Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Kembali(1)



Kembali(1)

0Mungkin karena Cheng Weiguo belum menyerah atas keinginannya untuk menikahkan Cheng Weiwan dengan Tuan Liang, kali ini, ia segera menerima panggilan putrinya itu.     
0

Sebelum Cheng Weiwan sempat bicara, Cheng Weiguo bertanya, "Kenapa kau menghubungiku?"     

Tanpa memberi Cheng Weiwan waktu untuk menjawabnya, Cheng Weiguo kemudian menambahkan, "Tuan Liang menghubungiku siang tadi. Apa kau sudah mempertimbangkan untuk menikah dengan tuan Liang?"     

Hari itu, aku sudah memberi jawaban dengan tegas. Ayah bahkan menampar wajahku dan mengusirku dari dalam mobilnya karena jawabanku itu. Tapi, ia tetap saja punya nyali untuk menyinggung masalah pernikahan dengan Tuan Liang, segera setelah menerima panggilanku.     

Hati Cheng Weiwan bagai membeku, sehingga suaranya terdengar agak dingin. "Ayah tinggal di mana? Aku ingin bertemu."     

Mengenai kejadian yang menimpa Han Zhili, Cheng Weiwan berpikir sebaiknya membicarakan hal itu secara langsung dengan ayahnya. Jika lewat panggilan telepon, pria itu tidak akan bersedia memberitahunya secara blak-blakan, apakah hal itu benar ataukah tidak; pria itu mungkin bahkan tidak akan mau membahas tentang masalah itu dengannya.     

Cheng Weiguo ingin menolak permintaan putrinya itu, tapi saat memikirkan tentang tawaran tuan Liang, pria itu terdiam sejenak, dan akhirnya memberikan alamat hotelnya pada Cheng Weiwan.     

Usai mengakhiri panggilan, Cheng Weiwan menitipkan Cheng Han di apartemen Lin Muqing dan langsung pergi ke hotel tempat ayahnya menginap.     

Cheng Weiguo memberitahu Cheng Weiwan nomor kamarnya, maka wanita itu segera meminta resepsionis untuk menyalakan lift agar dia bisa pergi ke lantai atas.     

Di depan pintu kamar Cheng Weiguo, Cheng Weiwan menekan bel cukup lama, namun tidak ada yang membukakan pintu untuknya.     

Dia mengerutkan kening dan merogoh saku untuk mengambil ponselnya dan menghubungi Cheng Weiguo.     

Yang menerima panggilannya bukan Cheng Weiguo, tapi sopirnya.     

Begitu mengakhiri panggilan, sang sopir segera datang dengan membawa kunci kamar untuk membantu Cheng Weiwan masuk ke dalam kamar itu. "Tuan Cheng ada rapat mendadak. Beliau ada di ruang meeting hotel saat ini, jadi beliau meminta saya untuk membukakan pintu agar anda bisa menunggunya di dalam."     

"Terima kasih," Cheng Weiwan menjawab dengan sopan.     

Sopir itu tak berlama-lama di sana. Pria itu membungkuk pada Cheng Weiwan, lalu menutup pintu dan pergi.     

Kamar Cheng Weiguo sangat mewah; itu adalah kamar suite terbaik di hotel itu, dan luasnya paling tidak tujuh puluh hingga delapan puluh meter persegi.     

Cheng Weiwan memperhatikan seisi kamar itu sejenak dan akhirnya menemukan tempat duduk di samping jendela.     

Lokasinya sangat bagus. Dari balik jendela, dia bisa melihat separuh kota Beijing.     

Cheng Weiwan menebak bahwa Cheng Weiguo pasti suka bekerja di tempat itu sewaktu menginap di hotel ini. Jika tidak, pria itu tak mungkin meletakkan laptop dan USB miliknya di atas sebuah meja kecil.     

USB…     

Saat melihat USB itu, suatu kejadian penting dari masa lalunya melintasi benak Cheng Weiwan.     

Dia merasa pernah melihat USB itu karena beberapa tahun yang lalu, Cheng Weiguo memiliki USB yang sama persis.     

Dia ingat sewaktu masih SMP dulu, dia pergi mengunjungi pria itu di rumah sakit karena ingin bisa lebih dekat dengan ayahnya itu. Saat itu, ayahnya sedang mengoperasi pasien, beberapa dokter lain mengantarnya ke kantor sang ayah. Dulu dia masih remaja dan masih lugu. Dia melihat-lihat isi kantor ayahnya tanpa merasa sungkan dan menemukan USB ini. Tapi ketika dia baru saja menyentuhnya, ayahnya telah kembali dari ruang operasi dan menyambar USB itu darinya. Pria itu mencaci-makinya hingga beberapa saat, lalu mengusirnya dari rumah sakit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.