dengan nama samaran. Menulis buku sangat melelahkan dan aku tak menghasilkan banyak uang. Hari-hariku cukup berat, tapi aku tidak pernah membiarkan Hanhan menderita karena aku tahu tanpa anak itu, aku tak akan bertahan hidup. Hanhan-lah yang membuatku mampu terus berjuang…"     

Kedua tangan Han Zhifan mengepal keras, tanpa disadarinya.     

Punggungnya mulai gemetaran.     

"Lalu setelah itu, pengasuh yang kusewa menemukan tempat kerja yang lebih baik, jadi dia berhenti. Aku mencoba mencari pengasuh lain untuk menjaga Hanhan."     

"Kadang kala, aku tidak menyadari banyak hal ketika sedang berkonsentrasi menulis naskah. Tak berapa lama berselang, aku menyadari bahwa pengasuh yang baru sering mengomeli Hanhan, dan diam-diam dia memberi Hanhan obat tidur agar aku bisa bekerja dengan tenang."     

"Setelah mengetahuinya, aku tak bisa mempercayai orang lain lagi. Aku sepenuhnya merawat Hanhan sendirian. Pada siang hari, aku sama sekali tak punya waktu menulis, jadi aku harus menunggu sampai Hanhan tertidur dan baru mulai menulis di malam hari. Aku begadang setiap hari. Rambutku banyak yang rontok dan kondisi mentalku sangat buruk. Ingatanku mulai memburuk dan semakin memburuk. Selama beberapa waktu, aku menderita sakit kepala setiap harinya."     

"Bagaimana aku harus mengatakannya… Meskipun hari-hari itu sangatlah berat, aku merasa sangat bahagia."     

"Hanhan perlahan mulai belajar merangkak, lalu berjalan sempoyongan dan memanggilku "mama", lalu belajar mengucapkan kata-kata pendek."     

"Aku merasa berhasil melakukan sesuatu. Rasanya lebih memuaskan daripada saat pertama kali naskahku dijadikan serial televisi."     

"Tapi seiring pertumbuhan Hanhan, dia semakin mengerti tentang banyak hal. Seperti ketika dia berusia setahun lebih, tiba-tiba dia bertanya, 'Mama, 'papa' itu apa? Kenapa semua orang punya 'papa'? Kenapa aku tidak punya 'papa'?'"     

"Dia menanyakan beberapa hal secara berturut-turut. Aku tak tahu bagaimana harus menjawabnya."     

"Aku bisa saja mengatakan pada Hanhan 'papamu tidak menginginkanmu.' Namun pada akhirnya, aku memilih untuk berbohong padanya. Aku mengambil fotomu dan memberitahunya: 'Ini papa. Setelah kau besar nanti, papa akan datang menjemputmu.'"     

"Dia merasa sangat senang dan terus memanggil 'papa' tanpa henti. Karenanya aku mulai merekam semua aktivitasnya di siang hari, supaya suatu hari nanti dia bisa memberikan semua rekaman itu untuk ditonton ayahnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.