Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Tergoyahkan (8)



Tergoyahkan (8)

Sambil merenungkan apa yang dikatakan oleh Lin Muqing tadi, Cheng Weiwan pergi ke kamar Cheng Han terlebih dahulu untuk memeriksa keadaan putranya itu. Kemudian dia kembali ke kamarnya sendiri.     

Wanita itu mengantuk, namun setelah berbaring di ranjang dan membolak-balikkan tubuhnya, dia tetap tak bisa tidur walau bagaimanapun juga.     

Entah sudah berapa lama dia tak bisa tidur, namun seiring bergulirnya waktu, dia mulai merasa kesal. Setelah menyingkapkan selimut dari tubuhnya dan turun dari ranjang, Cheng Weiwan lalu melangkah ke arah jendela. Dilihatnya keadaan di luar. Akhir-akhir ini, dia sering melihat ke luar gedung apartemennya setiap malam sebelum tidur, dan melihat pria itu berdiri di bawah tiang lampu, merokok.     

Sebenarnya, sebelum Lin Muqing melihat pria itu di luar gedung apartemennya, Cheng Weiwan sudah terlebih dulu menyadari kehadirannya.     

Dia hanya tidak mengatakan apapun tentang hal itu, dan memaksakan diri untuk berpura-pura seolah tak pernah melihat pria itu.     

Seperti malam-malam sebelumnya, dia melihat ke bawah apartemennya. Setelah melihat pria itu, dia akan tidur seakan tidak pernah melihat apapun.     

Dia menghindari masalah, seperti kata Lin Muqing. Dia sedang menghindar dan juga membohongi diri sendiri.     

Dia beranggapan bahwa selama dirinya terus menghindar, dia bisa terus menganggap bahwa pria itu tidak mengembalikan Hanhan padanya, ataupun memberinya banyak uang untuk tunjangan anak, serta berpura-pura tak melihat pria itu di luar gedung apartemennya setiap malam.     

Akan tetapi, Lin Muqing terlalu mengenalnya. Lin Muqing tahu dia hanya berpura-pura dan meskipun dia terlihat baik-baik saja, Lin Muqing tahu benar betapa hatinya sangat gundah. Tanpa sungkan, wanita itu membeberkan semua fakta tersebut di depannya, memaksanya mengakui kebenaran.     

Apakah dia benar-benar harus memikirkan perkataan Lin Muqing dengan serius dan mempertimbangkan masa depannya bersama pria itu?     

Cheng Weiwan tahu hatinya mulai goyah. Dia sudah tergoyahkan sejak lama, namun perasaan ini tidak mampu melenyapkan rasa takut dalam lubuk hatinya.     

–     

Beberapa hari setelah itu, Han Zhifan terus muncul di depan gedung apartemen Cheng Weiwan setiap malam. Dan seiring bergulirnya waktu, pria itu tinggal lebih lama lagi di sana setiap kalinya. Pada suatu malam, pria itu bahkan berdiam di sana semalam suntuk.     

Sebenarnya, Cheng Weiwan tidak mengerti apa tujuan Han Zhifan terus berjaga di luar gedung apartemennya setiap malam. Akan tetapi, dia harus mengakui bahwa setelah Lin Muqing mengatakan semua itu, tindak-tanduk pria itu membuat hatinya semakin bingung. Semenjak saat itu, tanpa disadarinya, dia mulai sering melamun. Misalnya, seminggu setelah obrolan itu, setelah membuat Cheng Han tidur siang dan meminta asisten rumah tangganya untuk tetap berada di apartemennya sebentar dan menjaga putranya, dia pergi ke supermarket sendirian untuk membeli barang-barang keperluan Cheng Han. Dalam perjalanan pulang, hanya karena melihat kata "Han," dia teringat kepada Han Zhifan, yang setiap malam mengunjungi gedung apartemennya. Hal itu mengganggu konsentrasinya, sehingga tanpa sengaja dia menabrak seseorang yang mengendarai sepeda elektrik yang sedang melaju di tepi jalan. Wanita itu terjatuh dan kakinya terkilir.     

Orang yang tak sengaja bertabrakan dengannya adalah seorang anak kecil. Anak itu tak berhenti dan langsung pergi begitu saja.     

Cedera pada pergelangan kakinya tidak parah, namun rasanya sangat sakit sehingga dia tak bisa berdiri.     

Seseorang melihat kejadian yang dialaminya, dengan baik hati menghampirinya. Akan tetapi, sebelum pria itu sampai di dekatnya, ada orang lain yang terlebih dahulu muncul di sampingnya.     

Cheng Weiwan baru menyadari siapa yang menghampirinya ketika pria itu berjongkok di depannya dan bertanya seberapa parah lukanya. Saat itulah dia menyadari bahwa suara pria itu terdengar familiar, maka dia pun mengalihkan pandangan dari pergelangan kakinya, ke wajah pria di depannya itu.     

Ia tak lain adalah Han Zhifan.     

Kedua alis pria itu bertaut. Ada kekhawatiran di wajahnya, dan tatapan pria itu tidak tertuju pada wajahnya, namun pada pergelangan kakinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.