Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu

He Jichen, Aku Ingin Kita Punya Bayi (18)



He Jichen, Aku Ingin Kita Punya Bayi (18)

1Kenapa Xie Siyao juga meninggalkan acara lebih awal?      2

Senyuman yang menghiasi wajah Ji Yi ketika melihat He Jichen kini tiba-tiba menghilang.     

Tangan He Jichen yang memegang gagang pintu mobil sempat bergetar sejenak. Tanpa ragu sedetik pun, ia menoleh dan perlahan berkata pada Ji Yi, "Aku akan pergi ke sana untuk merokok sebentar."     

Setelah mengatakan hal ini, pria itu kembali menutup pintu dan berjalan ke belakang mobil.     

"Aku tidak menyangka kau masih ada di sini..." He Jichen baru saja maju dua langkah ketika mendengar suara Xie Siyao. Kali ini, suara sepatu hak tinggi wanita itu terdengar jelas.     

Bunyi detak sepatu hak tinggi Xie Siyao terdengar semakin mendekat. Kemudian suara wanita itu terdengar lagi. "Lho? Ini kan... Tuan He?"     

Langkah kaki He Jichen tidak melambat sedikitpun mendengar sapaan Xie Siyao itu.     

Langkah kaki Xie Siyao terdengar semakin bertambah cepat. Ketika He Jichen berjalan melewatinya, Xie Siyao berhenti tepat di depan pria itu. Wanita itu mendongak dan tersenyum cerah. "Ah, ternyata memang Tuan He! Kukira aku salah mengenali orang tadi."     

He Jichen memandang Xie Siyao yang tersenyum ramah dengan tatapan yang dingin. Tak lagi menghiraukan wanita itu, ia menghindar dan terus melangkah maju.     

Tapi kali ini, sebelum kaki He Jichen sempat bergerak, Ji Yi, yang kini berdiri di sampingnya, menarik lengan kemejanya.     

Kedua alis He Jichen bertaut. Pria itu menoleh pada Ji Yi.     

Ji Yi tersenyum hangat kepadanya dan mendekap lengan pria itu yang kemudian ditariknya. Dia menempelkan tubuhnya pada tubuh He Jichen lekat-lekat, tersenyum pada Xie Siyao, dan berkata, "Nona Xie, boleh kutanya kenapa kau mencari Jichen?"     

Jichen... Tubuh He Jichen seketika itu membeku.     

Semenjak mereka hidup bersama, Ji Yi selalu memanggilnya "He Jichen." Mungkin ini pertama kalinya wanita itu memanggilnya "Jichen."     

Meskipun banyak orang di dunia ini yang memanggilnya "Jichen," semuanya tidak terdengar penuh perhatian dan sangat merdu seperti cara Ji Yi memanggilnya.     

Xie Siyao sepertinya tidak mengira bahwa Ji Yi akan merespon dengan cara seperti itu. Wanita itu tampak tertegun sesaat sebelum sudut-sudut bibirnya menekuk membentuk senyuman hangat, kemudian ia berkata, "Ah, bukan apa-apa kok. Waktu kau pergi tadi, pestanya sudah selesai. Kebetulan aku melihat kalian berdua saat aku keluar, jadi aku menyapa kalian. Lagipula, para sutradara dan produser kan sudah sangat mengenal He Jichen..."     

Senyuman Ji Yi tidak memudar, namun dalam hati dia tertawa sinis     

Wanita ini benar-benar pantas dijuluki rekan Qian Ge. Tingkah lakunya sama persis dengan Qian Ge!     

Apa ia pikir aku ini bodoh? Seolah-olah aku tidak tahu bahwa ia sengaja pergi dan menarik perhatian tamu yang lain agar berkumpul di pintu masuk, hanya untuk mempermalukan He Jichen?     

Dalam hati, Ji Yi tahu benar mengapa He Jichen berkata bahwa ia akan merokok sebentar ketika mendengar Xie Siyao memanggil Ji Yi untuk yang pertama kalinya. Dia juga tahu bahwa ketika Xie Siyao melihat He Jichen berusaha menghindarinya, wanita itu sengaja bergegas menyusul He Jichen untuk mencegatnya. Itulah mengapa Ji Yi mengabaikan Xie Siyao di depan He Jichen dan menarik pria itu kembali ketika ia berusaha untuk pergi.     

Ji Yi ingin agar mereka semua tahu bahwa He Jichen adalah pria yang sangat dicintainya dan kepadanya dia telah menyerahkan sisa hidupnya. Tak peduli bagaimanapun orang lain menilai pria itu, di mata Ji Yi, dia pria sempurna.     

Yang terpenting adalah bahwa dia ingin menghibur He Jichen, meski pria itu telah berbohong padanya malam ini.     

Dengan pikiran itu, senyuman Ji Yi menjadi semakin hangat. "Begitu rupanya..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.