Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu (35)



Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu (35)

2Sebelum Qian Ge sempat memikirkan semuanya dengan seksama, dua orang wartawan telah menyodorkan dua buah mic ke hadapannya.      2

"Nona Qian Ge, saya ingin bertanya – setelah semua hal yang baru diungkapkan, apakah ada yang ingin anda sampaikan?"     

"Nona Qian Ge, boleh saya tahu bagaimana anda akan meminta maaf pada Nona Ji Yi?"     

Mengikuti interogasi Qian Ge yang dilakukan oleh kedua reporter itu, reporter lainnya lantas tersadar dan ikut mengerumuninya dengan menyodorkan mic.     

"Nona Qian Ge, setelah mendengar pengakuan Xie Siyao, tidakkah anda berpikir bahwa anda telah membohongi publik, karena ternyata citra publik anda bertentangan dengan kepribadian anda yang sebenarnya?"     

"Nona Qian Ge..."     

-     

"Gila! Dia benar-benar membuatku tak habis pikir! Aku sungguh tak pernah membayangkan bahwa Qian Ge ternyata adalah orang yang seperti itu!"     

"Ya! Aku tadinya mengira bahwa kecelakaan mobil yang menimpa Ji Yi adalah kecelakaan biasa! Aku tidak pernah menyangka bahwa seseorang ternyata merencanakan hal itu!"     

"Punya sahabat baik seperti itu sungguh sangat tragis. Kudengar Ji Yi terbaring koma sampai tiga tahun penuh! Ketika pertama kali dia kembali ke industri perfilman, kudengar kesehatannya tidak terlalu bagus dan setelah syuting sebentar, dia akan bermandikan keringat."     

"Xie Siyao benar-benar keren! Ia menghubungi polisi dan akhirnya menyerahkan diri!"     

"Ia pasti sudah merasa muak! Kalau aku jadi dirinya, dan pacarku dicuri, sehingga aku keguguran, aku juga akan melakukan tindakan yang sama!"     

"Setelah semuanya dibeberkan, aku baru tahu Qian Ge memang tidak mengenal batas! Kasihan Xie Siyao!"      

"Apa maksudmu kasihan? Ia dulunya adalah seorang kaki-tangan! Jika Qian Ge tidak membuatnya kesal, apa ia akan menyerahkan dirinya? Ia tidak berhak mendapat simpati sama sekali!"     

"Ya! Ia tidak patut dikasihani. Ini memang dunia yang kejam! Tapi bagaimana dengan He Jichen, kurasa dia cukup jantan! Ternyata dia menikam Qian Ge dengan sebilah pisau demi wanita yang dicintainya! Apa yang dikatakannya waktu itu? Dia seharusnya mendapatkan poin tinggi sebagai seorang kekasih!"     

"Dia bilang: 'aku akan mencabut nyawamu sebagai ganti ketidakadilan yang kau lakukan padanya'!"     

"Ya ya ya!! Jadi rupanya dia masih seorang Dewa yang reputasinya tak tertandingi..."     

...     

Kehebohan yang tak ada habisnya mewarnai situasi di dalam kamar hotel di lantai atas. Sementara itu, suasana di aula perjamuan, yang juga tengah menyajikan siaran langsung kejadian itu, sama hebohnya.     

Segera setelah Xie Siyao mengakhiri panggilannya ke kantor polisi, petugas-petugas polisi bermunculan di Beiyang Hall dan bergegas memasuki kamar hotel itu.     

Xie Siyao bukanlah satu-satunya orang yang diborgol dan diamankan; Qian Ge juga ditangkap.     

Para reporter tak henti-hentinya mengambil foto, meskipun telah diperingatkan oleh polisi.     

Semua insiden itu disiarkan secara langsung dan dipertontonkan lewat sebuah layar lebar di aula acara maupun aula perjamuan, hingga saat Qian Ge masuk ke dalam mobil polisi.     

Sosok Qian Ge sudah tak terlihat di layar, namun tatapan Ji Yi masih terpaku pada layar lebar itu semenjak dirinya kembali ke lantai bawah setelah berganti dengan gaun yang baru.     

He Jichen mengalihkan tatapannya yang tak mengandung emosi dari layar tersebut, lalu menoleh ke arah Ji Yi.     

Wajah istrinya itu dihiasi ekspresi senang dan bersemangat, namun tidak berlebihan. Mata indahnya berkilat dan sudut-sudut bibirnya terangkat. He Jichen tahu pada saat itu juga, bahwa istrinya sedang merasa sangat bahagia atas apa yang menimpa Qian Ge.     

Tatapan He Jichen menjadi lebih hangat sembari memandangi istrinya beberapa saat lamanya. Kemudian pria itu berbisik, "Ayo pergi."     

Mendengar ajakan He Jichen, Ji Yi berkata "Oke", namun matanya masih terpaku pada layar lebar itu.     

He Jichen berdiri terlebih dulu dan merapikan kemejanya. Kemudian ia mengulurkan tangan dan membantu Ji Yi membawa tasnya.     

Merasakan bahwa suaminya telah beranjak dari tempat duduknya, Ji Yi, yang masih memandangi layar besar itu, perlahan berdiri dan bersiap hendak pergi.     

He Jichen menggenggam tangan Ji Yi dan mengawalnya keluar pintu.     

Ji Yi menoleh kembali ke layar besar di belakangnya setelah maju tiga langkah.     

Begitu meninggalkan aula acara, keduanya langsung masuk ke dalam mobil. He Jichen membungkukkan badannya untuk memasang sabuk pengaman Ji Yi. Wanita itu mendadak meraih tangan pria itu lalu menggigitnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.