Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Dipaksa Menikah (3)



Dipaksa Menikah (3)

0Mendengar hal ini, barulah Cheng Weiwan menyadari bahwa Cheng Weiguo tidak pernah bermaksud untuk mengundangnya makan bersama dengan tulus. Pria itu hanya mengundangnya karena hendak memanfaatkannya.     
0

Pantas saja pria itu mencegah dirinya memanggil "Ayah" ketika dia masuk ke dalam ruang makan pribadi di restoran tadi, dan justru memperkenalkannya sebagai keponakan. Ternyata, pria itu menganggapnya memalukan. Kalau dia tidak bisa berguna bagi pria itu, ia bahkan tidak ingin orang lain tahu bahwa dia adalah putri kandungnya sendiri.     

Harapan yang dirasakannya semalam ketika pria itu meneleponnya, dan ketika dia tiba lebih awal untuk makan malam tadi, kini tiba-tiba terasa benar-benar menggelikan.     

Jari-jemari Cheng Weiwan mencengkeram erat tas yang ada di tangannya. "Ayah tidak pernah ingin bertemu denganku. Kemarin, tiba-tiba ayah menghubungiku, hanya karena aku masih berguna bagimu dan bahkan mungkin bisa memberimu sesuatu yang lebih baik. Benar, kan?"     

Sepanjang ingatan Cheng Weiwan, dia tidak pernah berbicara kepada Cheng Weiguo dengan nada marah seperti itu.     

Sebaliknya, dulu dia selalu menyimpan harapan di dalam hatinya. Pada akhirnya, dia justru dihadapkan dengan kenyataan yang konyol, karena itu dia sudah benar-benar tidak bisa menahannya lagi.     

"Tapi pernahkah ayah menganggapku sebagai putrimu, dan bukan sebagai alat yang bisa kau gunakan semaumu?!"     

Mendengar nada bicara Cheng Weiwan yang seperti itu, Cheng Weiguo mengerutkan kening. Ia ingin langsung marah, tapi karena ingat bahwa ia masih perlu bantuan Cheng Weiwan, ia pun meredam amarah itu dalam benaknya. Setelah beberapa saat, pria itu berbicara dengan nada lebih dingin daripada sebelumnya. "Kenapa kau tiba-tiba mengatakan semua ini padaku? Itu tidak ada kaitannya dengan apapun yang baru saja kukatakan."     

Cheng Weiwan sungguh tak tahu apakah Cheng Weiguo benar-benar menganggapnya sebagai pembuat onar yang menyebalkan, ataukah pria itu hanya tidak mempedulikannya. Dia berbicara lagi dalam kejengkelannya; air mata mulai menggenangi pelupuk matanya. "Tidak ada? Dari apa yang kulihat, itu sangat berkaitan dengan semua yang telah terjadi. Sejak aku kecil, apa ayah pernah makan denganku, atau pergi keluar denganku? Ayah bahkan tidak pernah berjalan-jalan denganku, bukan? Pernahkah ayah datang di hari ulang tahunku? Aku tidak pernah mengerti mengapa ayah orang lain bisa sangat menyayangi anak-anaknya, tapi kau tidak. Melihat betapa ayah tidak suka dengan anak kecil, kenapa dulu memutuskan untuk melahirkan aku?"     

Cheng Weiguo menganggap dirinya sudah cukup bersabar menghadapi Cheng Weiwan dengan tidak memarahi putrinya itu. Kini, karena gadis itu tak juga berhenti bicara, raut wajah pria itu menjadi semakin dingin. "Apa begini caramu bicara padaku?! Bukankah sudah berulang kali aku memberitahumu bahwa aku sibuk? Aku tidak seperti orang lain! Lihat saja para ayah lainnya. Apa mereka sesukses aku?"     

"Lebih baik aku punya seorang ayah yang miskin daripada memiliki ayah yang seSIBUK ini…" Cheng Weiwan sengaja memberi tekanan pada kata 'SIBUK'. Pria itu sudah memakai kata sibuk sebagai alasan semenjak dia masih kecil, dan dia sungguh mempercayai ayahnya itu. Kini setelah dewasa, dia menyadari bahwa sebenarnya pria itu bukannya sibuk. Pria itu hanya tidak mempedulikannya! Pria itu bahkan menganggap putrinya sebagai sebuah beban.     

"Cukup!" Cheng Weiguo sudah tidak dapat menahan kesabarannya lagi, dan nada suaranya menjadi lebih berat. "Aku tak punya waktu untuk berdebat tentang masalah ini denganmu. Kau harus tetap berhubungan dengan Tuan Liang. Siapa tahu kau ingin menikah dengannya setelah mengenalnya lebih jauh lagi."     

Cheng Weiwan tersenyum mengejek. "Ingin menikah dengannya? Tahukah kau bahwa dengan usianya itu, dia pantas menjadi ayahku?!"     

"Hal seperti itu bukan masalah. Terlebih lagi, kau sudah melakukan hal-hal yang sangat memalukan. Seharusnya kau merasa senang karena ada orang yang bersedia menikahimu dan tidak meremehkanmu karena sudah punya anak…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.