Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Dipaksa Menikah (6)



Dipaksa Menikah (6)

0Ketika sedang menangis tersedu-sedu, Cheng Weiwan merasa ada orang yang menariknya. Spontan dia mendongakkan kepala.     
0

Sepasang matanya yang merah dan bekas tanda lima jari di wajah wanita itu mengejutkan Han Zhifan.     

Siapa yang menamparnya?     

Raut wajah Han Zhifan seketika itu berubah suram. "Siapa yang menamparmu?"     

Cheng Weiwan tidak mengatakan apapun, air matanya terus berjatuhan.     

Jakun Han Zhifan bergerak naik-turun. Ia tak memaksa wanita itu untuk bicara, namun dibimbingnya wanita itu dan mereka berjalan menuju kantornya.     

Baru maju dua langkah, menyadari ada yang tidak beres, Han Zhifan pun berhenti. Ia lantas menundukkan pandangan dan menyadari bahwa hak sepatu wanita itu sangat tinggi. Langkah kakinya terseok-seok…     

Tanpa ragu-ragu, Han Zhifan segera membopong tubuh Cheng Weiwan.     

Setibanya di kantornya, Han Zhifan mendudukkan Cheng Weiwan di sofa. Kemudian ia pergi ke kamar mandi, membasahi sehelai handuk dan memerasnya sampai kering. Begitu keluar dari kamar mandi, ia memberikan handuk itu pada Cheng Weiwan, memberinya isyarat agar membasuh wajahnya dengan handuk itu.     

Cheng Weiwan sudah berhenti menangis. Saat menerima handuk itu, bibirnya bergerak, ingin mengucap 'terimakasih', namun dia tak mampu bersuara.     

Setelah membasuh wajahnya hingga bersih, bekas tamparan di wajahnya memudar.     

Ketika Han Zhifan mengambil handuk itu kembali, bibirnya yang terkatup rapat kembali melontarkan pertanyaan. "Siapa yang berani memukulmu?"     

Dengan kepala tertunduk, Cheng Weiwan masih belum mengucapkan sepatah katapun.     

Karena Han Zhifan tidak tahu siapa orangnya, hatinya terasa semakin sesak. Ia membalikkan badan, lalu melempar handuk itu ke dalam wastafel dan keluar dari kamar mandi lagi.     

Ia ingin membuka mulut dan bertanya lagi, namun sebelum sempat bicara, ponselnya berdering.     

Makan malam yang dipesannya sebelum menjemput Cheng Weiwan sudah sampai. Ia meminta satpam di lantai satu menerima makanan itu untuknya. Setelah mengakhiri panggilan, ia hendak pergi ke lantai bawah untuk mengambil makanan itu.     

Tiba-tiba saja, matanya tertuju pada pergelangan kaki wanita itu. Dilihatnya ada bekas luka yang berdarah, di atas mata kakinya.     

Alisnya mengerut, dan langkahnya sempat terhenti, sebelum akhirnya ia menghampiri Cheng Weiwan. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia membungkukkan badan, meraih pergelangan kaki wanita itu, dan melepas sepatu hak tingginya.     

Ada beberapa luka lecet di kakinya yang mulus itu… pantas saja wanita itu kesulitan berjalan ketika ia menuntunnya tadi…     

Dan juga, kenapa dia berjalan begitu jauh memakai sepatu hak tinggi?     

Semakin lama Han Zhifan memikirkannya, dalam hati ia merasa semakin kesal. Dengan suara yang sangat tenang, ia berkata, "Tunggu aku di sini. Aku akan membeli sepasang sepatu untukmu."     

Usai mengatakan hal itu, ia menoleh pada Cheng Weiwan. Khawatir wanita itu akan bosan menunggu sendirian, ia mengambil iPad miliknya dari atas meja, dan membuka kunci layarnya. Kemudian ia meletakkannya di tangan wanita itu dan berdiri tegak. Diambilnya jaketnya, lalu ia merogoh saku. Setelah yakin bahwa dompetnya ada di sana, ia pun pergi.     

Ditinggal sendirian di kantor itu, Cheng Weiwan merasakan betapa hening suasana di dalam ruangan itu.     

Setelah beradu mulut dengan Cheng Weiguo, dia sama sekali tidak bernafsu mencari hiburan dari iPad di pangkuannya. Dia pun bersandar di sofa, lalu menatap jutaan cahaya dari balik jendela yang berlatar-belakang langit malam di luar sana.     

Selang beberapa saat, dia ingin pergi ke toilet, maka dia pun berdiri dan berjalan bertelanjang kaki ke kamar mandi.     

Sekeluarnya dari kamar mandi dan kembali ke sofa, secara tak sengaja dia melihat sebuah buku. Dia pun bergerak mendekat dan mengambil buku tersebut.     

Cheng Weiwan memandangi sampul buku itu dan akhirnya menyadari bahwa itu bukanlah sekedar buku biasa. Itu adalah sebuah buku catatan…     

Apakah Han Zhifan memakai buku ini untuk bekerja?     

Tanpa terlalu memikirkannya, wanita itu meletakkan kembali buku itu di atas meja kopi, saat melihat selembar foto terjatuh dari buku catatan itu…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.